Manfaat Proyek Infrastruktur

Penulis

Rabu, 20 Februari 2019 07:30 WIB

Foto udara aerial pembangunan simpang susun antara jalan tol Sumatra ruas Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) dan jalan tol Sumatera ruas Palembang-Indralaya (Palindra) di Desa Ibul Besar I, Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis, 18 Oktober 2018. Pembangunan jalan tol sepanjang 137 kilometer tersebut menghubungkan tiga kabupaten/kota dan menjadi salah satu pencapaian empat tahun pemerintahan Jokowi-JK di bidang pembangunan infrastruktur. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Presiden Joko Widodo perlu berlapang dada menerima kritik soal pembangunan infrastruktur yang kurang diperhitungkan secara matang. Dalam debat pada Ahad lalu, calon presiden Prabowo Subianto menyinggung, antara lain, sepinya Bandar Udara Kertajati dan kereta ringan di Palembang. Kritik ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintahan Jokowi.

Pemerintah harus segera membuktikan bahwa sejumlah pembangunan infrastruktur seperti bandara baru dan jalan tol benar-benar bisa menggerakkan roda perekonomian. Ukurannya amat jelas: prasarana itu membuat arus penumpang dan barang di negara kita menjadi lebih lancar dan berbiaya murah.

Sejauh ini manfaat sejumlah proyek infrastruktur belum optimal. Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, misalnya masih merindukan penumpang. Dengan luas 5.000 hektare, bandara senilai Rp 12,2 triliun ini merupakan yang terbesar setelah Soekarno-Hatta. Namun, sembilan bulan setelah peresmian, tingkat keterisiannya baru 20 persen. Hanya 14 penerbangan yang mereka layani sehari-hari, jauh dari target 100 penerbangan per hari.

Meski tergolong daerah padat, kawasan di seputar bandara ituMajalengka, Cirebon, Kuningan, dan sekitarnyabelum menjadi magnet pariwisata. Pemerintah pusat perlu mendorong daerah-daerah ini untuk segera memoles tempat wisata di wilayahnya. Kisah sukses Banyuwangi bisa dijadikan contoh. Wilayah di ujung timur Jawa ini mampu mengembangkan wisata. Tingkat keterisian bandara di sana pun terus meningkat hingga mencapai 80-90 persen.

Sepinya Bandara Kertajati juga karena pengerjaan proyek jalan tol Kertajati-Bandung yang belum selesai. Orang Bandung harus menempuh tiga jam perjalanan untuk mencapai bandara ini. Itu pun hanya bisa dengan mobil pribadi karena belum ada angkutan umum.

Advertising
Advertising

Proyek kereta ringan atau LRT Palembang juga setali tiga uang. Dibuka untuk umum setelah perhelatan Asian Games lalu, proyek senilai Rp 11,49 triliun ini rugi bandar. Dengan hanya mengangkut rata-rata 5.500 penumpang per haridi bawah target 30 ribu penumpangpemasukan bulanannya cuma Rp 1 miliar, jauh di bawah beban operasional Rp 10 miliar. Penyebabnya kurang-lebih sama dengan Kertajati, yakni minimnya akses ke stasiun, baik untuk angkutan umum maupun pejalan kaki. Penyesuaian rute angkutan umum baru akan dilakukan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Pemerintah juga perlu memikirkan agar pembangunan jalan tol Jakarta-Surabaya segera memberikan dampak positif bagi perekonomian. Tarifnya yang lumayan tinggi menyebabkan jalan tol ini masih sepi. Mobil pribadi harus membayar lebih dari Rp 300 ribu dari Jakarta ke Surabaya, sementara ongkos tol untuk truk pengangkut logistik mencapai Rp 1 juta.

Harus diakui bahwa sejumlah infrastruktur yang dibangun oleh Jokowi belum berdampak besar bagi perekonomian. Inilah pekerjaan rumah bagi presiden terpilih. Pemerintah juga harus segera menggenjot sektor lain, seperti industri, perdagangan, dan pariwisata, agar pembangunan infrastruktur itu tidak menjadi sia-sia.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

28 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

36 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

40 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

56 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

56 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya