Gol Politik

Penulis

TORIQ HADAD

Sabtu, 24 Februari 2018 02:37 WIB

Anggota Partai Berkarya dan PDIP, membentangkan poster usai menerima nomor urut partai di KPU, Jakarta, 18 Februari 2018.Sebelum mengambil nomor urut peserta pemilu, perwakilan parpol terlebih dulu mengambil nomor antrean. Tempo/Fakhri Hermansyah

Seandainya saya Presiden Jokowi, di malam final Piala Presiden 2018 itu saya tidak akan turun ke lapangan hijau. Saya tidak ingin merebut kenangan publik atas momen luar biasa malam itu: gol Marko Simic, yang belum tentu lahir sekali dalam seratus pertandingan.

Pemain Persija Jakarta asal Kroasia itu menyambar umpan lambung dengan tendangan salto kaki kiri sambil membelakangi gawang lawan. Bola keras itu terlalu sukar diselamatkan kiper. Jebollah gawang Bali United. Marko Simic, yang Sabtu malam pekan lalu itu di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta mencetak dua gol, membawa klub Ibu Kota itu menjuarai kompetisi.

Gol "si gempal" Simic-tinggi badannya 1,87 cm dan berat 80 kilogram-mengingatkan orang kepada Hugo Sanchez, pemain Meksiko, saat bermain di klub Barcelona Spanyol. Dalam sebuah pertandingan pada 1988, Sanchez mendapat umpan dari rusuk kiri, lalu dia langsung mengayunkan kaki kirinya dengan gaya "genjot sepeda" alias bicycle kick. Bola tendangan salto itu menembus gawang lawannya. Gol….

Tidak perlu keburu "terharu" pada yang asing. Pemain Indonesia juga punya keterampilan setinggi Sanchez atau Simic. Pada sekitar 1960-an, di tim nasional ada Max Timisela dan Soetjipto Soentoro, yang beberapa kali mencetak gol dengan gaya salto itu. Khazanah sepak bola Indonesia mengenal tendangan salto itu dengan istilah "balik Bandung". Mungkin saja karena Max Timisela merupakan pemain asal Persib Bandung.

Seandainya saya Presiden Jokowi, saya ingin Piala Presiden dikenang lewat gol-gol indah dan permainan Persija yang malam itu seperti kembali ke masa jayanya pada 1970-an. Saya ingin itu menjadi viral di mana-mana-seperti vlog yang saya buat itu, lo. Dan, saya tegaskan: saya tidak akan turun ke lapangan untuk memberikan piala kepada Persija.

Advertising
Advertising

Ya, risikonya sudah saya takar benar-benar. Kalau saya turun ke lapangan, dan Gubernur Jakarta Anies Baswedan ikut turun juga mendampingi saya, bisa-bisa perhatian publik pecah pada kami berdua. Mereka yang berpikiran lurus-lurus saja akan mengatakan kami berdua sudah berdamai, padahal saya tak pernah merasa ada masalah dengan Anies. Dia banyak membantu saya dalam kampanye pemilu yang saya menangi. Mereka yang berpikiran politis akan mendapat bahan pergunjingan baru, misalnya tentang Anies yang kabarnya menjadi rival saya dalam Pemilu 2019. Buat saya, tidak masalah siapa pun maju nanti, tapi malam itu saya tak ingin publik bicara politik. Saya ingin kita semua bicara gol, bukan gol politik.

Seandainya saya Presiden Jokowi, saya akan tetap duduk di kursi VVIP, dan biarlah pemain yang naik ke tribun untuk menerima medali. Itu yang terjadi di Liga Champions, Piala Dunia, dan piala bergengsi yang lain. Saya paham risikonya. Akan muncul kritik: kok Presiden malah memerintahkan pemain yang sudah kelelahan naik panggung, sesekali dong Presiden mendatangi pemain di lapangan.

Saya akan ambil risiko untuk dikritik dan tetap berada di tribun VVIP. Dengan begitu, Anies tak harus dicegah turun ke lapangan seperti yang terjadi pada malam itu (percayalah, saya sungguh-sungguh tak tahu siapa yang memberikan perintah). Dia bisa tetap di samping saya di tribun. Dengan begitu, anak buah saya di Istana, atau ketua panitia Maruarar Sirait, tak perlu repot-repot memberikan penjelasan tentang peristiwa pencegatan Anies-yang barangkali penjelasan itu juga tak gampang dipercaya orang.

Beruntung saya bukan Presiden Jokowi. Bukan pemimpin pemerintahan yang setiap langkahnya mesti dipikir agar tidak berdampak ini dan itu. Saya cukup menikmati sepak bola, gol menawan, tidak peduli gol politik siapa pun di balik pertandingan itu.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

7 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

36 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya