Perkuat Sistem Keamanan Perbankan

Penulis

Senin, 22 Juli 2019 07:30 WIB

Ilustrasi Gedung Bank Mandiri, Surakarta, Jawa Tengah.

Bank Mandiri mesti memastikan kekacauan dalam pemindahan data bank seperti yang terjadi pada Sabtu lalu tidak terulang. Kekacauan sistem pada bank milik negara itu telah menyebabkan kecemasan dan keresahan yang luas.

Setidaknya 1,5 juta orang atau sekitar 10 persen dari total nasabah Bank Mandiri terkena dampak langsung. Ada nasabah yang saldo simpanannya bertambah tiba-tiba. Banyak pula nasabah yang saldonya berkurang. Penjelasan resmi Bank Mandiri menyatakan kekacauan terjadi pada saat perpindahan proses dari sistem utama (core) ke sistem cadangan (back-up). Dengan kata lain, kekacauan merupakan akibat dari kesalahan internal.

Meski demikian, Bank Mandiri tak bisa hanya mengatakan masalah sudah selesai dan nasabah tak dirugikan. Publik membutuhkan penjelasan yang transparan tanpa melanggar prinsip kerahasiaan bank: mengapa sistem operasi bank dengan aset lebih dari Rp 1.200 triliun tersebut bisa kacau pada saat perpindahan proses yang sejatinya merupakan langkah rutin di ujung setiap hari kerja?

Apalagi kekacauan semacam itu tak hanya kali ini menimpa sistem teknologi Bank Mandiri. Dua tahun lalu, sistem Mandiri online juga rusak dan menimbulkan kekhawatiran yang luas karena sebagian uang nasabah hilang. Hingga kini, masyarakat tidak tahu persis apa yang terjadi di balik kekacauan tersebut dan siapa yang rugi. Masyarakat juga tak tahu apakah ada uang bank yang dicuri pada saat sistem bank terganggu. Padahal bukan tidak mungkin kekacauan seperti itu sengaja dibuat untuk menutupi penggarongan yang canggih.

Di sisi lain, pernyataan bahwa telah terjadi kekeliruan dalam proses pemulihan sistem-ada langkah yang terlewat-sehingga memakan waktu hingga enam jam, memperlihatkan ketidaksiapan bank dalam menghadapi krisis. Hal ini jelas mengkhawatirkan lantaran menunjukkan bukan hanya teknologinya yang bermasalah, tapi juga operator, sumber daya manusianya. Tanpa peretasan saja terjadi kekacauan yang sedemikian besar, bisa dibayangkan apa jadinya kalau sistem bank sengaja diserang dari luar.

Advertising
Advertising

Kekacauan sistem pada Bank Mandiri ini sekaligus merupakan peringatan bagi semua bank nasional agar meningkatkan keamanan teknologinya. Setahun lalu, masyarakat juga dihebohkan oleh pembobolan uang nasabah Bank BRI. Jangan sampai hal itu terulang.

Perbankan di masa mendatang akan masuk ke bisnis digital, yang apabila terjadi kerentanan sistem bisa berakibat fatal. Agar kepercayaan publik tidak hilang, bank mesti serius meningkatkan keamanan teknologinya serta kesiapan sumber daya manusianya untuk menghadapi gangguan sistem semacam ini. Bukan cuma simpanan nasabah yang harus aman, tapi datanya juga.

Bagaimanapun kepercayaan masyarakat penting bagi bisnis perbankan. Jangan sampai hal itu goyah. Sebab, kalau nasabah cemas dan menarik uangnya secara bersama-sama, bukan hanya Bank Mandiri yang roboh. Sistem perbankan nasional pun bisa lumpuh, dan hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perekonomian.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

7 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

28 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

36 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

40 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

55 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

56 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya