Hindari Debat Petai Hampa

Penulis

Kamis, 17 Januari 2019 06:57 WIB

Debat Pilpres 2019: HAM, Korupsi, dan Terorisme - Live di TEMPO.CO

TAHAP pemilihan presiden memasuki waktu penting nanti malam. Dua calon presiden dan wakil presiden akan mempertunjukkan apa yang bakal mereka lakukan dalam lima tahun ke depan jika terpilih. Meskipun debat calon presiden biasanya tak terlalu banyak mempengaruhi preferensi pemilih, dalam konteks Indonesia, debat ini menjadi penting mengingat jumlah mereka yang belum menentukan pilihan masih tinggi.

Menurut survei Indikator Politik yang dirilis 8 Januari 2019, terlihat jumlah swing voters ini berkisar 25 persen, kebanyakan dari kelas menengah yang melek informasi di perkotaan. Jika melihat pengaruh debat terhadap preferensi pemilih dalam pemilihan Gubernur Jakarta dua tahun lalu, debat cukup mempengaruhi "pemilih mengambang" ini.

Maka berdebat dengan mengedepankan gagasan menjadi penting. Banyak hal krusial yang harus dibenahi di Indonesia. Dari urusan penegakan dan penanganan pelanggaran hak asasi manusia, konsolidasi politik, pendidikan, kesehatan, hingga penanganan ekonomi yang menjadi problem krusial hari ini. Kita ingin tahu apa strategi setiap calon presiden dalam menyelesaikan masalah yang ruwet itu.

Apalagi Indonesia kini sudah diperhitungkan dalam percaturan ekonomi global. Perusahaan rintisan Indonesia masuk kategori unicorn-perusahaan dengan valuasi melebihi Rp 13 triliun. Dengan jumlah pemilih muda yang mencapai 98,6 juta atau 50,1 persen, masa depan ekonomi digital menjadi sangat penting diperbincangkan dalam debat kali ini.

Debat memang perlu modal retorika untuk menaklukkan pemahaman publik terhadap masalah dan solusi yang inklusif dalam waktu sempit. Tapi seyogianya gagasan tetap menjadi pokok soal. Tim calon presiden kedua kubu harus melihat debat di Amerika Serikat dalam pemilihan 2016. Donald Trump memakai retorika untuk mengubur gagasan-gagasan rivalnya, Hillary Clinton.

Advertising
Advertising

Ulah Donald Trump diamplifikasi oleh tim kampanyenya di media sosial dengan menyulut polemik lanjutan tentang retorika yang hanya berakhir dengan keributan dunia maya tanpa substansi. Kita ingin menghadirkan kualitas demokrasi Indonesia yang lebih baik. Debat dengan gagasan merupakan salah satu cara mewujudkannya.

Pemilihan adalah sarana berjualan gagasan bagi calon-calon pemimpin kita. Adapun debat merupakan salah satu sarana kampanye sekaligus menjadi pengingat bagi publik untuk menagihnya kelak ketika salah satu dari calon pasangan ini terpilih. Maka setiap calon harus memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk mengukuhkan keyakinan mereka yang sudah menjatuhkan pilihan sekaligus menggaet mereka yang belum menentukan calon.

Kuncinya adalah menghindari debat petai hampa, bual-bual tanpa isi. Calon presiden mesti menjadikan debat ini sebagai penumbuh harapan bagi publik tentang Indonesia yang lebih baik. Optimisme dengan strategi dan gagasan yang bernas dengan menyorongkan solusi atas pelbagai masalah itu akan menggairahkan kembali demokrasi kita, yang kini dikotori oleh polarisasi dan persekusi antar-pendukung kedua calon.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

4 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

25 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

33 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

37 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

53 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

53 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya