Segera Atasi Kebakaran Hutan

Penulis

Senin, 16 September 2019 07:00 WIB

Foto udara kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis, 29 Agustus 2019. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel hutan dan lahan yang terbakar dari bulan Januari hingga Agustus 2019 mencapai lebih dari 1.832 hektare dan masih terus meluas. ANTARA

Pemerintah Jokowi semestinya bergegas menangani kebakaran hutan. Selain menimbulkan kerugian ekonomi serta lingkungan, asap akibat kebakaran yang terus meluas kini mengancam kesehatan, bahkan keselamatan, penduduk di banyak lokasi.

Di Provinsi Riau, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat asap kebakaran hutan pada pertengahan September ini telah mencapai 39.277 orang. Pada awal pekan lalu, indeks standar pencemaran udara di Pekanbaru telah jauh di atas batas yang dapat ditoleransi.

Saat ini tercatat ada 4.399 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan. Kebanyakan titik panas berada di Kalimantan Tengah, disusul oleh Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau, Kalimantan Timur, dan Papua. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan kebakaran lahan hutan sudah mencapai 328.724 hektare. Sebanyak 27 persen di antaranya atau 89.563 hektare adalah lahan gambut yang lebih sulit dipadamkan.

Upaya pemadaman seperti mengerahkan puluhan pesawat dan helikopter pemadam kebakaran serta membuat hujan buatan telah dilakukan, tapi belum cukup. Diperlukan upaya lebih. Pemerintah juga bisa meminta bantuan negara-negara tetangga yang mendapat kiriman asap. Namun Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar malah berbuat sebaliknya: memperkeruh suasana dengan menuding Malaysia dan Singapura menyumbang asap dari kebakaran hutan di wilayahnya. Padahal, berdasarkan data ASEAN Specialized Meteorological Center, hampir semua titik api berada di Indonesia: 474 titik di Kalimantan dan 387 titik di Sumatera. Ada titik panas di Malaysia, tapi cuma tujuh.

Selain memadamkan api, pemerintah mesti segera memikirkan langkah-langkah darurat penanganan warga yang terancam bahaya asap. Kalau perlu, pemerintah mengevakuasi warga ke lingkungan yang lebih sehat dan aman jika kondisi tak kunjung membaik. Untuk itu, koordinasi yang efektif di berbagai level pemerintahan amat diperlukan. Celakanya, menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, masih ada kepala daerah yang absen dalam rapat koordinasi, sehingga memperlambat pengambilan keputusan.

Advertising
Advertising

Kebakaran yang terus berulang dari tahun ke tahun menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani persoalan tersebut. Semestinya ada penanganan yang komprehensif untuk mencegah pembakaran hutan, baik oleh perusahaan maupun individu.

Pemerintah bisa memulai dengan menaati putusan Mahkamah Agung pada Juli lalu dalam perkara kasasi gugatan warga negara kasus kebakaran hutan 2015 yang menyebabkan kerugian negara sekitar Rp 221 triliun. MA meminta pemerintah mengumumkan nama perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kebakaran hutan dan mewajibkan mereka melakukan pemulihan.

Selanjutnya, pemerintah tak perlu ragu mencabut izin guna lahan perusahaan yang terbukti bersalah dan menindak tegas para pembakar hutan. Masyarakat menunggu Jokowi menunaikan janjinya dalam menangani kebakaran hutan, termasuk janji untuk mencopot panglima daerah militer dan kepala kepolisian daerah yang gagal mengatasi kebakaran hutan.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya