Tonya Punya Cerita

Rabu, 23 Mei 2018 13:00 WIB

Adegan film I, Tonya. rollingstone.com

I, Tonya” adalah sebuah drama keluarga.

Olahraga Figure-Skating, penyerangan terhadap atlet skate Nancy Kerrigan hingga pengadilan terhadap Tonya Harding adalah latar belakang penting yang membangun seorang Tonya. Tetapi sesungguhnya film ini adalah kisah salah asuhan terhadap salah satu (calon) atlet paling berbakat di bidangnya yang mungkin bisa melejit jika tak terjungkal skandal.

Film “I, Tonya” seperti sebuah suara baru yang ingin ‘menjelaskan’ kepada dunia—yang puluhan tahun mencaci Tonya—bahwa bukan hanya Nancy Kerrigan, tapi Tonya pun seorang ‘korban’ dan penyintas dari rangkaian kekerasan yang dideritanya sejak kanak-kanak.

Bagi generasi milenial, film ini mungkin menjadi kisah drama yang dikawinkan thriller belaka, tetapi bagi generasi saya film ini menjadi sebuah ‘penjelasan’ dan pembelaan bagi sebuah skandal besar olahraga skate paling kontroversial di dunia di tahun 1994.

Advertising
Advertising

Ringkas ceritanya, Tonya Harding dan Nancy Kerrigan adalah dua juara ice-skating yang sudah lama bersaing yang sempat berkawan karena berlatih bersama pada satu kesempatan yang sangat bertolak belakang. Tonya datang dari masyarakat kelas bawah Oregon, dari keluarga yang hancur, sekolah tak selesai dan didera problem finansial. Sementara Nancy Kerrigan datang dari keluarga berkecukupan di Massachusset.

Adegan film I, Tonya. popsugar.com.au

Tonya cenderung tampil dengan riasan mencolok, kostum buatan sendiri dan menggunakan serangkaian musik pop yang menggelegar dalam lomba figure skating, sementara Kerrigan selalu menyajikan kehalusan musik klasik untuk menyertai gerakannya yang anggun, feminin dan halus.

Tapi yang kemudian menggegerkan adalah ketika pada 1994, Nancy Kerrigan diberitakan diserang lelaki tak dikenal hingga menyebabkan kakinya patah; dan akibat serangan itu seolah memberi peluang bagi Tonya Harding untuk menjadi juara. Tak butuh waktu lama untuk bisa mencari jejak para penyerang dungu yang juga kawan baik mantan suami Tonya itu. FBI sudah bisa mencium semuanya bermuara pada orang-orang di sekitar Tonya Harding: sang suami yang gemar menggebuk isteri dan kawan-kawannya para redneck yang dungu.

Pertanyaannya adalah: apa peran Tonya dalam penyerangan yang menyebabkan kaki saingannya patah itu? Apakah dia tahu, ikut mendorong, atau bahkan ikut merencanakan atau sama sekali tak tahu menahu?

Di dalam film ini, ada sebuah pembelaan untuk Tonya. Aktris Margot Robbie –salah satu produser film ini—jelas bersimpati pada Harding. Harding memang seorang anak yang dibesarkan ibu tunggal, LaVona Golden (Allison Janney) yang bukan sekedar keras, tetapi gemar melakukan kekerasan kepada anaknya sendiri: memukul, melempar berbagai barang, mengumpat dengan serangkaian sumpah serapah kasar hingga satu saat, ketika dia melempar sebatang pisau yang menancap di lengan Tonya, saat itulah sang anak memutuskan pergi.

Bahwa dia akhirnya memutuskan menikah dengan Jeff Gillooly (Sebastian Stan) yang juga memperlakukan tubuh Tonya seperti sasaran tinju sehari-hari menjadikan kepribadian Tonya yang garang sekaligus rapuh; keras dan pemberang pada tahap yang menakutkan. Di rumah (baik bersama ibu maupun suaminya) Tonya adalah korban yang diinjak-injak; di panggung skate, Tonya adalah pemenang. Paling tidak bagi penggemarnya, karena bagi para juri: penampilan Tonya yang terlalu brutal, kebanyakan warna, grasa grusu dan “janda pula” –dia sempat meninggalkan suaminya—membuat para juri enggan memberi angka tertinggi. “Kamu tahu olahraga ini bukan cuma dinilai dari skating saja, tapi juga dari penampilanmu dan siapa dirimu.”

Adegan film I, Tonya. movieweb.com

Artinya? Tampil di panggung sebagai perempuan yang bercerai tak membuat juri nyaman. Tonya terpaksa kembali lagi pada suaminya yang sudah jelas menjadikannya sebagai sapi perah. Lantas skandal Kerrigan pun terjadi.

Film ini menunjukkan seorang Tonya yang terbentuk sebagai sosok yang tragis sejak awal karena lingkungannya: ibu yang keji, bapak yang meninggalkan dan tak peduli; suami yang psikotik. Skating dan segala teknik Triple Axel yang menjadi sidik jari Tonya adalah suaka baginya. Dia dipuja, diganjar tepuk tangan, dan kekaguman , meski kemudian dia menjadi bulan-bulanan media setelah pecahnya skandal Kerrigan. Pada saat itu, Tonya sadar tak ada satu pun yang bisa dia percaya, bahkan ibunya dan mantan suaminya sendiri. Semua orang pasti berkhianat demi uang dan menyelamatkan dirinya sendiri.

Bukan saja tragis, film ini kemudian menggoyahkan segala tuduhan dan kecurigaan selama ini bahwa Tonya sesungguhnya ikut, atau minimal mengetahui, rencana penyerangan terhadap Kerrigan. Posisi ini memang berisiko karena dianggap tak peka terhadap Nancy Kerrigan sebagai korban penyerangan. Konon Nancy Kerrigan menyatakan tak menyaksikan film ini karena sibuk dengan kehidupannya saat ini.

Margot Robbie dan Allison Janney jelas adalah bintang bersinar dalam film ini, meski yang akhirnya mendapatkan piala Oscar untuk Pemeran Pendukung Terbaik adalah Janney.

***

I, TONYA

Sutradara: Craig Gillespie

Skenario: Steven Rogers

Pemain: Margot Robbie, Sebastian Stan, Allison Janney

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

7 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

36 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya