Bahaya Ego Sektoral

Penulis

Senin, 8 Juni 2020 06:01 WIB

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. ANTARA

Silang kata dan tabrakan keputusan yang berulang antara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menunjukkan betapa koordinasi masih menjadi masalah besar dalam penanganan wabah corona di negeri ini. Sebelumnya, hal serupa beberapa kali terjadi antara pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta, serta di antara kementerian dan lembaga yang sama-sama merupakan instansi pusat.

Di Jawa Timur, Khofifah dan Risma beberapa kali menunjukkan sikap dan keputusan yang bertabrakan. Keduanya, misalnya, bersilang pendapat soal penetapan status pembatasan sosial berskala besar, penanganan kluster corona di pabrik rokok Sampoerna, hingga berebut mobil tes PCR bantuan pemerintah pusat. Ketika kedua pemimpin wilayah itu sibuk saling tuding, kurva penularan Covid-19 di Jawa Timur terus menanjak.

Hingga kemarin, berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan, sudah 5.948 orang yang positif Covid-19. Sebanyak 483 orang di antaranya meninggal. Angka itu menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi kedua dengan tingkat penularan Covid-19 terparah setelah DKI Jakarta. Khusus di Surabaya, dilaporkan ada 2.918 kasus positif dan 282 meninggal karena Covid-19. Surabaya sempat disebut sebagai zona hitam wabah.

Sebelumnya, masyarakat juga menyaksikan betapa ruwetnya upaya pembatasan aktivitas di tempat umum untuk wilayah DKI Jakarta. Usul pemerintah DKI untuk menutup wilayahnya demi mengendalikan wabah beberapa kali terbentur persetujuan pemerintah pusat. Proposal Jakarta pun dipermak dari usul lockdown, karantina wilayah, hingga menjadi pembatasan sosial berskala besar. Pejabat DKI dan pejabat pusat juga beberapa kali bersilang kata ihwal bantuan sosial, pelarangan mudik, hingga pelonggaran pembatasan. Selain karena buruknya koordinasi, silang kata terjadi karena sebagian pejabat takut kehilangan muka dan sibuk memoles citra.

Sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan awal Maret lalu, seharusnya semua pejabat pemerintah bahu-membahu membendung penularannya. Sialnya, pejabat kita awalnya malah tak memandang pandemi ini sebagai bencana luar biasa. Padahal, di negara-negara maju yang koordinasi pemerintah dan fasilitas kesehatannya modern saja, wabah ini susah dikendalikan. Apalagi di negara yang koordinasi dan fasilitas kesehatannya morat-marit?

Karena buruknya koordinasi dan berlarutnya silang pendapat antar-pejabat, Indonesia kehilangan kesempatan emas untuk mengendalikan wabah pada fase awal. Indonesia kini menempati urutan ke-31 negara dengan angka kasus Covid-19 terburuk di dunia. Terakhir, pemerintah mengumumkan 31.186 kasus positif Covid-19, dengan 1.851 kasus kematian. Ketika di sejumlah negara tetangga kurva kasus Covid-19 cenderung menurun, di Indonesia kurvanya masih menanjak.

Meski pemerintah Indonesia terus menggaungkan rencana new normal alias hidup berdampingan dengan wabah, corona tampaknya belum menunjukkan isyarat mau berdamai. Maka, sembari memerangi corona sebagai musuh utama, pemerintah dan masyarakat Indonesia seharusnya lebih gencar membasmi musuh dalam selimut: virus “ego sektoral” dan “syahwat pencitraan” yang menulari banyak pejabat. Musim wabah bukan saatnya untuk pertunjukan ego sektoral.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya