Terowongan

Penulis

Putu Setia

Sabtu, 15 Februari 2020 07:30 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, saat meninjau renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat 7 Februari 2020. Renovasi besar-besaran Masjid Istiqlal pertama kali dilakukan sejak 41 tahun lalu. TEMPO/Subekti.

Putu Setia
@mpujayaprema

Lazimnya terowongan digunakan untuk mengalirkan air jika alur irigasi menabrak tebing. Tapi ada terowongan untuk kereta api. Yang banyak adalah terowongan untuk mobil yang biasa disebut underpass. Tiba-tiba ada terowongan silaturahmi.

Namanya unik. Karena itu, banyak orang tertarik nimbrung. Sejatinya, terowongan yang hanya untuk pejalan kaki ini menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral di Jakarta. Andai tanpa embel-embel silaturahmi, proyek itu biasa-biasa saja. Mempermudah orang ke Masjid Istiqlal jika mobilnya diparkir di Gereja Katedral. Atau sebaliknya. Sekalipun ada komentar, paling soal pengerjaannya yang harus memperhitungkan hujan deras. Jangan sampai terowongan ini kena banjir seperti terowongan (underpass) di Kemayoran.

Masalahnya, terowongan ini diniatkan sebagai simbol kerukunan umat beragama. Umat Nasrani memarkir mobilnya di masjid dan masuk ke terowongan menuju gereja. Umat Islam juga begitu, memarkir mobilnya di gereja dan masuk terowongan menuju masjid. Saling meminjam tempat parkir ini tentu terjadi pada hari-hari raya besar keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha untuk muslim serta Natal untuk umat Nasrani. Hari raya keagamaan umat Islam dan Nasrani, seperti kita ketahui, memakai penghitungan kalender yang berbeda. Yang satu berdasarkan peredaran bulan dan lainnya peredaran matahari. Ada kemungkinan hari raya bersamaan bisa saja terjadi, tapi pastilah teramat langka. Lalu kapan umat Islam dan Nasrani bersilaturahmi di dalam terowongan?

Oh, maaf. Silaturahmi ini juga simbol, bukan kasatmata bahwa pak haji dan romo-pastor bersalaman di terowongan. Simbol bahwa terowongan ini akan menyadarkan umat beragama untuk rukun, saling berbagi, dan menjaga toleransi. Agamamu adalah agamamu, agamaku adalah agamaku, dan kita bertemu di dalam terowongan.

Advertising
Advertising

Ide cemerlang bahwa simbol ini mampu meredakan ketegangan yang terus-menerus terjadi di negara ini. Akan menjadi mukjizat jika semua masalah gesekan antar-umat beragama bisa diselesaikan dengan cara "mari kita bicarakan di terowongan silaturahmi". Umat Islam tak lagi meminta gereja ditutup karena mereka sadar ada terowongan silaturahmi. Umat Nasrani juga tak boleh merusak musala karena ada terowongan silaturahmi. Pura umat Hindu yang dirusak di Bromo, Sumbawa Besar, Lampung, dan seterusnya, sesekali diproses secara hukum dan pelakunya dibisiki: "Jangan merusak tempat ibadah orang lain, kan sudah ada terowongan silaturahmi."

Rumitnya, pasti lebih banyak yang melihat terowongan Istiqlal-Katedral semata-mata sebagai "terowongan duniawi". Sedikit yang melihat dengan pancaindra keenam, sebagai "terowongan religius" yang bisa mempersatukan umat ciptaan Tuhan. Artinya, terowongan itu semata-mata untuk pejalan kaki agar tidak ditabrak mobil, sementara urusan intoleransi bersumber dari keyakinan yang sempit di mana perbedaan dianggap hal yang melemahkan iman. Seharusnya di sini pemerintah membuat "terowongan" bagaimana kerukunan antar-umat beragama terpelihara.

Caranya? Revisi atau cabut Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006. Peraturan ini berisi tiga hal, tugas kepala daerah memelihara kerukunan umat beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan pendirian rumah ibadat. Tugas kepala daerah tak berjalan, FKUB tak berfungsi, pendirian rumah ibadat sangat diskriminatif. Buat saja RUU Pendirian Rumah Ibadat dan dua poin lainnya diserahkan ke majelis agama yang ada. Inilah "terowongan" yang diperlukan untuk terwujudnya silaturahmi.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

4 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

24 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

33 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

36 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

52 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

53 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya