Cara Jitu Melawan Hoaks

Penulis

Selasa, 5 Maret 2019 07:30 WIB

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com

Dua calon presiden yang kini tengah berkompetisi, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, harus ikut bertanggung jawab mengerem penyebaran hoaks dan disinformasi selama masa kampanye pemilihan umum dan pemilihan presiden ini. Mereka berdua harus tegas melarang semua pendukungnya menyebarkan berita bohong dan manipulatif demi kepentingan elektoral. Kubu Jokowi dan Prabowo harus berani menjatuhkan sanksi keras jika ada barisan mereka sendiri yang tertangkap tangan bermain-main dengan hoaks.

Ketegasan semacam itu penting dan ditunggu publik karena selama ini para pendukung inilah yang paling rajin meneruskan pesan media sosial yang akurasinya meragukan ke ratusan atau ribuan orang di jejaringnya. Perilaku semacam itu sama saja dengan menyebarkan hoaks.

Sebagai gambaran, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) menemukan bahwa sepanjang Januari-Maret 2019 ada sedikitnya 47 kabar bohong soal Jokowi dan 17 berita yang menyerang Prabowo. Jokowi dipersoalkan ihwal kaitannya dengan Partai Komunis Indonesia sampai isu seputar konsultan asing. Sedangkan Prabowo diserang soal keislaman dan kehadirannya di gereja pada misa Natal. Keduanya sama-sama menjadi korban.

Lembaga pemantau percakapan di media sosial, PoliticaWave, menemukan bahwa hoaks biasanya berawal dari grup percakapan di media sosial, seperti WhatsApp dan Facebook. Pencipta hoaks lalu sengaja membagikan informasi manipulatif itu ke platform media sosial milik kelompok relawan, terutama Twitter, agar daya ledaknya lebih besar dan menjadi viral.

Temuan PoliticaWave itu menegaskan pentingnya para pemimpin tim kampanye, penanggung jawab media sosial, bahkan hingga kandidat presiden sendiri, mengendalikan anak buahnya. Membiarkan masing-masing pendukung calon presiden saling serang dengan peluru informasi setengah keliru hanya akan memanaskan situasi politik. Apalagi jika ada kubu yang justru aktif memproduksi hoaks dan disinformasi untuk menyerang lawan. Pelanggaran semacam ini harus cepat ditangani polisi.

Advertising
Advertising

Buat kedua kubu, hoaks jelas tidak ada manfaatnya. Sebuah riset membuktikan bahwa hoaks tidak mempengaruhi elektabilitas calon presiden dan wakil presiden. Mayoritas para pemilih mengambang (swing voters) juga tidak mudah termakan hoaks. Mereka lebih rasional dan gencar menuntut akses untuk melihat gagasan dan rekam jejak calon.

Keberadaan hoaks justru menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap integritas seluruh proses pemilu. Disinformasi yang beredar dan konflik yang timbul sebagai akibatnya sering membuat pemilih kehilangan motivasi untuk berpartisipasi.

Rencana Badan Pengawas Pemilihan Umum memantau hoaks apa saja yang muncul setiap pekan dan menyerahkan penyebar hoaks ke kepolisian adalah langkah tepat dan perlu didukung. Gerak cepat semacam itu dapat mencegah upaya mendelegitimasi pemilu, apalagi jika dilakukan bersama Komisi Pemilihan Umum serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Selain itu, upaya mendidik publik agar bisa membedakan konten hoaks dan bukan, serta memahami bagaimana asal-muasal disinformasi, harus terus dilakukan. Pasalnya, strategi paling efektif untuk menangkal penyebaran hoaks adalah menguatkan peradaban informasi dengan literasi digital.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya