Kingdom: Ashin of the North
Sutradara: Seong-hun Kim
Skenario: Eun-hee Kim
Pemain: Jun Ji-Hyun, Byeong-eun Park, Si-ah Kim
Segalanya dimulai dari serangkaian bunga ungu.
Kecil, halus, gemulai, tetapi begitu beracun hingga mampu meruntuhkan dunia.
Si kecil Ashin yang lincah, diam-diam menyelinap dari pengawasan ayahnya untuk ke Kawasan hutan terlarang. Dia menyeberang sungai, memasuki sebuah gua untuk memetik bunga yang diharapkan menyembuhkan sang ibu yang sakit keras. Tak lupa dia selalu mengamati sebuah tulisan purba di dinding gua yang memberi peringatan "tanaman ungu violet ini begitu sakti, tetapi penggunanya akan menerima akibatnya".
Ashin dan warga lainnya semula tak menyadari betapa kesaktian bunga violet itu mampu ‘menghidupkan’ tubuh mati menjadi zombie. Kisah temuan Ashin inilah yang menjadi titik awal serial terkemuka “Kingdom” yang meledak selama dua musim tayang.
Kingdom : Ashin of the North adalah bagian terpisah yang dianggap ‘prekuel’ atau mungkin juga spin-off, karena menikmati episode atau film ini tak mewajibkan seseorang untuk lebih dulu menyaksikan kedua musim tayang serial “Kingdom”. Kisah Ashin dari Utara, seperti disampaikan penulis skenario Eun-hee Kim, perlu lahir untuk menceritakan sejarah bagaimana pandemi zombie itu dimulai.
Syahdan Ashin dan keluarganya adalah suku Seongjepyain yang secara geografis termasuk dalam area Joseon, karena masih di perbatasan. Karena ayah Ashin si Kepala Desa bersumpah setia mendukung Joseon, maka sukunya Seongjepyan menganggap keluarga Ashin adalah pengkhianat. Bisa dibayangkan nasib keluarga Ashin yang dibantai di suatu malam jahanam. Dan bisa dibayangkan pula Ashin kecil (Kim Shia-a), adalah satu-satunya anggota keluarga yang kelak menjadi protagonis cerita ini.
Kita menyaksikan Ashin kecil , bak seorang Ekalaya versi perempuan, belajar memanah sendirian dan belajar bertahan di tengah hutan. Ketika dia tumbuh dewasa (yang diperankan dengan bagus oleh Jun Ji-Hyun), Ashin menjadi seorang jagoan penguasa hutan yang tak terkalahkan. Ashin hanya mempunyai tujuan hidup: membalas dendam.
Selanjutnya, kita menyaksikan murka yang terpendam di dalam wajah dan tubuh Ashin yang sangat ekonomis dalam kata-kata; bahkan ketika berbagai lelaki desa melecehkannya. Ashin baru melancarkan segala kekuatan, kesaktian dan kedahsyatan khasiat si bunga violet itu setelah dia menyadari siapa sesungguhnya kumpulan penjahat keji yang membunuh keluarganya.
Baginya, ternyata semua pihak di sekelilingnya ternyata adalah orang-orang jahat. Baik orang-orang desa yang gatal, para pimpinan Pajeowi yang bengis dana palagi petinggi Joseon yang bak ular yang hanya berani mematuk dari belakang. Dendam kesumat dirancang dengan penuh strategi di dalam diam.
Belasan tahun Ashin mempelajari khasiat bunga ungu, dan pada saat yang tepat zombie pertama tercipta. Kemudian hanya dalam hitungan dua jam, zombie berkembang menjadi tujuh, 20, seratus dan seterusnya. Seperti juga di dalam serial “Kingdom”, gerombolan zombie di dalam film ini bukan sekedar horor untuk daya kejut, meski penggambaran saat satu orang yang segar bugar dikeroyok ratusan zombie lapar itu sangat mengerikan. Gerombolan ini adalah lambang manusia yang memakan, mengunyah dan membunuh sesama manusia demi menunaikan rasa rakus tak berkesudahan.
Ashin mungkin lebih cocok dianggap sebagai tokoh antihero, meski kita sangat memahami alasan tingkah laku dan keinginannya untuk balas dendam. Aktris Jun Ji-Hyun tampil meyakinkan sebagai seorang perempuan mandiri yang belasan tahun memendam dendam membara akibat pembantaian seluruh keluarganya.
Dari sisi sinematografi, tentu saja tak kalah dengan serial “Kingdom”. Bedanya, setting film inipun dominan terjadi di hutan, tepi sungai dan desa: serba gelap, penuh lumpur, meski sesekali akan terlihat hijau flora cantik yang diselingi dengan fauna yang berubah menjadi zombie.
Sesungguhnya sutradara Seong-hun Kim dan penulis skenario Eun-hee Kim masih ‘berhutang’ dengan “Kingdom: Crown Prince” yang sungguh dinanti, ternyata prekuel Ashin dari Utara ini tak bisa dikatakan sekedar selingan. Ditayangkan di saluran digital Netflix, edisi spesial yang sudah sama dengan sebuah film layar lebar ini mengisi 90 menit dengan cerita yang padat, karakter Ashin yang kuat dan adegan-adegan yang mendebarkan.
Leila S.Chudori
Berita terkait
IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan
15 hari lalu
RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.
Baca SelengkapnyaApriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi
24 hari lalu
Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.
Baca Selengkapnya47 hari lalu
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik
53 hari lalu
Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.
Baca SelengkapnyaPenjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City
12 Februari 2024
Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.
Baca SelengkapnyaUrgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"
12 Februari 2024
Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.
Baca SelengkapnyaPT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta
6 Februari 2024
PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.
Baca SelengkapnyaBagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina
5 Februari 2024
Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.
Baca SelengkapnyaBamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai
22 Januari 2024
Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.
Baca SelengkapnyaPrabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia
15 Januari 2024
Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.
Baca Selengkapnya