Seberapa Kuat Ekspansi Ekonomi Amerika?

Penulis

Tri Winarno

Selasa, 6 Agustus 2019 07:00 WIB

Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

Tri Winarno
Pengamat Kebijakan Ekonomi

Amerika Serikat sedang menikmati ekspansi ekonomi terlama dalam sejarahnya, melampaui prestasi yang pernah dicapai selama periode 1991-2001. Berbagai indikator, seperti tingkat pengangguran, pertumbuhan upah di sektor non-pertanian, dan jumlah penawaran tenaga kerja, menunjukkan pasar tenaga kerja Amerika sedang membuncah. Namun, jika dicermati lebih dalam, peningkatan upahnya hampir tidak mampu mengimbangi kenaikan biaya hidup yang dialami oleh sebagian pekerja di negeri itu. Lebih dari 4,3 juta pekerja yang menginginkan pekerjaan purnawaktu hanya mendapat pekerjaan paruh waktu.

Dapat dipastikan bahwa tatkala pasar tenaga kerja mengetat, pertumbuhan upah nominal untuk pekerja industri telah mengalami akselerasi-rata-rata meningkat lebih dari 3 persen secara tahunan dalam bulan-bulan terakhir-dengan kenaikan upah terbesar untuk pekerja terkategori upah rendah dalam persentil 20 dan 30. Masalahnya, menurut keterangan Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed), Jerome Powell, di depan Kongres, upah tidak tumbuh sekuat pada masa pemulihan sebelumnya. Menurut dia, ada ketidakselarasan antara tingkat pengangguran dan pertumbuhan upah serta inflasi sehingga membingungkan para ekonom dan mempersulit kerja The Fed. Berdasarkan model standar The Fed, dibutuhkan pertumbuhan upah nominal setidak-tidaknya 3,5-4 persen atau lebih supaya konsisten dengan target inflasi 2 persen dan pertumbuhan produktivitas 1,5 persen, serta pangsa pendapatan pekerja yang stabil.

Faktanya, sejak Mei 2019, rata-rata pendapatan mingguan riil untuk kategori pekerja dengan pendapatan 80 persen ke bawah sama dengan pendapatan pada 1974. Selama 45 tahun, pekerja Amerika mengalami stagnasi upah dan diperparah oleh ketimpangan upah. Selama beberapa dasawarsa, pertumbuhan upah sangat bias ke atas sehingga upah riil kelompok quintile paling bawah mengalami penurunan dan berbeda secara akut sesuai dengan kategori etnis, ras, dan gender.

Untuk sebagian besar penduduk Amerika saat ini, tantangannya bukan masalah mendapatkan pekerjaan, melainkan mendapatkan pekerjaan yang upahnya layak untuk hidup. Ketika upah minimum federal tidak berubah hampir selama satu dasawarsa (US$ 7,25 per jam), upah minimum telah mengalami peningkatan di 18 negara bagian untuk tahun ini dan telah meningkatkan upah sekitar 5 juta pekerja. Upah minimum juga direncanakan dinaikkan lagi di empat negara bagian sampai dengan akhir tahun ini.

Advertising
Advertising

Selain itu, pada 2019 saja, subsidi keringanan pajak pendapatan pekerja (EITC) telah diterapkan di enam negara bagian, sehingga ada 35 negara bagian yang telah mengimplementasikannya. Selain menurunkan kemiskinan dan meningkatkan kesehatan, khususnya untuk ibu tunggal dan anak-anaknya, kebijakan EITC mampu meningkatkan partisipasi angkatan kerja masuk ke dunia kerja. Kebijakan EITC akan optimal jika dikombinasikan dengan kebijakan peningkatan upah minimum, sehingga perusahaan tidak dapat membebankan biaya upah pekerja kepada pembayar pajak.

California, negara bagian dengan tingkat kemiskinan tertinggi (19 persen), telah menaikkan upah minimum pada 2019 dan akan menaikkannya secara berkala tiap tahun sampai 2023. Negara bagian itu juga akan memperluas kebijakan EITC untuk pekerja tanpa anak dan pekerja mandiri serta memberikan tambahan subsidi US$ 1.000 per bulan untuk keluarga yang mempunyai anak di bawah 6 tahun. Perluasan kebijakan tersebut akan menambah lebih dari satu juta keluarga penerima EITC.

Namun disparitas pendapatan pekerja berdasarkan geografi masih lebar. Studi McKinsey Global Institute mengindikasikan peningkatan upah akibat ekspansi ekonomi di Amerika sangat bervariasi di antarkota, antarnegara bagian, dan antarwilayah. Keuntungan dari peningkatan tenaga kerja lebih terkonsentrasi di daerah perkotaan, sedangkan penyerapan tenaga kerja di pedesaan dan kota-kota pedalaman menurun.

Penyerapan tenaga kerja di daerah perindustrian serta pedesaan di selatan, barat daya, dan barat tengah justru semakin menurun dan sekarang mengalami tingkat pengangguran yang tinggi. Kali-laki usia produktif juga kecanduan opioid, sejenis narkotik, bagi laki-laki usia produktif. Keadaan semakin memburuk karena mobilitas pekerja menurun. Pangsa pekerja dewasa yang pindah tiap tahun turun, dari 20 persen pada 1950 menjadi di bawah 10 persen saat ini. Disparitas geografis itu mendorong munculnya prakarsa untuk membuat kebijakan yang mendukung pemerataan, seperti subsidi upah yang bervariasi di tiap daerah dan pelatihan pekerja yang sesuai dengan kebutuhan wilayah.

Ekspansi ekonomi Amerika ini menunjukkan permintaan agregat yang kuat memang menjadi dasar utama penciptaan lapangan kerja. Namun pertumbuhan ekonomi yang kencang saja tidak cukup untuk memacu pertumbuhan upah yang kuat bagi mayoritas pekerja dan kurang mampu mengurangi ketimpangan pendapatan antarwilayah. Hanya kebijakan yang antisipatif, proaktif, dan strategis yang dapat melakukan tugas tersebut.

Mencermati perkembangan tersebut, ke depan, kebijakan ekonomi Amerika masih akan dipacu lebih kencang dengan berbagai instrumen kebijakan, baik moneter, fiskal, maupun industri. Dalam waktu dekat, agar ekspansi ekonominya tetap kuat, kebijakan moneternya akan lebih dilonggarkan dan ada serangkaian penurunan tingkat bunga The Fed. Kebijakan tersebut akan kondusif bagi kinerja perekonomian global. Kini saatnya negara-negara berkembang mengikuti langkah Amerika agar perekonomiannya dapat melaju lebih kencang lagi.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

4 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

13 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

34 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

42 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

46 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya