Legasi Nadiem Makarim

Kamis, 14 April 2022 16:18 WIB

Nadiem Makarim merupakan menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju dengan usia 36 tahun rupanya menjadi salah satu yang terkaya dengan harta sebesar Rp 1.2 Triliun, berdasarkan LHKPN pada 19 Desember 2019. Kekayaan eks bos Gojek itu paling banyak berasal dari surat berharga yang ia miliki senilai Rp 1.2 Triliun. Dia tercatat memiliki utang Rp 185.357.986.223. Instagram/Nadiem

Akan tercatat dalam sejarah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, sosok Nadiem Anwar Makarim. Ia sangat berbeda dengan Menteri Pendidikan sebelumnya. Plus saat pelantikan sebagai menteri, ia paling menarik perhatian publik.

Sebagai Dewan Pembina PGRI dan salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI), saya mengapresiasi sosok Nadiem Makarim yang punya niat baik membenahi pendidikan di Tanah Air. Tampaknya ia sangat mengerti terkait dengan sengkarut dunia pendidikan.

Sudah puluhan tahun dunia pendidikan kita sangat sulit untuk move on menuju lebih baik. Standar Nasional Pendidikan dan tujuan nasional pendidikan kita tak mudah diraih, bahkan masih jauh dari ideal.

Satu momentum paling baik yang dilakukan Nadiem Makarim adalah hilangnya Ujian Nasional (UN). UN adalah sejarah kelam dunia pendidikan kita. UN diganti dengan Asesmen Nasional (AN), diharapkan jauh lebih baik.

UN menjadi AN adalah lompatan menjungkirbalikkan sengkarut pendidikan kita. UN telah melahirkan wabah ketidakjujuran pada mental anak didik. Bahkan UN masa lalu telah menjadi alat politik pencitraan entitas oknum kepala daerah.

Dulu, apabila semua anak didik di suatu daerah lulus 100 persen UN, kepala daerah dianggap berhasil. Kepala dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, dan anak didik menjadi “korban” suksesi UN lulus 100 persen. Ini salah satu noktah dunia pendidikan kita.

Lahirnya spirit Merdeka Belajar era Nadiem Makarim seolah menjelaskan, niat memerdekanan anak didik, guru, dan kepala sekolah. Anak didik, guru, kepala sekolah, dan kedaulatan sekolah era Merdeka Belajar diberi tempat.

Pertama Merdeka Anak Didik, anak didik kini memiliki “ruang terbuka belajar” yang lebih berpihak pada kebebasan mengembangkan potensi dirinya. Anak didik jauh lebih dihargai dan disiapkan harus menjadi generasi terbaik kelak.

Anak didik di era Merdeka Belajar benar-benar diletakkan pada posisi terbaiknya. Ia menjadi pusat dari layanan pendidikan. Semua layanan pendidikan “berhamba” pada anak didik. Anak didik menjadi utama dan istimewa.

Nadiem Makarim memahami bahwa anak didik adalah jenis manusia paling berharga di muka bumi. Tidak ada makhluk manusia di negara mana pun yang lebih berharga, istimewa dan strategis bagi masa depan bangsa selain anak didik.

Anak didik adalah “telor emas” yang harus dijaga, dilayani dan dierami sampai menetas menjadi generasi emas kelak. Nadiem Makarim memahami di internal satuan pendidikan masih terjadi “tiga dosa besar”.

Tiga dosa besar ini adalah masalah yang merusak “telor emas”. Bisa jadi gegara tiga dosa besar ini anak didik kita gagal meraih sukses. Gegara berbiaknya intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan di satuan pendidikan anak jadi bermasalah.

Kedua Merdeka Guru, guru diberi peluang untuk lebih bebas mengekpresikan kemampuan dalam melayani sukses pembelajaran anak didik. Guru diberi “ruang terbuka mengajar” dengan khas dan gayanya.

Guru secara fleksibel bisa mengajar dan mendidik sesuai realitas dinamika anak didik. Asesmen diagnostik yang dilakukan guru pada anak didik memberi pelung pada setiap guru lebih mengenali setiap anak didiknya.

Tuntutan administrasi guru tidak utama. Hal yang utama adalah tuntutan proses pembelajaran guru pada anak didik. Guru tidak harus menuangkan semua materi pada anak didik, cukup materi esensial dan mana yang dianggap terbaik, terpenting oleh guru.

Program Guru Pengerak adalah di antara apresiasi dan penghormatan pada entitas guru dari Nadiem Makarim. Guru-guru yang punya energi, kebiasan berbeda, unik, multitalenta dan sedikit nakal kreatif diwadahi dalam Program Guru Penggerak.

Faktanya, Nadiem Makarim berharap “guru guru nakal” yang terhimpun dalam entitas Program Guru Penggerak, kelak menjadi kepala sekolah. Dari guru-guru penggerak yang multitalenta dan punya unikasi, diharapkan dunia pendidikan kita akan lebih baik.

Ketiga Kepala Sekolah Merdeka, kini kepala sekolah lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi. Terutama kepala sekolah yang tergabung dalam pelaksana Program Sekolah Penggerak. Kelak semua sekolah akan menjadi pelaksana Program Sekolah Penggerak.

Kini Bantuan Operasional Sekolah (BOS) langsung ke rekening sekolah, dulu tidak demikian. Kepala sekolah diberi otomomi lebih luas dari sebelumnya. Kepala sekolah adalah menyiapkan satuan pendidikan yang harus punya keleluasan manajerial di satuan pendidikan.

Nadiem Makarim memahami bahwa entitas kepala sekolah adalah aktor utama untuk menyelesaikan masalah pendidikan kita. Bila saja semua kepala sekolah kompeten dan merdeka maka 50 persen dunia pendidikan kita “termerdekakan”.

Hadirnya regulasi baru bahwa seorang kepala sekolah harus punya sertifikat Guru Penggerak menghindarkan pengangkatan kepala sekolah dari politisasi, setidaknya “jalan tengah”. Sengkarut pengangkatan kepala sekolah diduga publik masih berbau politis.

Sebelumnya kepala sekolah di daerah 3T (terdepan, tertingga;, dan terpencil) dan sekolah “normal’ diperlakukan sama. Nadiem Makarim “memerdekakan” perhitungan biaya BOS. Kini perhitungan BOS didasarkan pada Indeks Kemahalan Kontruksi (IKK) dan Indeks Besaran Peserta Didik (IPD).

Legacy Nadiem Makarim terkait Merdeka Belajar akan menjadi pondasi perbaikan dunia pendidikan kita. Ini sebuah legasi yang wajib kita dukung untuk terus bertransformasi lebih sempurna. Kepala sekolah adalah di antara “pewaris” melanjutkan legacy di atas.

---

Artikel ini merupakan konten kerja sama Tempo dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Berita terkait

Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

2 hari lalu

Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

Terowongan silaturahmi yang dikunjungi Paus Fransiskus bukan sekadar untuk penyeberangan, melainkan juga simbol toleransi antarumat beragama

Baca Selengkapnya

Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

9 hari lalu

Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

Kelompok rentan disabilitas, lanjut usia, juga ibu hamil bisa menikmati layanan antar-jemput Benteng Vredeburg Yogyakarta mulai awal Agustus 2024

Baca Selengkapnya

Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

10 hari lalu

Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

Kedua pria tersebut mendorong bongkahan formasi batuan kuno ke tepi tebing dekat Redstone Dunes Trail di Area Rekreasi Nasional Danau Mead Nevada.

Baca Selengkapnya

Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

11 hari lalu

Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

Warga yang mencari lowongan kerja atau pelatihan meningkatkan keahlian dapat melihat informasi di laman milik dinas yang mengurusi ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

13 hari lalu

PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

Cak Imin merespon peluang pencalonan Anies oleh PDIP untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

28 hari lalu

BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

elaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ema Setyawati mengatakan mayoritas kemasan galon air minum yang digunakan masyarakat memiliki potensi terkontaminasi senyawa kimia Bisfenol A atau BPA.

Baca Selengkapnya

Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

38 hari lalu

Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

Dalam sidang PK Saka Tatal, Liga Akbar mencabut seluruh BAP yang ia berikan dalam kasus Vina Cirebon. Merasa lebih tenang.

Baca Selengkapnya

Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

40 hari lalu

Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

Sebagai sebuah pembahasan, buku ini berusaha menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam kebijakan pengembangan industri pesawat terbang nasional.

Baca Selengkapnya

Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

52 hari lalu

Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Baca Selengkapnya