Rombak Mekanisme Seleksi BPK

Penulis

Kamis, 4 Juli 2019 07:30 WIB

Ilustrasi Badan Pemeriksaan Keuangan. Wikipedia

Mekanisme seleksi anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) oleh Dewan Perwakilan Rakyat harus dirombak. Pemilihan anggota BPK oleh Dewan selama ini cenderung menghasilkan figur-figur yang kurang berintegritas sehingga menggerus kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengawas keuangan negara ini.

Ramainya politikus yang kini menjadi calon anggota BPK mempersuram masa depan lembaga tinggi negara ini. Mereka maju sebagai calon tentulah atas restu partai dan sulit diabaikan bahwa ada kepentingan partai di situ. Peluang kolusi antara anggota BPK dan DPR akan sangat besar serta dapat merusak fungsi pengawasan terhadap penggunaan anggaran negara.

Keadaan semakin mengkhawatirkan karena proses seleksi Dewan yang tidak transparan dan akuntabel, yang menjadi ladang subur bagi transaksi politik dan suap. Para calon anggota BPK dapat lolos uji kelayakan dan kepatutan Dewan tanpa alasan yang memadai. Pertimbangan politik lebih berat daripada alasan integritas dan kompetensi. Kadang kala Dewan memilih calon yang kualitasnya buruk dan bahkan pernah tersangkut kasus korupsi.

Pemilihan anggota BPK yang sepenuhnya di tangan DPR merupakan biang kelemahan mekanisme. Dewan bahkan enggan berkonsultasi atau meminta masukan dari lembaga lain, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, untuk memeriksa rekam jejak para calon.

BPK bukanlah lembaga perwakilan politik yang harus diisi oleh para politikus. Badan ini bertugas memeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara-sebuah peran yang sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. BPK juga punya peran besar dalam pemberantasan korupsi. Badan itu dapat mencegah dan mendeteksi terjadinya korupsi karena berwenang melakukan audit investigasi terhadap dugaan penyimpangan keuangan negara.

Advertising
Advertising

Di banyak negara, lembaga auditor negara bahkan aktif memberantas korupsi. Misalnya, Najwyzsza Izba Kontroli-badan pengawas keuangan Polandia-menggunakan data dari pekerjaan audit rutinnya untuk memetakan sektor-sektor pemerintah dan menyoroti bidang kegiatan yang dianggap rentan terhadap korupsi. Kantor Audit Negara Hungaria berfokus pada risiko korupsi selama audit dan pernah mengangkat 50 kasus pidana korupsi pada 2005.

Hasil audit BPK juga sering menjadi basis pengungkapan berbagai kasus korupsi, paling tidak dalam menentukan besarnya kerugian negara. Untuk itu, institusi ini harus berfungsi optimal dan memiliki legitimasi kuat. Hal itu hanya terwujud jika badan tersebut diisi orang-orang yang berintegritas, independen, dan bersih dari korupsi. Independensi jelas tak mungkin diharapkan pada orang-orang dari partai politik.

Seleksi calon anggota BPK merupakan titik pangkal untuk mewujudkan badan itu menjadi kredibel dan dapat dipercaya. Tidak mungkin rekrutmen ini berhasil bila proses penjaringan dan pemilihan calon berjalan tidak transparan dan sarat kepentingan politik. Untuk itu, mekanisme seleksi anggota BPK yang kini dimonopoli oleh DPR perlu segera diakhiri.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya