Setelah Kalah dari Ayam Brasil

Penulis

Jumat, 30 Agustus 2019 07:30 WIB

Ayam impor asal Brasil diperkirakan akan menyerbu pasar dalam negeri.

KEPUTUSAN Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO yang mewajibkan Indonesia membuka keran produk unggas dari Brasil tak perlu membuat panik. Keputusan tersebut tak otomatis menyebabkan industri unggas lokal surut lalu pasar dibanjiri daging ayam impor. Pemerintah bisa menggunakan sejumlah instrumen untuk melindungi peternak dalam negeri.

Menjalankan keputusan WTO memang tak terelakkan. Keputusan tersebut satu rangkaian dengan keputusan badan perdagangan internasional itu sebelumnya yang juga mengabulkan gugatan Brasil pada 2017. Tiga tahun sebelumnya, Brasil mengajukan gugatan ke WTO karena tidak bisa mengekspor produk unggas ke Indonesia. Brasil menuduh Indonesia menghalangi produk mereka masuk. Alasannya, peraturan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan soal impor produk hewan tidak mencantumkan unggas dan turunannya sebagai barang yang bisa diimpor. Selain itu, Indonesia dianggap memagari impor dengan meminta syarat, yakni produk harus disertai sertifikat kesehatan dan halal.

WTO kemudian membentuk panel pada 2017, yang akhirnya memutuskan bahwa sejumlah aturan impor Indonesia melanggar Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan (GATT). Tapi pelaksanaan putusan kasus bernomor DS484 itu tak memuaskan Brasil. Eksportir unggas terbesar di dunia itu menganggap Indonesia belum menjalankan putusan. Misalnya, peraturan Menteri Pertanian yang baru masih membatasi produk unggas dari luar. Pada Juni lalu, mereka meminta WTO membentuk panel lagi untuk memastikan Indonesia mematuhi putusan 2017 tersebut.

Mau tak mau pemerintah harus mengubah lagi ketentuan impor unggas. Mengabaikan putusan bisa menyebabkan Brasil melakukan retaliasi terhadap produk Indonesia. Pembalasan itu misalnya dengan mengenakan tarif bea masuk yang lebih tinggi atas kopra, minyak sawit, dan komponen otomotif dari Indonesia-sebagian produk Indonesia yang diekspor ke negara tersebut. Ini akan membuat produk Indonesia tak dilirik karena mahal. Walhasil, neraca perdagangan Indonesia dengan Brasil yang minus sekitar US$ 420 juta pada 2017 akan kian jomplang.

Akibat perubahan aturan itu memang ada potensi daging ayam dan produk ayam impor, khususnya dari Brasil, membanjiri pasar Indonesia. Namun ada kebijakan yang bisa digunakan untuk mengendalikan impor. Misalnya menaikkan tarif bea masuk untuk produk tersebut. Selain itu, pemerintah bisa menggunakan instrumen sertifikat halal agar tak sembarang daging unggas masuk ke pasar dalam negeri. Putusan WTO dalam kasus DS484 menyatakan persyaratan pelabelan halal tak melanggar aturan karena sertifikat diberlakukan tanpa diskriminasi.

Advertising
Advertising

Kekalahan dari Brasil mesti menjadi pelajaran. Berulang kali pemerintah kalah bersengketa di WTO. Selama 2014-2018, Indonesia menghadapi delapan gugatan. Dari lima yang telah diputuskan panel, Indonesia hanya menang sekali. Karena itu, penting bagi Indonesia untuk memiliki wakil yang bisa membuktikan bahwa kebijakan yang dipersoalkan telah diambil dengan tepat.

Lebih dari itu, hal paling mendasar adalah konsistensi kebijakan. Pemerintah perlu menyelaraskan sejumlah peraturan yang berkaitan dengan perdagangan internasional. Kekalahan dari Brasil tak semata-mata karena aturan yang dianggap melanggar, tapi lantaran ada kebijakan yang bertolak belakang. Indonesia menolak ayam dari Brasil, tapi mengimpor daging kerbau dari India meski negara tersebut belum bebas dari penyakit kuku dan mulut. Inilah kelemahan aturan yang ditafsirkan sebagai cara menolak ayam Brasil dan kemudian menjadi celah bagi penggugat.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

3 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

30 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

57 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

58 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya