Situng

Penulis

Putu Setia

Sabtu, 22 Juni 2019 07:10 WIB

Siluet Ketua KPU Arief Budiman saat melakukan monitoring rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 melalui aplikasi Situng di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu, 20 April 2019. KPU menegaskan Situng tidak akan mempengaruhi penetapan hasil Pemilu 2019 karena rekapitulasi resmi tetap dilakukan secara real count manual. ANTARA/Rivan Awal Lingga

Putu Setia
@mpujayaprema

Banyak benar akronim yang membuat kita bingung, salah satunya Situng. Kalau kata Situng dipanjangkan, juga simpang-siur. Ada yang menyebut "sistem informasi penghitungan", lalu ada yang lebih panjang "sistem informasi penghitungan suara". Huruf mana yang mewakili kata "suara" juga tak jelas. Kenapa tak disingkat SIP saja, lebih adil setiap kata diwakili huruf paling awal. Jangan-jangan dibutuhkan RUU tentang akronim.

Yang jelas, Situng berkaitan dengan menghitung suara hasil pemilihan umum. Perangkatnya barang canggih, ribuan komputer dan sejumlah server. Pakar teknologi informasi terlibat sejak merancang sistem sampai mengawasi keamanan Situng. Anggaran pun besar. Untuk server di Komisi Pemilihan Umum saja butuh Rp 35 miliar, anggaran seluruhnya tentu lebih gede lagi.

Apa yang dilakukan dengan Situng ini? Kalau mau dijelaskan dengan sederhana, bisa saja. Suara yang sudah dikumpulkan di kabupaten, langsung dikirim ke server Situng KPU di Jakarta. Hasilnya bisa dilihat oleh siapa pun lewat web Situng KPU. Namun penjelasan bisa rumit jika mengusut bagaimana mengirim jumlah suara dari kabupaten ke KPU, atau siapa yang mengawasi angka itu benar atau salah pencet karena faktor kelelahan petugas.

Situng menjadi pembahasan panjang di sidang Mahkamah Konstitusi. Kubu 02 sebagai pemohon menggugat Situng sebagai salah satu sistem yang menyebabkan pemilihan umum, khususnya pemilihan presiden, banyak kecurangan. Pihak KPU sebagai termohon membalas dengan menghadirkan pakar IT, Prof Marsudi Wahyu Kisworo. Begitu pentingnya soal Situng sehingga KPU hanya menghadirkan satu-satunya saksi ahli. Urusan lain, soal daftar pemilih tetap yang disebut amburadul, tuduhan kecurangan di beberapa tempat pemungutan suara, kenetralan aparat sipil, tidak diladeni KPU. Mungkin karena saksi-saksi yang dihadirkan pemohon 02 terlalu lokal, bahkan ada seseorang yang menjadi tahanan kota ikut bersaksi. Bisa jadi pihak KPU berpikir, soal-soal receh tak harus diladeni.

Advertising
Advertising

Jika urusan Situng demikian menyita persidangan, lalu seberapa besar pengaruh Situng ini terhadap keputusan KPU yang menetapkan kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf? Ternyata tidak ada. Hakim menyebutkan, penetapan hasil pemilihan umum, termasuk di dalamnya hasil pemilihan presiden, berdasarkan undang-undang adalah penghitungan manual yang berjenjang, dari tempat pemungutan suara, dibawa ke kecamatan, lalu ke kabupaten/kota, terus ke provinsi, berakhir di KPU Jakarta. Prof Wahyu, sang perancang Situng, juga menyebutkan: "Situng memang tidak dirancang untuk sistem penghitungan suara, tapi dirancang sebagai sarana transparansi kepada masyarakat sehingga masyarakat punya fungsi kontrol terhadap proses penghitungan suara yang dilakukan secara berjenjang."

Sampai di sini jelas, kan? Energi kita habis untuk hal yang tidak penting amat. Caci-maki para politikus yang menyebut Situng itu gombal, amatiran, sumber kecurangan, terus mengalir. Andai kata pun itu benar atau sebagian benar, tak akan bisa mengubah hasil pemilu yang berdasarkan hitung manual.

Jika begitu, untuk apa Situng ini? Bukankah sarana transparansi dan penasaran masyarakat sehingga punya fungsi kontrol bisa diwakili oleh hitung cepat yang metode dan akurasinya kian canggih? Barangkali Situng tak perlu saat ini karena kita masih akrab dengan cara tradisional. Terbukti undang-undang juga mengabaikannya. Namun, sebagai uji coba untuk penetapan hasil pemilu ke depan, tetap penting, mumpung barangnya sudah ada, mubazir jika tak dipakai.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya