Manusia Emperan Baru pada Masa Pandemi

Selasa, 5 Mei 2020 05:30 WIB

Seorang penjual kerak telur menunggu pembeli di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Minggu, 3 Mei 2020. Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah menyiapkan progran stimulus ekonomi bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19 bukan hanya bagi hanya usaha kecil, menengah dan besar saja tapi juga usaha mikro dan ultra mikro agar masyarakat tetap sejahtera. ANTARA

Dwi Mukti Wibowo
Pemerhati Masalah Ekonomi dan Kemanusiaan

Liputan di sebuah stasiun televisi swasta memberikan gambaran yang menyentakkan. Terlihat beberapa orang sedang menggelar kertas koran di emperan. Mereka baru keluar dari pondokan karena tak mampu lagi membayar biaya kontrakan kamarnya. Pilihannya adalah menggelandang. Ini sungguhan, bukan artis yang pura-pura menyamar dan berperan sebagai gelandangan agar viral di YouTube.

Mereka sebenarnya bukan gelandangan. Mereka adalah korban keadaan. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah mengubah peran dan mengempaskan masa depan mereka. Perusahaan memecat mereka tanpa kejelasan pesangon. Isi dompet menipis dan tak memungkinkan mereka pulang ke kampung halaman. Pembatalan angkutan mudik gratis melengkapi penderitaan itu. Pandemi corona tak memberi mereka banyak pilihan, kecuali emperan, selain berharap ada keajaiban pada Ramadan ini.

Memang saat ini hanya tampak beberapa orang seperti mereka. Namun bagaimana jika nantinya wabah ini memicu dan memacu yang lain? Wabah ini tidak hanya akan menambah jumlah angka penganggur, tapi juga berpotensi menambah beban pemerintah daerah setempat. Bagaimana jika mereka terinfeksi Covid-19 selama tinggal di emperan? Bagaimana jika mereka mengganggu keamanan dan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)?

Lantas siapa yang harus disalahkan? Apa solusinya? Apa yang harus dilakukan? Beberapa pertanyaan ini mungkin terlewat dari pantauan kita karena terlalu kecil gaungnya untuk menjadi topik hangat di media sosial. Namun hal itu akan menjadi kepala berita media massa manakala mereka nantinya terjangkit Covid-19 atau meninggal mengenaskan di emperan. Pasti ada tudingan pembiaran dan pilih kasih dalam menangani korban pandemi ini. Hal tersebut pasti akan mencoreng prestasi penanganan pandemi yang sudah dicapai pemerintah hingga kini.

Advertising
Advertising

Namun saat ini tidak pada tempatnya untuk mencari siapa yang bersalah. Menurut Wayne Dyer, sebesar apa pun kesalahan yang ditimpakan kepada orang lain dan sebesar apa pun kita menyalahkannya, hal tersebut tidak akan mengubahnya. Masalah "manusia emperan baru" tidak hanya terjadi di Indonesia. Jepang, misalnya, mencatat lebih dari 4.000 "pengungsi warnet" yang berada di Tokyo. Akhirnya mereka ditampung di kamar-kamar hotel dan berbagai bentuk akomodasi sementara. Prancis, yang menerapkan karantina wilayah, menggunakan kamar hotel sebagai tempat tinggal tunawisma yang dikarantina. Di Swiss, wabah ini menjadi "berkah" bagi tunawisma, yang bisa merasakan menginap di kamar mewah hotel Bel Esperance. Di Jenewa, organisasi sosial Salvation Army bersama organisasi nirlaba lainnya telah lama menyediakan tempat tidur darurat. Di Perth, Australia Barat, sedikitnya 20 tunawisma menginap di sebuah hotel bintang lima. Kebijakan itu tertuang dalam program kemanusiaan Hotels with Heart. Sementara itu, di Spanyol, sebuah penginapan mewah di Madrid dihuni pengungsi dari Venezuela dan para gelandangan.

Bagaimana perlakuannya di Indonesia? Mungkin tidak harus sama. Bukan masalah mereka harus menginap di hotel mana, tapi bagaimana "manusia emperan baru" itu secepatnya dapat ditampung. Semua pihak harus saling bantu untuk memikirkan bersama bagaimana jalan keluarnya agar dampak yang lebih besar dapat dihindari sejak awal.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Pertama, dinas sosial secepatnya melakukan patroli untuk mengangkut mereka dari emperan agar tidak mengganggu keamanan lingkungan sekaligus menjaga kepatuhan pelaksanaan PSBB. Masyarakat diminta secepatnya menginformasikan keberadaan mereka kepada petugas yang berwenang.

Kedua, dinas kesehatan mengecek kondisi kesehatan mereka agar sejak awal risiko penyebaran Covid-19 telah dimitigasi. Ketiga, jika mereka terbukti sehat, pemerintah daerah harus mempertimbangkan untuk memfasilitasi kepulangan mereka ke kampung halaman setelah mereka menandatangani surat pernyataan tidak kembali lagi ke Ibu Kota.

Keempat, pemerintah mengidentifikasi dan memetakan berapa jumlah "warga emperan baru" seperti mereka dan di mana saja mereka berada. Selain dari mereka, data bisa diperoleh dari pengelola pondokan, rukun tetangga/rukun warga, kelurahan, dan kecamatan. Akurasi dan pemutakhiran data sangat diutamakan.

Kelima, pemerintah dapat memberikan kesempatan kerja sementara kepada mereka, seperti melibatkan mereka dalam tim penyaluran bantuan sembako kepada masyarakat, yang sekaligus membantu pemerintah dalam keterbatasan jumlah tenaga penyalur. Hal yang terpenting, mereka memiliki kesibukan dan bisa memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Keenam, pemerintah melokalisasi keberadaan mereka agar tidak bergentayangan dari emperan satu ke emperan lainnya. Tempat sementara yang ideal bagi mereka adalah balai latihan kerja (BLK). Selain dapat menjadi tempat penampungan sementara, BLK dapat melatih keterampilan yang menambah kompetensi dan penghasilan mereka. Masjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya bisa menjadi alternatif untuk tumpangan sementara mereka. Keenam, bagi masyarakat yang ingin berbagi, bantuan yang diberikan sebaiknya berupa makanan, obat-obatan, dan vitamin. Jika mungkin, ada uang secukupnya untuk menyewakan pondokan buat mereka.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya