Darurat Peningkatan Mutu Guru

Penulis

Jumat, 13 Desember 2019 07:30 WIB

Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin menghadiri perayaan HUT ke-74 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2019 di Stadion Wibawa Mukti Cikarang Bekasi Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019).

SKOR rendah indeks internasional pengujian siswa memberikan konfirmasi atas rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim semestinya memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki cara pengajaran di sekolah. Kemampuan guru dalam mengajarkan materi ke peserta didik harus segera ditingkatkan.

Indeks Programme for International Student Assessment (PISA) itu dihasilkan dengan menguji seberapa baik siswa berusia 15 tahun dapat menerapkan materi pelajaran di sekolah pada kehidupan nyata. Caranya dengan mengukur kemampuan membaca, matematika, dan sains. Sejak Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD melakukan survei PISA pada 2001, Indonesia memang selalu berada di papan bawah. Posisi tertingginya pada 2006: peringkat kedelapan terbawah. Dalam survei terakhir yang dilakukan tahun lalu, Indonesia berada di belakang negara-negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Brunei, dan Malaysia.

Rendahnya indeks pendidikan selama hampir dua dekade itu menunjukkan masalah yang tak kunjung bisa diselesaikan meski rezim berganti-ganti, yang biasanya diikuti perubahan kurikulum. Berbagai pembuatan aturan, misalnya penyusunan Undang-Undang Guru dan Dosen pada 2005, belum mengurangi masalah. Begitu juga aturan konstitusi yang mewajibkan 20 persen anggaran negara dan daerah untuk pendidikan.

Satu bagian terpenting dalam proses pengajaran di sekolah adalah guru. Namun laporan OECD pada 2015 mengenai reformasi pendidikan Indonesia menggambarkan bahwa upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru hanya berdampak kecil. Kenaikan gaji, persyaratan pendidikan yang lebih tinggi, kursus pengembangan profesi, peluang kenaikan pangkat, dan strategi lain hanya berpengaruh kecil terhadap para guru.

Program sertifikasi guru, misalnya, dimaksudkan untuk menyetarakan dan meningkatkan kemampuan para guru. Di atas kertas, program ini berjalan mulus. Target menyertifikasi 2,7 juta guru pada 2015 berjalan baik. Namun, bila diperiksa bagaimana pelaksanaannya, akan terlihat bahwa program ini bermasalah. Rencana awalnya, sertifikasi dilakukan berdasarkan tes materi pelajaran dan observasi dalam kelas. Tapi model ini kemudian digantikan dengan penilaian berdasarkan portofolio guru yang lebih sederhana tentang pendidikan dan rencana pelajaran, yang kurang obyektif dan mudah dimanipulasi. Buktinya, ketika dinilai oleh tim dari perguruan tinggi, hampir semua guru lolos dalam ujian pertama mereka.

Advertising
Advertising

Penelitian OECD juga menunjukkan bahwa sertifikasi guru tak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nilai siswa yang diajar oleh guru bersertifikat tidak berbeda dengan yang diajar oleh guru tak bersertifikat. Berkat sertifikasi, gaji guru naik hingga dua kali lipat. Tapi tak ada bukti bahwa hal ini meningkatkan produktivitas guru. Para guru tidak lebih aktif dalam kelompok kerja guru, tak menambah jam mengajar, atau tak menurunkan jumlah mangkir mengajar.

Kondisi pendidikan kita makin terpuruk bila memasukkan distribusi guru yang tak merata, masih banyaknya guru honorer, desentralisasi pendidikan dasar dan menengah, jumlah anak putus sekolah, serta tak terkoordinasinya perguruan tinggi yang menghasilkan calon guru. Pidato Nadiem dalam peringatan Hari Guru Nasional yang menyatakan pendidik harus dibebaskan dari "tugas-tugas administratif" ada benarnya. Janji menteri baru itu perlu dilanjutkan dengan langkah-langkah signifikan untuk memperbaiki kualitas guru.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

5 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

26 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

34 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

38 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

53 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

54 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya