Mimpi Jakarta Bebas Banjir

Penulis

Selasa, 30 April 2019 07:30 WIB

Foto udara saat pengendara menerobos banjir akibat luapan Sungai Ciliwung di Jalan Jatinegara, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat 26 April 2019. Banjir itu terjadi sejak Jumat pagi akibat tingginya intensitas hujan di Wilayah Bogor dan sekitarnya. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Stop berdebat soal pembangunan waduk dan naturalisasi bantaran sungai untuk mengatasi banjir di Jakarta! Pemerintah DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum harus segera menerapkan langkah konkret agar banjir yang saban tahun terjadi tak terulang. Caranya, kebut pembangunan waduk di hulu dan tata kawasan sepanjang Sungai Ciliwung.

Pembangunan waduk Sukamahi dan Ciawi di Jawa Barat yang direncanakan sejak 14 tahun lalu tak kunjung rampung. Padahal, waduk yang mampu menampung 8,3 juta kubik air ini bisa mengurangi 30 persen air yang mengalir ke Sungai Ciliwung dan bermuara di wilayah utara Jakarta. Kondisi ini berbeda dengan proyek pembangunan lain yang jauh lebih cepat digarapdan memang termasuk proyek strategis nasionalseperti pembangunan jalan tol Trans Jawa dan revitalisasi sejumlah bandar udara.

Masalah pembebasan lahan seharusnya tak lagi mengganjal. Selama harga yang ditawarkan sudah disepakati, pembangunan waduk senilai Rp 2,68 triliun tersebut bisa terus berjalan. Sembari membangun waduk, kawasan di sepanjang sungai ditata.

Gagasan naturalisasi ataukah pembetonan Sungai Ciliwung tak perlu memicu pro dan kontra. Anggapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang pembetonan di sepanjang sungai yang mempercepat pembuangan air ke laut, bukan terserap ke tanah seperti dalam konsep naturalisasi, tidak sepenuhnya tepat. Resapan air juga dapat ditingkatkan dengan lebih banyak membuka ruang terbuka hijau.

Lagi pula, apakah naturalisasi bantaran sungai di tengah kota yang sudah begitu padat penduduknya itu memungkinkan? Di sejumlah kota besar di negara tetangga, naturalisasi hanya dilakukan di sungai yang bagian tepinya masih hutan. Di Jakarta, contohnya ada di Condet, Jakarta Timur. Namun, di tengah kota, yang lebih tepat adalah pembetonan sembari memanfaatkan kawasan bantaran sungai menjadi jalur pedestrian atau tempat wisata.

Advertising
Advertising

Penataan kawasan tepian sungai ini tentu termasuk memindahkan mereka yang berkukuh tinggal di bantaran sungai. Merekalah biang keladi masalah banjir karena mempersempit jalan air sekaligus mencemarinya. Tidak pantas orang-orang egois yang bertahan hidup di bantaran sungai ini menyalahkan mereka yang tinggal di hulu.

Untuk hal ini, ketimpangan mereka yang tinggal di hulu dan di hilir bisa dirasakan. Penduduk yang terkena dampak proyek pembangunan waduk terpaksa melepas tanahnya demi kenyamanan orang-orang yang tinggal di bantaran sungai. Sementara mereka di bantaran sungai mau menang sendiri, kemudian "berteriak" ketika kebanjiran.

Situasi bertambah rumit ketika sejumlah politikus justru membela orang yang tinggal di bantaran sungai demi mengerek popularitas. Mereka tak ingin isu penggusuran meruap karena berpotensi memancing kerusuhan. Padahal, bukankah risiko hidup di bibir sungai adalah terkena dampak banjir?

Satu lagi yang perlu diperhatikan dalam setiap upaya penataan kota adalah pelibatan masyarakat. Penduduk yang tinggal paling dekat dengan sungai adalah penerima manfaat terbesar sekaligus penjaga kelestarian sungai. Jangan lupakan andil mereka.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

5 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

14 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

35 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

43 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

47 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya