Prabowo, Bertanggung- jawablah!

Penulis

Kamis, 23 Mei 2019 07:06 WIB

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengimbau kepada massa pendukungnya yang kini berada di Jakarta. TWITTER @PRABOWO

Kerusuhan yang pecah pada 22 Mei kemarin di Jakarta sedikit-banyak terjadi karena disulut oleh perselisihan di antara dua kubu calon presiden ihwal hasil Pemilihan Umum 2019. Prabowo Subianto menolak hasil penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum yang memenangkan Joko Widodo dan menuduh telah terjadi kecurangan dalam pemilihan presiden itu.

Sikap Prabowo jelas menunjukkan bahwa dia tidak siap kalah. Kubu Prabowo malah terus melontarkan tudingan yang hendak mendeligitimasi pemilu. Mereka menuduh sejumlah anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara meninggal karena diracun. Padahal hasil audit medis oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyebab kematian para petugas adalah berbagai penyakit. Mereka menyalahkan banyak data salah input dalam sistem informasi penghitungan suara KPU, padahal sistem itu hanya alat kontrol dan informasi untuk masyarakat. Penghitungan sebenarnya tetap didasarkan pada rekapitulasi berjenjang. Mereka juga menilai Mahkamah Konstitusi tak dapat dipercaya sehingga akan sia-sia bila menggugat hasil pemilu ke lembaga itu.

Belum lagi berbagai pernyataan para tokoh di kubu Prabowo tentang people power yang memperkeruh keadaan. Bahkan, ketika kerusuhan pecah, tokoh Partai Amanat Nasional, Amien Rais, menuding "polisi-polisi yang berbau PKI telah menembak umat Islam". Tudingan yang tak berdasar semacam ini justru semakin memprovokasi massa yang sedang ribut.

Dalam kasus ini, Prabowo harus turut bertanggung jawab atas berbagai kerusuhan yang terjadi di Jakarta kemarin itu. Dia tak bisa lepas tangan dengan mengklaim bahwa para perusuh dalam unjuk rasa di Badan Pengawas Pemilihan Umum itu bukan pendukungnya. Bagaimanapun, demonstrasi itu digelar oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga dan dihadiri sejumlah tokoh dari kubu ini. Prabowo harus segera menarik massa pendukungnya dari Jakarta dan mengembalikan suasana damai di Ibu Kota.

Cara-cara people power semacam itu jelas tak patut dilakukan oleh para politikus yang menjunjung tinggi demokrasi. Dalam demokrasi, tak ada ruang bagi perebutan kekuasaan dengan jalan kekerasan. Perebutan kekuasaan harus dilakukan secara konstitusional melalui pemilihan umum.

Advertising
Advertising

Namun langkah Prabowo yang akhirnya mengajukan gugatan sengketa hasil pemilihan presiden ke Mahkamah Konstitusi patut diapresiasi. Itulah cara yang benar dan pantas dalam berdemokrasi. BPN tinggal menyiapkan tim pengacara yang andal dan bukti-bukti yang memadai. Biarkan Mahkamah nanti yang memutuskannya.

Kini saatnya Prabowo dan Jokowi meredakan ketegangan di antara kedua kubu. Mereka berdua harus muncul bersama di hadapan publik dan menunjukkan sikap kesatria masing-masing. Perseteruan ini harus segera disudahi. Masyarakat sudah lelah didera percekcokan di antara pendukung masing-masing kubu. Apalagi sampai bikin rusuh seperti kemarin.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

29 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

41 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

56 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

57 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya