Surat Suara di Malaysia

Penulis

Senin, 15 April 2019 07:00 WIB

Tumpukan kardus yang diduga berisi surat suara pemilu yang telah dicoblos diberi garis pembatas Polisi Diraja Malaysia (PDRM) di sebuah toko di Taman Kajang Utama, Kajang, Selangor.

"Temuan" surat suara yang telah tercoblos di Malaysia perlu diteliti kebenarannya. Bekerja sama dengan kepolisian negara itu, Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sepatutnya memastikan duduk persoalan yang sebenarnya. Proses ini perlu dilakukan cepat agar tidak ada yang memanfaatkannya untuk menggugat keabsahan pemungutan suara.

Malaysia merupakan wilayah di luar negeri yang memiliki jumlah pemilih terbanyak pada Pemilu 2019. Hampir 560 ribu orangumumnya pekerja migrantersebar di sejumlah kota di negara itu. Bersama suara dari negara-negara lain dengan total dua juta lebih, suara dari Malaysia ini akan diperhitungkan untuk daerah pemilihan DKI 2tempat Davin Kirana, putra Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, menjadi calon legislator dari Partai Nasional Demokrat.

Di sinilah tuduhan konspirasi muncul. Dalam video yang beredar di media sosial, surat-surat suara yang dicoblos ditengarai diarahkan untuk putra sang duta besar. Adapun surat suara pemilihan presiden dicoblos, konon, untuk pasangan nomor urut 01. Segera saja kubu pasangan 02 dan partai-partai pendukungnya, yang selama ini menyuarakan kemungkinan pelaksanaan pemilu curang, seolah-olah mendapat konfirmasi. Karena itu, penyelidikan yang cepat dan akurat dalam kasus ini perlu dilakukan.

Yang pertama bisa dilakukan adalah mengecek pelaksanaan prosedur baku distribusi surat suara. Sejauh ini, Komisi Pemilihan Umum selalu melibatkan aparat keamanan sejak pencetakan hingga pembagian dokumen negara itu. Berita acara penyerahan pasti dibuat, dan dengan demikian bisa dengan mudah diurutkan jumlah surat suara pada setiap titik. Hal ini dilakukan sembari menunggu kepolisian Malaysia memberikan izin kepada Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu mengecek langsung barang bukti.

Dua lembaga tersebut hingga kemarin belum berhasil melihat dan memeriksa langsung surat suara yang tercoblos itu. Mereka belum mendapat akses dari kepolisian Malaysia. Keterangan dari relawan Prabowo-Sandi di Malaysia, Parlaungan, yang melaporkan pertama kali adanya surat suara tercoblos, pun sepatutnya digali lebih dalam. Ia menyampaikan "temuannya" itu kepada Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kuala Lumpur, Yaza Azzahara Ulyana.

Advertising
Advertising

Semua langkah itu perlu dilakukan secara cepat. Jika memungkinkan, hasil penyelidikannya sudah harus bisa diketahui sebelum hasil pemungutan suara mulai dihitung. Dengan demikian, simpang-siur surat suara tercoblos di Malaysia ini tidak semakin memperbanyak beredarnya informasi palsu, berita bohong, juga tindakan pembusukan terhadap penyelenggara pemilu.

Kabar soal surat suara tercoblos di luar negeri bukan baru kali ini terjadi. Pada Pemilu 2014 pun beredar informasi tentang surat tercoblos dan surat suara yang berisi hanya satu pasangan calon di luar negeri. Kasus surat suara dalam kondisi tercoblos ditemukan di Taiwan. Adapun surat suara yang hanya bergambar satu pasangan ditemukan di Hong Kong. Namun KPU dapat dengan cepat memastikan bahwa itu hanyalah kabar kibul alias hoaks. Klarifikasi segera itu sangat diperlukan untuk masyarakat luas.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

5 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

26 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

34 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

38 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

53 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

54 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya