Di pinggir kota Madrid, mereka tampak bahagia berjumpa lagi dengan kampung halamannya. Laura (Penelope Cruz) bersama kedua anaknya, si cantik sulung yang sudah menanjak remaja Irene (Carla Campra) dan adiknya untuk merayakan pesta perkawinan keluarga. Suami Laura, Alejandro (Ricardo Darin) tak bisa bergabung karena urusan pekerjaan. Begitu ketiganya tiba di pinggir kota Madrid, kita langsung berkenalan dengan seluruh anggota keluarga, ayah yang nyinyir, Ibunda yang penuh kasih, kakak dan adik yang punya problem keluarga masing-masing dan kita juga berkenalan dengan kawan lama Laura yaitu Paco (Javier Bardem) dan keluarganya.
Pada 15 menit pertama, film ini tampak seperti sebuah film keluarga yang menyenangkan, pemandangan yang indah, gayeng, dan Spanyol. Keluarga besar, makanan berlimpah, anggur yang membasahi tenggorokan dan jiwa serta dansa-dansa hingga matahari terbit. Di tengah keriaan itulah, kita nyaris lupa bahwa ini adalah film karya Asghar Farhadi yang selalu saja memberi kejutan di setiap tikungan.
Dari puteri Laura dan putera Paco yang diam-diam melipir membawa anggur dan rokok, kita kemudian mengetahui bahwa antara Laura dan Paco pernah mempunyai hubungan cinta yang panjang dan dalam di masa mudanya. Kejutan pertama dan tragis terjadi di malam hari ketika Laura baru menyadari Irene, si gadis hilang dari kamar tidur. Semula mereka menyangka Irene hanya menghilang ke pesta lain atau sekedar bersenang-senang bersama para sepupunya. Tetapi belakangan, tak satupun yang mengetahui posisi Irene. Pagi hari, setelah penculik mengirim pesan bahwa Irene ada di tangan mereka, barulah seluruh keluarga Laura menyadari bahwa Irene disergap serombongan penculik yang menuntut uang tebusan.
Pada tahap inilah jejak Asghar Farhadi mulai terasa kental. Seperti juga dalam film-film The Past, A Separation, dan The Salesman, film-film Farhadi bergenre drama keluarga selalu saja berhasil menampilkan lekuk dan kejut pada setiap babak. Dan yang mengagumkan adalah kejutan Farhadi tak pernah dipaksakan; selalu muncul sesuai dengan fitrah cerita sekaligus tetap memelihara daya kejut penonton.
Khusus dalam filmnya terbarunya yang sudah melibatkan elemen kriminal ini, tentu saja Farhadi menggunakan teknik cerita detektif di mana setiap tokoh dicurigai sebagai pelaku: mulai Paco yang mempunyai masa lalu dengan Laura; lantas Laura sendiri dicurigai merekayasa penculikan anaknya; hingga giliran ayah Irene –yang akhirnya datang ke Madrid—yang sempat dicurigai karena dia sudah lama menganggur dan butuh duit. Semua saling menuduh dan saling menyalahkan. Yang lebih menegangkan adalah karena mereka tidak berani ke polisi, karena ancaman para penculik, maka tebak menebak dan tuduh menuduh antar anggota keluarga semakin gencar. Akibatnya mereka hanya berani berkonsultasi kepada mantan polisi penduduk kampung tersebut.
Film Everybody Knows yang sebetulnya berpusat pada hubungan masa lalu Laura dan Paco ini menampilkan seni peran pasangan Penelope Cruz dan Javier Bardem yang luar biasa. Hubungan Cruz dan puterinya juga tergambarkan dengan bagus, sementara sang suami yang tak mempunyai pekerjaan bukan saja terlihat sebagai pecundang tetapi karakter yang lemah.
Yang menarik adalah meski pada akhir film kita akhirnya –dengan kejutan luar biasa—mengetahui jawabannya, sebetulnya sutradara Farhadi bukan menyajikan sebuah film tentang penculikan, melainkan tentang drama keluarga yang memiliki berlapis-lapis rahasia. Peristiwa penculikan ini adalah trigger yang kemudian memaksa mereka untuk membuka rahasia demi rahasia yang selama ini mereka simpan sedemikian rupa, meski sekampung mengetahui segala yang tersimpan dan terkubur.
Meski Everybody Knows bukan masterpiece Farhadi, film yang pemutaran premiernya diselenggarakan di Festival Film Cannes ini tetap sebuah film Farhadi yang bersinar, yang menyentuh dan dengan cerdas mencoba menggali psikologi hubungan antar anggota keluarga.
Everybody Knows (Todos lo saben)
Sutradara: Asghar Farhadi
Skenario: Asghar Farhadi
Pemain: Penelope Cruz, Javier Bardem, Ricardo Darin
