Cemas

Penulis

Putu Setia

Sabtu, 16 Maret 2019 07:32 WIB

Sejumlah petugas melipat surat suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Gudang Logistik KPU Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, 11 Februari 2019. Jumlah petugas pelipatan 1.000 orang dari PPK, PPS serta KPPS. ANTARA

Putu Setia
@mpujayaprema

Ada yang cemas dengan situasi yang terjadi saat ini gara-gara pemilihan presiden yang akan berlangsung bulan depan. Pemilihan umum sejatinya tak cuma memilih pasangan presiden dan wakil presiden, tapi juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah. Namun pemilihan wakil rakyat ini tenggelam karena hiruk-pikuk pemilihan presiden yang calonnya cuma dua. Tidak ada calon alternatif. Tidak memilih alias golput bisa disebut bodoh oleh Romo Magnis Suseno, rohaniawan yang filsuf.

Kecemasan adanya perpecahan dalam masyarakat disebabkan calon presiden yang melakukan pertandingan ulang. Dalam tanding ulang ini, calon presiden hanya mengganti calon wakilnya. Jadi, pendukung fanatik mereka sudah ada sejak lima tahun lalu.

Para pencemas menyebut perpecahan ini sudah keterlaluan, bahkan tidak waras. Kebencian, caci maki, fitnah, dan saling menuduh bohong berhamburan setiap hari. Para budayawan yang terhimpun dalam Mufakat Budaya Indonesia, salah satu kelompok yang cemas, sampai perlu mengeluarkan pernyataan tentang dikhianatinya nilai-nilai kemanusiaan oleh kedua kubu yang bertarung. Mereka menyerukan untuk menghentikan praktik diskursif, ujaran dan tindakan yang berpotensi merusak serta membusukkan tata hubungan sosial kultural masyarakat Indonesia yang sudah susah payah dibangun leluhur kita bersama. Para budayawan ini meminta kontestasi politik tidak dijadikan ajang pertempuran di antara kekuatan yang semata-mata dihela nafsu meraih kekuasaan temporer.

Apakah Anda ikut cemas? Mungkin iya jika Anda penonton televisi berita yang rajin, pembaca media cetak atau online yang setia, apalagi orang yang tak bisa lepas dari gadget untuk terhubung ke media sosial. Di situ memang awal tersajinya segala kecemasan akan rusaknya persatuan bangsa. Namun, kalau Anda sedikit saja mau cuek, misalnya memilih televisi yang isinya sinetron melulu, barangkali kecemasan itu berkurang. Apalagi bila di media sosial Anda hanya berteman dengan orang yang suka membuat status buah-buahan atau memuji anak-cucu, Anda sedikit selamat. Dengan segala dalihnya, media massa dan media sosial adalah sumber ampuh untuk menyebarkan perseteruan kedua kubu. Tentu dengan keberpihakan kepada salah satu kubu, baik diakui maupun tidak.

Advertising
Advertising

Kalau sedikit mau piknik ke perdesaan, mungkin juga tingkat kecemasan Anda berkurang tentang rontoknya persatuan bangsa. Perdesaan kita tenang karena para wong cilik sudah jenuh dengan pemilihan yang terlalu banyak sejak ada pemilihan kepala daerah. Masyarakat juga mulai cerdas, tak merasa perlu menjagokan tokohnya sampai ribut-ribut dengan tetangga. Selain itu, taraf hidup mulai membaik sehingga mereka tak tergiur oleh kaus gratis dengan cara ikut kampanye. Di perdesaan yang minoritas muslim keadaan lebih tenang lagi karena pemilihan presiden ini lebih banyak "urusan umat Islam". Sebanyak 80 persen lebih pemilih tetap adalah muslim.

Saya juga cemas. Namun saya mencemaskan orang-orang pintar yang menjadi provokator rusaknya persatuan kita. Mereka itu para elite politik yang kini memegang jabatan penting dan jadi selebritas. Ya, pimpinan DPR, tokoh-tokoh partai, juga banyak akademisi. Cobalah telisik, siapa yang suka mendungukan orang, siapa yang suka menuduh orang berbohong, dan siapa yang menyebarkan fitnah. Mereka orang pintar di dua kubu. Saya tak bisa membayangkan bagaimana kalau jagoannya kalah. Apa mereka legowo menerima? Nanti, apabila pemilu selesai dan permusuhan masih tetap ada, para elite inilah biang keroknya. Ironis. Padahal mereka kebanyakan digaji dengan uang rakyat.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya