Tahu Diri

Penulis

Putu Setia

Sabtu, 3 Agustus 2019 07:32 WIB

Pilkada Serentak

Putu Setia
@mpujayaprema

Punya ambisi itu boleh, tapi harus tahu diri. Petuah bijak ini lagi ramai diucapkan tatkala mulai terjadwal pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan tahun depan. Masih jauh, tapi mulai panas. Maklum, rakyat rupanya tak bosan dalam urusan politik memilih pemimpin ini. Sejumlah bupati dan wali kota harus dipilih pada 2020 nanti, termasuk di daerah saya.

Ada yang menggadang-gadang mantan direktur utama BUMN untuk menjadi calon bupati di daerah saya. Dianggap sukses. Pengalaman, wawasan, kepemimpinan, dan seterusnya sudah dipastikan lebih unggul dari calon yang tersedia. Apakah sang mantan direktur utama BUMN itu bakal sukses? "Tahu dirilah," sejumlah orang mencemooh. Apa yang harus diketahui? Ya, dirinya tak punya partai, tak punya cantelan ke pemimpin partai. Tak dikenal pula oleh rakyat pedesaan.

Syarat untuk menjadi bupati atau wali kota adalah dicalonkan oleh partai. Memang bisa calon perorangan alias independen, tapi sulit menang. Sebab, saat kampanye, kader partai di desa-desa akan berbuat habis-habisan untuk menggaet suara rakyat. Partai memang bisa mencalonkan yang bukan kader, tapi calon itu harus populer. Lebih bagus lagi, sudah populer, keluarga pejabat pula.

Fenomena ini yang memunculkan orang populer seperti Gibran Rakabuming diincar menjadi calon Wali Kota Solo. Maklum, ayahnya adalah Jokowi, presiden republik ini. Bobby Nasution dilirik Partai Golkar untuk menjadi calon Wali Kota Medan karena Jokowi adalah mertuanya. Siti Nur Azizah siap dicalonkan menjadi Wali Kota Tangerang Selatan karena ayahnya, Ma’ruf Amin, wakil presiden terpilih. Mereka sudah memiliki modal besar.

Advertising
Advertising

Jika ditarik ke level yang lebih tinggi, misalnya, dalam perebutan kursi kabinet, petinggi partai berlomba mencalonkan kadernya. Bahkan keluarga petinggi partai itu sendiri, meski memakai teknik orang lain yang menyampaikan. Di keluarga Megawati, ada Prananda Prabowo yang mau diorbitkan. Di keluarga Surya Paloh, ada anaknya, Prananda Paloh. Bahkan Ketua Umum Perindo Hari Tanoe memperkenalkan putrinya, Jessica Herliani. Semua partai koalisi pengusung Jokowi ramai-ramai menyodorkan kader. Sampai ada nada peringatan dari petinggi partai besar agar partai gurem, yang tak lolos ke parlemen, tahu diri untuk tidak mencalonkan menteri. Padahal, kalau semua tahu diri, Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif tak perlu disodor-sodorkan nama.

Perlukah mengukur tahu diri itu? Gibran Rakabuming mungkin tahu diri bahwa dirinya tak punya pengalaman apa-apa menjadi pejabat publik. Dengan demikian, ketika dimintai tanggapan soal hasil survei di Solo itu, dia hanya menjawab plonga-plongo: "Lihat saja nanti." Begitu pula Bobby Nasution yang harus konsultasi dulu dengan keluarganya. Namun Siti Azizah menyatakan siap. Azizah rupanya tahu diri bahwa dia punya kemampuan karena selama ini sudah menjabat di Kementerian Agama, walau faktor ayahnya sangat penting.

Tak ada larangan seorang anak pejabat menjadi pejabat. Sudah ada bupati yang digantikan anaknya, bahkan oleh istrinya. Sistem dinasti sudah semakin subur di negeri ini. Bukan karena kita kekurangan calon pemimpin, melainkan perjalanan demokrasi kita baru sebatas itu. Partai politik sebagai pencetak pemimpin juga sudah dikelola dengan gaya dinasti. Kongres partai pun mengukuhkan itu.

Tinggallah kita berharap calon pemimpin itu tahu diri, apa mereka mampu menjalankan tugasnya. Lebih penting lagi masyarakat harusnya betul-betul tahu diri jika memilih pemimpin. Cobalah lirik-lirik kolam yang lain, jangan cari katak di kolam yang itu-itu saja.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya