Mahkamah Agung

Penulis

Putu Setia

Sabtu, 17 November 2018 07:00 WIB

Mahkamah Agung. Kredit: MA

Putu Setia
@mpujayaprema

TIBA-tiba saya sependapat dengan Romo Imam bahwa Mahkamah Agung itu sebaiknya diisi hakim yang peka ketimbang ahli tafsir. Tidak dibutuhkan hakim yang pintar menafsirkan pasal-pasal yang termuat dalam undang-undang. "Barangkali seperti hakim Artidjo Alkostar," kata Romo Imam.

Artidjo, menurut Romo Imam, terkesan tidak memamerkan kepiawaiannya dalam menafsirkan hukum, bahkan mungkin mengabaikannya. Namun dia peka terhadap ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Misalnya, orang yang melakukan korupsi itu jelas orang jahat. Koruptor itu orang pintar, orang sekolahan, tapi mereka merampas hak orang miskin untuk hidup lebih baik dengan menggarong kekayaan negara. Karena itu, hukumannya harus berlipat-lipat dibanding pencuri kambing.

"Coba kita lihat vonis hakim-hakim di Mahkamah Agung saat ini, sepertinya tak ada pijakan yang nyambung dengan keadilan yang ada di masyarakat," kata Romo Imam lagi. Romo memberi contoh vonis kasasi untuk Ibu Guru Baiq Nuril di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Bu Guru honorer ini mengalami pelecehan seksual oleh kepala sekolahnya. Bu Nuril kemudian merekam percakapan yang melecehkan itu sebagai bukti ada suatu peristiwa. Lalu, oleh rekannya, rekaman itu disebarkan. Nuril, yang menjadi korban pelecehan, dilaporkan ke polisi dengan dakwaan melanggar Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam sidang di pengadilan negeri, hakim membebaskan ibu tiga anak ini.

Hakim di Lombok bisa jadi tidak begitu pintar, tapi peka. Orang tak bersalah tak bisa dihukum. Wong nyata yang menyebarkan rekaman itu bukan Bu Nuril, kenapa dia harus dihukum? Namun jaksa adalah aparat hukum yang pintar. Dia tahu ada aturan di instansinya, kalau hukuman bebas, harus dikasasi. Maka dilayangkan kasasi ke Mahkamah Agung, dan seperti kita sudah tahu, hakim kasasi menyatakan Nuril bersalah. Ibu ini menangis akan dihukum enam bulan penjara dengan denda Rp 500 juta. Eksekusi segera dijalankan.

Advertising
Advertising

"Coba periksa lagi kasus gugatan Oesman Sapta Odang yang dikabulkan oleh Mahkamah Agung," Romo lmam melanjutkan. Ketua Umum Partai Hanura ini dicoret pendaftarannya sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah oleh Komisi Pemilihan Umum. Orang-orang desa yang tak paham hukum pun tahu bahwa calon anggota DPD itu berbeda dengan calon anggota DPR. DPD mewakili daerah bukan mewakili partai, sementara DPR mewakili partai politik. Sudah pasti calon DPD itu harus independen, netral dari partai politik. Pak Oesman yang mendaftar menjadi calon anggota DPD malah ketua umum partai. Maka KPU pun mencoretnya sebelum dia mengundurkan diri sebagai pengurus partai, sebagaimana keadilan bagi yang lainnya pula. Apalagi Mahkamah Konstitusi yang kebetulan "hakimnya pintar dan peka" sudah memutuskan hal yang sama. Lha, kok hakim Mahkamah Agung mengabulkan gugatan Oesman dan meminta KPU membolehkan ketua umum partai ini jadi calon anggota DPD? "Sederhana sekali. Itu pasti karena hakim MA pintar-pintar untuk mencari celah di mana letak kekurangan atau ketidaksinkronan undang-undang atau peraturan di negeri ini," kata Romo.

Saya ingin membantah Romo. Namun saya teringat pada karya sastra zaman baheula, prinsip dasar dari mencari keadilan bukan pada proses memilah-milah aturannya, melainkan mencari kebenaran. Aturan bisa keliru dan tumpang-tindih, tapi kebenaran ada dalam kepekaan hati karena pemilik kebenaran sejati adalah Tuhan. Bukankah hakim dalam menjatuhkan vonis ibaratnya mengatasnamakan Tuhan? Mohonlah keadilan kepada-Nya dan itu bisa dilatih dengan jujur pada nurani sendiri.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

17 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

30 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

58 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya