IPO Rakyat dan Saham Recehan

Penulis

Yusuf Mansur

Senin, 1 Februari 2021 12:38 WIB

Karyawan tengah melintas di depan layar pergerakan Indek Saham Gabungan di lantai Bursa, Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2020. Indeks harga saham gabungan terpantau kembali ke zona merah dengan pelemahan 0,17 persen atau 5,4 poin ke level 5.033,74 di akhir perdagangan sesi I. Tempo/Tony Hartawan

Tidak terpikir sebelumnya kalau orang-orang kecil atau pedagang-pedagang kecil bisa melantai di bursa saham. Investor kecil yang menjelma menjadi kekuatan baru atau kekuatan super giant di bursa saham. Mereka di 2021 ini mungkin angkanya bisa tembus hingga 1 juta investor ritel.

Cerita tentang IPO atau initial public offering, tentang masuk bursa saham, selama ini sepertinya hanya dimiliki para pebisnis besar, mereka yang memiliki usaha raksasa, kampiun, orang-orang kaya. Semula tidak ada celah buat orang-orang kecil bermain di sini. Pasar saham awalnya hanya dikuasai segelintir orang, yang dinominasi orang itu-itu saja. Apa yang diperdagangkan sangat jauh dari spirit kemanusiaan untuk mengangkat pebisnis kecil atau orang kecil menjadi besar atau orang lemah menjadi kuat. Perdagangan saham, ketika itu, jauh dari visi-misi mulia, yang sesungguhnya bukan sekadar urusan cuan saja. Sejatinya soal IPO ini sederhana. Ada untung, ada yang mendapat bagian atas keuntungan tersebut. Artinya semua orang bisa terlibat.

Nah, selama ini, ada juga proses engineering atas keuntungan. Sehingga misalnya, ada narasi story engineering. Sesungguhnya barangnya tidak ada. Baru akan ada. Tapi ceritanya udah dahsyat. Dibuat 1-2 barang sampel, dibuat 1-2 action buat membangun story itu menjadi nyata. Dan soal keuntungan juga dibuat sedemikian rupa, sehingga ada engineering juga, rekayasa di bidang keuangan. Dipoles, di-touchup. Dengan bahasa halusnya: dibenahin.

Di sini saya melihat ada celah, rakyat bisa ikut atau terlibat IPO. IPO Rakyat. Rakyat meng-IPO-kan dirinya sendiri. Ramai-ramai bersatu. Simpel dan nyata. Regulasi saat ini sudah sangat mendukung. Otoritas Jasa Keuangan(OJK) sudah membuka IPO untuk perusahaan-perusahaan rintisan. Dari sini nanti bermula.

Tahu Angkringan? Sebagian besar pasti mengetahui soal ini. Tahu tukang somay? tukang bubur? tukang nasi uduk? tukang nasi goreng? tukang pecel lele? tukang bakso? tukang tambel ban? warung-warung sembako kecil? dan sederet yang bukan sekadar story engineering, bukan sekedar cerita rekayasa. Mereka riil. Mereka ada. Berpuluh-puluh tahun. Mereka inilah yang kita IPO kan. Rakyat meng-IPO-kan dirinya sendiri. Rakyat ber-IPO. IPO Rakyat.

Advertising
Advertising

Kalo satu angkringan tentu saja ceritanya kurang menarik. Tapi kalo ceritanya menyangkut sepuluh ribu angkringan? Cukup menjanjikan keuntungannya. Satu angkringan sebut saja omset hariannya Rp 1-3 juta. Ini hitungan kala masa pandemi. Artinya kalau sepuluh ribu angkringan, itu angkanya bisa Rp 3,65 triliun per tahun. Nilainya bisa saja lebih dari itu atau bisa mencapai Rp 10 triliun per tahun.

Belum lagi berderet tukang-tukang yang saya sebut tadi dan yang belum saya sebut. Mie ayam, misalnya. Jadi bisa dibayangkan dengan contoh seperti angkringan tadi size IPO seperti apa. Bisa setara dengan BUMN-BUMN raksasa. Kalau ada sepuluh entitas bisnis seperti angkringan di pasar saham tinggal dikali saja potensi keuangannya.

Belum lagi soal jumlah transaksinya. Orang yang datang ke angkringan, dengan size omset Rp 1- Rp 3 juta per hari, anggap saja mencapai 100-300 orang dengan transaksi, misalnya, masing-masing Rp 10 ribu. Artinya di angkringan tersebut ada 1 juta transaksi per hari atau 365 juta transaksi per tahun. Ini bisa dikali dengan jumlah pedagang yang ada di Indonesia. Angkanya tentu bisa menunjukkan nilai yang fantastis. Para pedagang itu bisa naik kelas kalau mereka bisa dilibatkan di pasar saham. Mereka diajak masuk ke ekosistem keuangan modern. Mulai dari cashless society. Mereka bisa memiliki bank data dan sekaligus menjadi pemilik.

Pembelinya juga begitu. Ikatan emosionalnya menjadi ikatan bisnis juga. Ada added value. Sebab pelanggan bisa memiliki saham mereka semua. Apalagi sekarang mudah membeli saham recehan. Kalo IPO perdana, ya paling sekitar 100 perak per saham. Satu lot bisa Rp 10 ribu. Tapi kalau membelinya ramai-ramai nilainya akan besar. Asli keren ini. Semua akan semangat belanja.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

5 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

26 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

34 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

38 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

53 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

54 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya