Investigasi Kerusuhan 21-22 Mei

Penulis

Senin, 27 Mei 2019 07:30 WIB

Anggota Brimob memblokade massa yang berkumpul di atas jalan layang Slipi Jaya, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. Menurut keterangan pihak berwajib, massa yang menjadi pelaku kerusuhan merupakan warga luar DKI Jakarta. ANTARA/Muhammad Iqbal

Penyelidikan yang menyeluruh layak digelar untuk memperjelas penyebab kerusuhan 21-22 Mei dan pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan yang terjadi. Ada banyak hal yang harus diklarifikasi: dari soal asal peluru tajam, siapa yang mendatangkan dan membayar massa bayaran, benarkah ada instruksi Partai Gerindra terkait dengan mobil ambulans dari Tasikmalaya yang berisi batu, hingga pelanggaran prosedur operasi standar oleh aparat kepolisian dalam menangani kerusuhan. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia layak dilibatkan dalam investigasi ini.

Aksi demo 22 Mei jelas telah ditunggangi massa perusuh yang punya agenda menciptakan krisis yang meluas. Lewat penangkapan ratusan perusuh dan provokator berikut barang bukti berupa bom molotov, batu, amplop, dan uang, polisi bisa mengungkap siapa pendana, penghubung, hingga dalang kerusuhan. Sejauh ini polisi sudah mengidentifikasi tiga kelompok penyusup: kelompok preman, kelompok pembawa senjata api, dan kelompok berideologi ekstrem yang berniat melakukan "jihad" melawan aparat.

Semestinya para penegak hukum bisa segera sampai pada dalang kerusuhan, terlebih Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan telah mengetahui sang dalang. Penangkapan beberapa anggota Gerakan Reformis Islam (Garis), yang terafiliasi dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia, serta anggota kelompok yang membawa satu pucuk senapan serbu M4 dan pistol harus ditindaklanjuti hingga mengarah pada mastermind kerusuhan sesungguhnya.

Polisi juga perlu menyidik lebih dalam "nyelonongnya" mobil ambulans berisi batu berlogo Partai Gerindra. Sang pengemudi sudah mengaku diperintah oleh pemimpin partai di Tasikmalaya. Boleh jadi, pemimpin partai daerah pun mendapat "order" dari pimpinan pusat. Jika partai politik terbukti terlibat dalam aksi kerusuhan, apalagi aksi makar, partai tersebut layak didiskualifikasi.

Tugas investigasi yang tak kalah berat adalah mengusut asal peluru tajam yang menewaskan perusuh dan korban kerusuhan yang menyebar hingga ke Tanah Abang dan Slipi. Sejak awal pemerintah menyampaikan bahwa aparat TNI-Polri dilarang menggunakan peluru tajam saat mengamankan aksi untuk menghindari upaya adu domba. Mereka hanya dibekali tameng, gas air mata, dan water cannon untuk menghalau massa. Tapi faktanya ada korban tewas akibat tembakan.

Advertising
Advertising

Polisi secara fair memang telah mengakui ada satu korban tewas yang mungkin tertembak anggota Brimob yang marah akibat asrama mereka dibakar massa. Agar lebih adil, tim investigasi perlu segera melakukan autopsi pada lima korban tewas lain yang diduga juga tertembak.

Pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) oleh aparat kepolisian bukannya tak terjadi. Komnas HAM bahkan menemukan adanya indikasi pelanggaran oleh sekelompok orang berseragam Brimob ketika menangkap seorang anak di halaman sebuah masjid di Kampung Bali XXXIII, Tanah Abang. Video anak yang dipukuli itu kemudian viral.

Pengusutan seluruh kasus itu harus tuntas. Jangan sampai publik tak pernah mendapat penjelasan yang terang seperti dalam kerusuhan-kerusuhan sebelumnya. Jangan sampai pula peristiwa yang mencederai demokrasi itu menjadi alat bargaining politik segelintir elite.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

3 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

12 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

33 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

41 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

45 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya