Mafia Bola di Sekitar Kita

Penulis

Kamis, 3 Januari 2019 07:33 WIB

Menpora Bicara Soal Mafia Sepak Bola

Polisi harus mengusut tuntas skandal pengaturan laga di Liga Indonesia. Ini penyakit akut dan kronis sepak bola kita. Selama hasil pertandingan bisa diatur, sulit berharap sepak bola Indonesia maju.

Sejauh ini, Satuan Tugas Anti-Mafia Sepak Bola Kepolisian RI telah menahan empat tersangka, yang menjanjikan klub di Liga 3 bisa dipromosikan ke Liga 2. Kita mengapresiasi gerak polisi. Tapi Satuan Tugas baru mengungkap satu keping puzzle praktik pengaturan laga yang terjadi di kompetisi terbawah Liga Indonesia.

Pemaparan blak-blakan sejumlah pengurus klub-di antaranya Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo-bahwa praktik tersebut juga terjadi di kompetisi Liga 1 dan Liga 2 harus menjadi pintu masuk untuk membongkar skandal memalukan ini lebih jauh. Sepak bola harus dibersihkan dari "mafia" yang mengatur laga untuk mencegah sebuah tim terdegradasi atau dipromosikan ke liga di atasnya, hingga meraup untung dari bursa taruhan.

Borok ini sebenarnya sudah lama diketahui. Pada 2015, sejumlah pelatih dan manajer kesebelasan lokal memberi kesaksian bagaimana sebuah laga diatur. Bambang Suryo, yang mengaku sebagai salah seorang pelaku tersebut, bahkan mengatakan pengaturan skor berlangsung sejak 19 tahun silam. Tak hanya hasil pertandingan liga yang dipermainkan, tapi juga tim nasional Indonesia.

Momentum bersih-bersih itu lewat begitu saja. Tak ada upaya lebih lanjut dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan penegak hukum untuk membongkarnya. Walhasil, praktik lancung tersebut merajalela hingga sekarang. Pembiaran dari PSSI bisa menimbulkan kesan bahwa pengurusnya diduga terlibat-sebagaimana Johar Lin Eng, anggota Komite Eksekutif PSSI, satu dari empat tersangka yang ditangkap Satgas Mafia Bola.

Advertising
Advertising

Kini saatnya PSSI bersungguh-sungguh menyelenggarakan pertandingan yang sportif. Selain bersih-bersih ke dalam dengan memecat pengurus bermasalah, termasuk para wasit kotor di bawah Komite Wasit PSSI, badan sepak bola ini harus mau membuka boroknya sendiri. PSSI harus proaktif bekerja sama dengan polisi untuk membongkar nama-nama besar, yang mungkin pernah menjadi pengurus lembaga itu.

Perlu terobosan dalam penegakan hukum untuk mencegah pengaturan laga terus berulang. Polisi jangan hanya mengandalkan pasal penipuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, seperti yang digunakan untuk menjerat empat tersangka yang sudah ditahan. Pasal ini hanya berlaku untuk penipuan dengan modus mengiming-imingi hasil pertandingan.

Penyidik bisa menggunakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Suap, yang jarang dipakai penegak hukum untuk mengungkap suap dari pihak swasta ke swasta. Pengurus PSSI, ofisial tim, pemain, wasit, atau siapa pun, bisa diringkus dengan undang-undang ini jika mereka menerima sogokan untuk mengatur hasil pertandingan.

Demi sportivitas dan kemajuan sepak bola Indonesia, pemberantasan mafia bola tak boleh pandang bulu.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya