Lalai Hitung Komisi Pemilihan Umum

Penulis

Selasa, 23 April 2019 07:03 WIB

Siluet Ketua KPU Arief Budiman saat melakukan monitoring rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 melalui aplikasi Situng di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu, 20 April 2019. KPU menegaskan Situng tidak akan mempengaruhi penetapan hasil Pemilu 2019 karena rekapitulasi resmi tetap dilakukan secara real count manual. ANTARA/Rivan Awal Lingga

Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bekerja lebih hati-hati agar kesalahan input data penghitungan suara tidak terulang dan kasusnya bertambah banyak. Di tengah tensi politik yang panas akibat tudingan praktik curang oleh pendukung calon presiden Prabowo Subianto kepada calon inkumben dan Komisi Pemilihan Umum, tuduhan ini seolah-olah memperoleh pembenaran dengan perkara salah input ini.

Kesalahan memasukkan data rekapitulasi hasil penghitungan suara dari formulir C1 ke Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) di situs KPU terjadi pada sembilan tempat pemungutan suara (TPS) di Maluku, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jakarta, dan Riau. KPU mengklaim sudah memperbaiki salah input tersebut. Menurut mereka, kesalahan itu murni karena kelalaian petugas, bukan karena serangan cyber atau peretasan.

Kesigapan KPU segera memperbaiki kesalahan input data C1 ke sistem hitung patut diapresiasi. Namun peristiwa ini seyogianya menjadi peringatan agar Komisi meningkatkan profesionalitasnya. Apalagi proses penghitungan suara masih berlangsung. Jika kesalahan input data itu masih terjadi dan terus berulang, kredibilitas Komisi dipertanyakan.

Sistem hitung merupakan penghitungan suara real count oleh KPU. Aplikasi Situng yang telah dipraktikkan sejak Pemilu 2014 itu juga diterapkan dalam pilkada 2015, 2017, dan 2018. Sistem ini bisa menjadi alat kontrol tahapan penghitungan suara oleh KPU karena penghitungan resminya tetap rekapitulasi manual berjenjang yang menelan waktu hampir sebulan.

Akurasi menjadi kata kunci dalam proses penghitungan ini. Kesalahan input data formulir C1 ke sistem hitung sebetulnya bisa dikoreksi sejak di tingkat TPS. Dengan demikian, kesalahan tidak menjalar ke atas ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), KPU kabupaten/kota, dan KPU pusat.

Advertising
Advertising

Komisi harus transparan. Di setiap tahap dari TPS, rekapitulasi di kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi, sampai kantor KPU di Jakarta hasil penghitungan harus diumumkan kepada masyarakat.

Terlalu dini menuduh penyelenggara pemilu telah bermain api: menggelembungkan suara agar salah satu kandidat meraih kemenangan. KPU di daerah dan pusat juga harus memastikan penghitungan suara dilakukan tanpa intervensi. KPU harus netral, profesional, dan mengabaikan tekanan dari siapa pun. Pejabat daerah, dari tingkat desa hingga pusat, yang berafiliasi dengan partai penyokong kandidat presiden hendaknya juga menahan diri untuk tetap netral. Segala bentuk keberpihakan, apalagi kecurangan, merupakan tindak pidana yang harus dihukum.

Tak mudah memang menyelenggarakan pemilu dengan 192 juta pemilih di negeri yang luas dan berpulau-pulau. KPU sejauh ini telah berhasil menyelenggarakan pemilihan anggota legislatif dan presiden secara serentak, damai, dan tanpa gejolak yang berarti. Keberhasilan penyelenggaraan pemilu yang disebut-sebut paling rumit di dunia ini hendaknya tidak ternoda oleh insiden salah input data.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya