Mundurnya Edy dan Masalah PSSI

Penulis

Eddi Elison

Kamis, 24 Januari 2019 07:00 WIB

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyampaikan pidatonya dalam pembukaan Kongres PSSI 2019 di Nusa Dua, Bali, Ahad, 20 Januari 2019. Dalam kongres yang berlangsung sehari tersebut, Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. ANTARA

Eddi Elison
Pengamat Sepak Bola Nasional

Mungkin ada yang beranggapan mundurnya Edy Rahmayadi (ER) sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada saat berlangsungnya kongres tahunan PSSI di Bali, Ahad lalu, sebagai hal yang mengejutkan. Maklum, sebelumnya, bekas Panglima Komando Strategi Angkatan Darat itu berdalih menolak mundur meski dituntut sejumlah pihak dalam komunitas sepak bola karena kegagalan tim nasional senior dalam Piala AFF.

Namun mundurnya Edy tersebut sama sekali bukanlah hal yang mengejutkan. Ada banyak hal yang mendahului hal itu. Dimulai ketika Edy terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara dan terjadinya bentrokan antar-suporter klub yang merenggut nyawa. Disusul dengan terbongkarnya skandal pengaturan skor yang melibatkan dua anggota Executive Committee PSSI. Tersisihnya tim garuda di babak pertama Piala AFF dan tidak kembalinya pelatih tim nasional Luiz Milla menambah lagi alasan tersebut. Semua itu membuat kita yakin bahwa Edy hanya menunggu waktu terbaik untuk menyatakan mundur.

Argumentasi yang paling mendesak sebenarnya adalah ketiadaan waktu Edy untuk dapat mengurus masalah persepakbolaan yang menumpuk. Hal itu bersamaan dengan menggunungnya persoalan dari berbagai sektor di Sumatera Utara. Apalagi Edy berdomisili di Medan, sedangkan kantor pusat PSSI di Jakarta. Pilihan Edy untuk mundur di kongres memang waktu yang tepat, mengingat dia terpilih juga melalui kongres luar biasa (KLB).

Dalam sejarah PSSI, Edy menjadi orang keempat yang mengundurkan diri setelah Ali Sadikin, Sjarnoebi Said, dan Azwar Anas, dari I5 orang yang pernah terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Bang Alibegitu sapaan Ali Sadikinmengundurkan diri secara diam-diam hanya beberapa bulan sebelum masa kepengurusannya selesai akibat "rongrongan" internal setelah keterlibatannya dalam Petisi 50, kelompok penentang kebijakan pemerintah Presiden Soeharto.

Advertising
Advertising

Sjarnoebi mundur akibat kegagalan tim nasional ditambah kondisi persepakbolaan nasional yang tak memungkinkan berprestasi terbaik setelah kompetisi Galatama kehilangan marwah karena "jual-beli" gol. Azwar mundur setelah tim nasional bermain "sepak bola gajah" di Vietnam pada I998 dalam Tiger Cup. Sedangkan yang terpaksa dimundurkan adalah La Nyalla Mattalitti.

Edy seharusnya menjalankan tugas sebagai Ketua Umum PSSI dari 10 November 2016 hingga 20 Januari 2019. Mundurnya Edy pada Ahad lalu membuat masa kepengurusannya masih menyisakan waktu satu tahun sepuluh bulan. Mengingat masa waktu yang tersisa tersebut, seharusnya Kongres Bali sudah dapat memutuskan kapan KLB PSSI digelar untuk memilih ketua umum baru, sebagaimana dituntut demonstran pada waktu kongres. Apalagi banyak pihak yang menghendaki sebaiknya, selain Edy, seluruh pengurus juga mundur.

Setelah Edy mundur, PSSI kini ditangani penjabat Ketua Umum Joko Driyono alias Jokdri, tokoh yang puluhan tahun telah bergelut dalam persepakbolaan nasional, sejak era Galatama pada 1980-an sebagai Manajer Klub Pelita Krakatau Steel. Cukup banyak jabatan yang pernah dipegangnya, termasuk Sekretaris Jenderal PSSI dan pemimpin kompetisi.

Joko Driyono tentu punya visi, kemampuan, dan mendalami ketentuan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk mengelola persepakbolaan nasional. Apalagi sekarang ia juga menjabat Wakil Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Yang diragukan adalah kemurnian integritasnya terhadap dunia sepak bola nasional, mengingat "kedekatannya" dengan Nirwan D. Bakrie dan Nurdin Halid.

Maka, kita bisa mengerti mengapa Kongres Bali belum berani menentukan kapan dilaksanakannya KLB, terutama karena gejolak politik menjelang pemilihan umum 17 April mendatang dan akan digelarnya Kompetisi Liga 1, yang diperkirakan dilangsungkan pada April juga.

Semoga keguncangan dalam persepakbolaan nasional ini tidak terjadi lagi. Tapi, bukan mustahil, jika tim nasional tahun ini kalah di SEA Games Filipina dan U-I9 gagal di Piala AFF, ditambah kian merebaknya "pengaturan skor" yang sedang ditangani Satuan Tugas Anti-Mafia Bola, hal itu tentu akan mengundang reaksi keras dari masyarakat bola.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya