Diam-diam Pesawat Tempur Rongsok

Penulis

Senin, 19 Juni 2023 19:30 WIB

Jet tempur Mirage 2000-5 Angkatan Udara Taiwan bersiap untuk mendarat di Pangkalan Udara Hsinchu di Hsinchu, Taiwan 11 April 2023. Jet tempur Taiwan terlihat lepas landas dan mendarat di pangkalan udara Hsinchu utara ketika Cina melanjutkan serangkaian latihan militer di dekat pulau itu. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

BEGINILAH jika pembelian pesawat tempur dilakukan tertutup: publik tak punya kesempatan untuk memberikan pendapat. Padahal, masukan publik penting sebagai bahan pertimbangan.

Kita baru tahu Kementerian Pertahanan membeli 12 pesawat tempur bekas, Mirage 2000-5, senilai Rp 11,8 triliun dari Qatar setelah media asing memberitakannya. Setelah ramai, barulah Kementerian Pertahanan memberikan penjelasan. Kontrak pembelian ternyata telah ditandatangani pada 31 Januari 2023.

Pembelian pesawat tempur rongsok ini menimbulkan syak wasangka. Pada 2009, Menteri Pertahanan saat itu, Juwono Sudarsono, menolak rencana hibah pesawat buatan Dassault Aviation, pabrikan asal Prancis, tersebut dari Qatar karena biaya perawatannya mahal. Padahal, untuk mendapat pesawat buatan 1997 tersebut, Juwono tinggal mengajukan surat permohonan hibah kepada Menteri Pertahanan Qatar. Jika Juwono menolak gratisan, kenapa Menteri Pertahanan Prabowo membelinya?

Lebih dari itu, pembelian pesawat tempur bekas ini menunjukkan Kementerian Pertahanan tak punya perencanaan jangka panjang yang baik. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto beralasan bahwa Mirage 2000-5 ini dibeli untuk menutupi kekurangan pesawat sembari menunggu jet tempur Rafale yang akan tiba beberapa tahun lagi. Dengan kata lain, transaksi terjadi karena Kementerian Pertahanan butuh cepat belaka. Padahal, pembelian pesawat rongsok, apalagi tergesa-gesa, rawan penyimpangan karena tak adanya harga pembanding saat negosiasi harga.

Dengan masa pakai tinggal 10 tahun lebih, pembelian tersebut terhitung mahal. Jika dihitung satuan, harga per unitnya sekitar Rp 1 triliun. Padahal, total kocek yang dikeluarkan bisa membeli 9-10 pesawat tempur baru, seperti Sukhoi Su-35 atau Lockheed Martin F-35A. Karena itu, pembelian pesawat bekas semahal itu sungguh disayangkan.

Advertising
Advertising

Dari sisi perawatannya, bukan tak mungkin biayanya kelak akan membebani anggaran negara seperti yang dikhawatirkan Juwono. Belum lagi jika Mirage 2000-5 tersebut harus diretrofit agar betul-betul layak terbang, termasuk melengkapi persenjataannya. Negara pun akan mengeluarkan biaya lagi ratusan juta rupiah per jam untuk tiap pesawat saat dioperasikan di sini.

Pembelian jet tempur rongsok ini juga berpotensi menyalahi Undang-Undang Industri Pertahanan. Menurut undang-undang, pembelian alat pertahanan dari luar negeri dibolehkan sepanjang kita belum bisa memproduksi sendiri. Syaratnya, dengan melibatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga ada alih teknologi dan penggunaan bahan baku lokal. Pembelian pesawat tempur bekas akan menutup keterlibatan industri pertahanan dalam negeri dan terjadinya transfer teknologi.

Ketimbang membeli pesawat tempur bekas, Menteri Prabowo lebih baik menggunakan anggarannya untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri atau untuk menyejahterakan prajurit. Tak perlulah membangga-banggakan pembelian jet tempur rongsok yang berpotensi menguras kocek negara. Sungguh dangkal jika kekuatan militer sebuah negara hanya diukur dari kepemilikan pesawat tempur—itu pun bekas.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

15 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

24 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

45 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

53 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

57 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya