Politik Dinasti Petinggi Partai

Penulis

Selasa, 29 Januari 2019 07:00 WIB

ADA hal penting yang terlewatkan dalam keramaian menjelang Pemilihan Umum 2019. Ketika seluruh konsentrasi publik terserap pada persaingan dua calon presiden, para petinggi partai politik tanpa malu berlomba-lomba memboyong anak dan istrinya menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemilu legislatif yang digelar bersamaan dengan pemilihan presiden nanti.

Sulit untuk abai bahwa langkah para petinggi partai itu berpeluang membentuk dinasti politik dalam lembaga legislatif. Politik kekerabatan akan melahirkan sistem patrimonial, yang mengutamakan regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis ketimbang merit system. Padahal pemilu semestinya menjadi ajang kompetisi bagi para kader partai terbaik untuk membangun kepercayaan konstituen agar bisa terpilih menjadi wakil mereka di DPR. Penempatan anggota keluarga sekaligus mencerminkan tersumbatnya kaderisasi organisasi di partai politik.

Ada sembilan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang memiliki hubungan kekerabatan dengan para ketua umum partai politik pada pemilu kali ini. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengajak istri dan tiga anaknya. Selain itu, terdapat Puan Maharani, Edhie Baskoro Yudhoyono, Prananda Surya Paloh, dan Ravindra Airlangga, putra Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ada lagi Yuri Kemal Fadlullah, anak Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, yang akan bertarung di Jakarta.

Para calon legislator harus memiliki pengetahuan politik yang baik. Merekalah yang akan menjalankan fungsi legislasi di DPR selama lima tahun ke depan. Sudah seharusnya yang terpilih adalah mereka yang merintis karier politik dan bukan semata-mata bermodal "jatah" ketua umum partai demi melanggengkan dinasti. Meski tak melanggar aturan, main jatah di daerah pemilihan akan membuat kader yang memiliki kompetensi lebih baik tersingkir.

Dalam sistem demokrasi yang sehat, partai politik harus menjalankan fungsi kaderisasi. Kader yang meniti karier lebih lama di partai politik cenderung memiliki pengetahuan politik dan tata negara yang lebih memadai ketimbang kemampuan instan anak dan istri para petinggi partai. Semua kader harus mendapat kesempatan yang sama untuk bersaing menuju Senayan.

Advertising
Advertising

Ketika daftar pemilih tetap sudah diketok Komisi Pemilihan Umum, partai politik peserta pemilu mesti didorong agar membuka jati diri dan rekam jejak para calon legislator yang mereka usung. Upaya ini menjadi sebuah keharusan, karena perilaku menutup diri ini menggejala di banyak partai. Survei Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) pada Oktober tahun lalu menyebutkan hampir separuh calon legislator enggan mempublikasikan riwayat hidup secara rinci di laman KPU. Mereka berasal dari Partai Hanura, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Sikap serupa juga ditemukan di Partai Garuda, Partai Berkarya, dan Perindo.

Di luar keterbukaan informasi, publik yang memiliki hak pilih harus juga bersikap terhadap para calon yang berpotensi melahirkan dinasti politik. Jangan pilih mereka yang maju menjadi wakil rakyat tanpa catatan prestasi dan hanya bermodal politik kekerabatan.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya