Wabah Corona dan Perputaran Roda Ekonomi

Penulis

Kiki Verico

Senin, 9 Maret 2020 07:00 WIB

Petugas saat melakukan sosialisasi pencegahan virus Corona atau Covid-19 dalam rail clinin di Stasiun Depok, Kota Depo, Jawa Barat, Jumat, 6 Maret 2020. PT KAI Daop 1 Jakarta melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran Corona atau Covid-19 dengan menghadirkan Rail Clinic atau kereta kesehatan serta memberikan pengecekan kesehatan gratis, membagikan masker, pamflet, menyediakan hand sanitizer, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan edukasi seputar virus corona. TEMPO/M Taufan Rengganis

Kiki Verico
Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang Industri dan Perdagangan Internasional, serta Dosen FEB UI

Senin, 2 Maret lalu, pasien pertama penyakit akibat virus corona Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia. Pemerintah pusat dan daerah menjalankan beberapa protokol, dari membuka layanan call center, pencegahan, pemeriksaan, pemantauan, hingga perawatan di rumah sakit rujukan. Pemerintah memberikan informasi kepada masyarakat tentang Covid-19 agar masyarakat bersama-sama menjaga kesehatan dan memeriksakan diri apabila mengalami gejala serupa. Dalam jangka pendek, protokol pencegahan dan penanganan menjadi prioritas.

Lebih dari 100 tahun silam, dunia pernah mengalami serangan masif virus influenza yang menginfeksi sekitar 27 persen penduduk dunia. Pandemi ini dikenal dengan nama flu Spanyol. Berbeda dengan flu Spanyol, Covid-19 terjadi ketika rantai produksi dan sistem transportasi antarnegara sudah semakin terhubung dan didukung revolusi teknologi informasi dan komunikasi. Sekarang semua orang bisa mengetahui secara real time, misalnya, melalui Johns Hopkins CSSE, jumlah orang yang terinfeksi menurut negara, serta jumlah yang selamat dan tidak selamat. Kondisi Perang Dunia I dan tingkat teknologi membuat data flu Spanyol terbatas dan sangat bervariasi. Sekarang tantangan bukan terletak pada kualitas data, melainkan kemampuan memilih informasi agar terhindar dari hoaks yang dapat memicu kekhawatiran yang tidak perlu. Informasi valid tentang Covid-19 disediakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Covid-19 akan memperlemah ekonomi dunia. Ekonomi Cina, negara besar yang ekonominya selalu tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan dunia, diperkirakan akan tumbuh di bawah 6 persen. Pertumbuhan ekonomi dunia, yang sudah melemah sejak 2019, akan semakin lemah, dari 2,9 persen ke 2,4 persen (OECD, 2 Maret). Menurut laporan ini, secara umum negara-negara akan mengalami penurunan pertumbuhan berkisar -0,1 persen hingga -1,1 persen.

Transmisi penurunan pertumbuhan ekonomi dimulai dari penurunan impor yang dibutuhkan ekspor dan perlambatan arus investasi asing jangka panjang yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Penurunan ekspor Indonesia sangat dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Cina karena, selain sebagai negara tujuan utama ekspor nasional, Tiongkok adalah salah satu importir terbesar dunia untuk primadona ekspor nasional, seperti minyak dan gas, minyak sawit, serta karet alam.

Advertising
Advertising

Belum pernah terjadi sebelumnya, selain saat perang dunia, tekanan ekonomi dunia secara masif pada sisi pasokan. Inti dari sisi suplai adalah produksi, dan inti dari produksi adalah sumber daya manusia. Dapat dibayangkan, ketika inti dari inti pertumbuhan ekonomi, yaitu sumber daya manusia, terkena ancaman virus, seluruh kegiatan ekonomi, dari pengolahan bahan mentah, produksi barang setengah jadi dan barang jadi, jasa pengangkutan barang, investasi fisik, hingga mobilitas orang, akan menurun. Teknologi kecerdasan buatan tidak mampu berjalan ketika the real intelligence, yaitu manusia, tengah menghadapi masalah.

Dari sisi pariwisata, tutupnya beberapa pusat produksi dunia dan tertundanya investasi asing akan menurunkan jumlah perjalanan bisnis dan menggerus keuntungan usaha transportasi, hotel, dan restoran. Pada 2019, wisatawan asal Cina merupakan turis mancanegara terbesar di Indonesia dengan jumlah kunjungan 2,1 juta orang atau sekitar 14 persen dari total turis mancanegara yang masuk ke Indonesia.

Covid-19 secara sekaligus menurunkan arus barang, jasa, dan orang. Dari sisi ekonomi, apa yang harus dilakukan pertama kali jika ancaman virus ini dapat diatasi? Jawabannya adalah investasi. Mengapa? Karena investasi mendorong aktivitas produksi, seperti ekspor, impor, menyerap lapangan kerja, dan menciptakan arus perjalanan bisnis.

Saat jaringan produksi dunia kembali normal, Indonesia berpotensi menerima peralihan investasi dunia, seperti untuk tekstil, pakaian, alas kaki, perhiasan, sepeda, suku cadang otomotif, dan elektronik. Sebuah pelajaran berharga dari Covid-19 adalah Indonesia harus segera meningkatkan kemampuan agar menjadi bagian besar dalam jaringan produksi dunia untuk barang setengah jadi, industri hulu seperti kimia, dan mesin untuk industri hilir.

Peran pemerintah sangat penting untuk mendorong masuknya investasi yang mendukung transformasi ekonomi nasional. Kontribusi nilai tambah manufaktur terhadap ekonomi nasional diharapkan dapat kembali di atas 25 persen dengan sektor manufaktur berorientasi ekspor mampu tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika sektor manufaktur mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dan sumber devisa, ekonomi nasional akan tumbuh lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan saat ini. Pada akhirnya, terpaan ini mengingatkan kita bahwa roda ekonomi Indonesia harus terus berjalan maju.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya