Cegah Dwifungsi Polri di Komnas HAM

Penulis

Senin, 6 Juni 2022 15:45 WIB

Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM. ANTARA/Muhammad Zulfikar

Editorial Tempo.co

---

JIKA kelak Inspektur Jenderal Remigius Sigid Tri Hardjanto terpilih sebagai anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, makin benarlah anggapan soal adanya “dwifungsi” Kepolisian Republik Indonesia. Personel Polri telah merambah ke banyak instansi dan mengisi jabatan penting. Kesan bahwa mereka adalah kepanjangan tangan kepolisian di berbagai institusi sulit ditangkis.

Remigius Sigid lulus tes administrasi serta penulisan makalah dalam seleksi calon anggota Komnas HAM periode 2022-2027. Memang, Sigid harus melewati tiga tes lagi dan belum tentu lolos menjadi komisioner. Undang-Undang Hak Asasi Manusia pun memberikan peluang bagi personel Polri untuk menjadi anggota Komnas HAM. Tapi seandainya kelak Sigid terpilih, objektivitas penelitian dan independensi penyelidikan Komnas HAM, khususnya yang menyangkut kepolisian, bakal mengundang banyak pertanyaan.

Polri merupakan institusi yang paling sering diadukan dalam dugaan pelanggaran hak asasi. Komnas HAM menerima 661 aduan terhadap polisi pada 2021, terbanyak dibandingkan terhadap institusi lain. Belang itu terus berlanjut hingga tahun ini. Hingga akhir Mei lalu, Komnas HAM sudah menampung 303 laporan tentang Polri. Sulit berharap kasus-kasus tersebut tuntas jika ada “orang dalam” kepolisian di Komnas HAM.

Demi menjaga independensi Komnas HAM, panitia seleksi harus mempertimbangkan rekam jejak dan asal-usul calon komisioner. Membuka proses tes setransparan mungkin dan melibatkan partisipasi publik adalah keharusan. Jangan sampai komisioner terpilih justru membuat penegakan dan perlindungan hak asasi menjadi tumpul. Potensi konflik kepentingan harus dihindari sejak awal dengan menapis kandidat dari institusi yang paling sering diadukan ke Komnas HAM.

Meloloskan Remigius Sigid sebagai anggota Komnas HAM akan menegaskan Indonesia sudah menjadi negara polisi. Lewat jabatan publik yang diisi polisi, negara seolah-olah sedang mengawasi dan mencampuri kehidupan rakyatnya di berbagai bidang. Di negara polisi, penguasa menggunakan kekuatan polisi demi mempertahankan kekuasaannya.

Gejala awal itu patut diwaspadai. Sebelum Remigius Sigid ikut seleksi komisioner Komnas HAM, koleganya sudah menduduki jabatan publik di luar Polri. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisaris Jenderal Andap Budhi Revianto dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Inspektur Jenderal Reynhard Silitonga masih berstatus polisi aktif kendati bertugas di kementerian. Akan halnya Komisaris Jenderal Bambang Sunarwibowo yang kini menjadi Komisaris PT Aneka Tambang. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri pun tetap menyandang pangkat komisaris jenderal sampai pensiun pada 2021. Nama-nama tersebut hanyalah contoh yang mengemuka. Jumlahnya bertambah jika perwira lain dan pensiunan jenderal polisi juga dihitung.

Karena itu, panitia seleksi harus menolak Remigius Sigid. Bukan hanya untuk mencegah tumpulnya Komnas HAM kelak jika ia terpilih, tapi juga demi turut mengerem republik ini menjadi negara polisi.

Baca juga: Remigius Sigid Calon Komisioner Komnas HAM, KontraS: Bisa Konflik Kepentingan

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

15 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

24 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

45 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

53 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

57 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya