Babak Akhir Musim Persuasi

Jumat, 12 April 2019 08:00 WIB

Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto berorasi saat kampanye akbar bertajuk "Indonesia Menang bersama Prabowo Subianto" di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Senin, 8 April 2019. ANTARA

Gun Gun Heryanto
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute

Masa kampanye pemilihan umum segera berakhir. Momentum pamungkas musim persuasi ditutup dengan debat pasangan calon presiden-wakil presiden kelima, yang mempertemukan ulang Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno. Debat kelima ini menarik karena berada di tengah euforia dukungan masing-masing kubu yang mengalami titik kulminasi. Maklum, kontestasi mendekati hari menentukan karena debat diselenggarakan menjelang masa tenang.

Asumsi bahwa debat tidak akan mengubah peta secara signifikan itu benar. Panggung perbincangan masyarakat telah membentuk konsolidasi opini dan peneguhan persepsi, yang dalam ranah kajian komunikasi dikenal sebagai stage of consolidation di wilayah opini publik.

Pemilih telah terkonsolidasi di tiga zona atau garis lintang, jika merujuk pada social judgement theory dari Muzafer Sherif dan Carolyn Sherif, sebagaimana dikutip Richard M. Perloff dalam bukunya, The Dynamics of Persuasion (2003). Pertama, pemilih berada di zona penerimaan (latitude of acceptance) terhadap salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden. Kedua, mereka berada di zona penolakan (latitude of rejection) terhadap salah satu dari kedua pasangan.

Ketiga, mereka, yang hingga akhir musim persuasi masih gamang dan belum menentukan pilihan, berada di zona tanpa komitmen (latitude of no commitment). Kelompok ketiga ini, yang jika tidak teryakinkan, bisa saja menjadi golput atau bisa juga menjadi penentu kemenangan salah satu pasangan jika mampu disentuh nalar dan emosinya untuk mengubah perilaku mereka.

Advertising
Advertising

Debat kelima punya makna ganda. Pertama, debat mengunci pesan-pesan utama dalam komunikasi persuasi agar diingat oleh pemilih. Tema yang diangkat dalam debat kelima adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan industri. Salah satu isu terpenting dalam perebutan narasi untuk memalingkan perhatian khalayak dalam pemilihan presiden adalah isu ekonomi dan kesejahteraan sosial. Isu ini sangat menonjol dibanding berbagai narasi lainnya. Kubu penantang secara konsisten berupaya mencuri perhatian lewat berbagai pesan yang langsung menohok isu ekonomi dan kesejahteraan sejak musim kampanye dimulai. Benang merah narasi penantang lebih banyak berisi kritik terhadap ekonomi dan kesejahteraan yang dianggap tidak optimal dikelola dan diimplementasikan dalam pemerintahan kubu petahana.

Tentu kubu petahana pun punya kepentingan untuk menjaga narasi kesuksesan periode pertama agar tetap mempertahankan tingkat kepercayaan (public trust) serta mengurangi tingkat ketidaknyamanan (inconveniences) dan ketidakpastian (uncertainty) agar pemilih yakin untuk memandatkan kuasa pada periode kedua.

Kedua, debat kelima bisa menjadi strategi pamungkas untuk memalingkan perhatian kelompok yang belum menentukan pilihan dan kelompok pemilih bimbang. Pesan utama dalam debat kelima sangat penting, mengingat konteks waktu langsung berdekatan dengan hari pencoblosan. Para pasangan harus tampil prima agar mereka bisa menambah suara. Masih adakah peluang kelompok yang belum menentukan pilihan dan kelompok bimbang ini berubah menjadi pemilih salah satu pasangan? Tentu ada.

Jika merujuk pada Theory of Reasoned Action yang dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada 1980 dalam bukunya, Predicting and Changing Behavior: The Reasoned Action Approach (2007), perubahan perilaku itu akan ditentukan oleh intensi seseorang. Pemilih berperilaku dengan cara sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Niat melakukan atau tidak melakukan hal tertentu dipengaruhi oleh dua faktor mendasar, yakni sikap (attitude towards behavior) dan norma subyektif (subjective norms).

Maka, debat kelima perlu menghadirkan dua hal utama untuk meyakinkan pemilih bimbang tadi. Pertama, harus bisa memberi alasan ihwal pertimbangan untung-rugi dari program dan gagasan mereka (outcome of the behavior). Kedua, konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi kepada individu (evaluation regarding the outcome). Komponen kedua ini mencerminkan dampak dari norma-norma subyektif. Ingat, kelompok bimbang dan belum menentukan pilihan ini sebagian besar di antaranya merupakan kelompok rasional yang akan mempertimbangkan tawaran program dan gagasan hingga menjelang hari pencoblosan.

Pada babak akhir musim persuasi ini, penting untuk mengingatkan semua komponen agar mau dan mampu menciptakan suasana kondusif. Semua kandidat dan tim pemenangannya jangan membuat manuver yang berisiko merusak keutuhan bangsa dan negara. Misalnya, melalui cara provokatif atau mengeksploitasi politik identitas berbau agama yang dapat menjerembapkan bangsa ini ke dalam pusaran konflik. Konflik itu sukar disembuhkan dalam rentang waktu panjang, meskipun pemilu sudah usai.

Media massa juga harus turut menjaga atmosfer pemilu yang kondusif. Jangan sampai jurnalis mengubah perannya menjadi propagandis. Para tokoh struktur sosial tradisional, seperti ulama dan tokoh adat, juga perlu menyeimbangkan suasana. Keluhuran budi pekerti, nilai bijak, dan kearifan lokal perlu digemakan di tengah polarisasi tajam dan kering kerontangnya moralitas politik di kubangan kepentingan elektoral. Memilihlah dengan bijak dan bertanggung jawab, bukan dengan cara merusak.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

3 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

12 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

33 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

41 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

45 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya