Defisit yang Kian Lebar

Penulis

Rabu, 14 November 2018 07:00 WIB

Defisit Transaksi Berjalan Diprediksi hingga 2014

Melebarnya defisit transaksi berjalan pada kuartal ketiga tahun ini menggambarkan kondisi perekonomian kita yang kurang bagus. Pemerintah harus menekan angka defisit itu lewat kebijakan yang konsisten dan menyentuh akar masalah.

Selama kuartal ketiga, defisit transaksi berjalan sebesar US$ 8,8 miliar atau 3,37 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 8 miliar atau 3,02 persen dari PDB.

Penyebab defisit itu masih sama, yakni besarnya beban impor minyak di tengah kenaikan harga minyak dunia dan melemahnya rupiah beberapa waktu lalu. Faktor lain adalah peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang relatif terbatas akibat tingginya impor lantaran kuatnya permintaan domestik. Melebarnya defisit neraca transaksi berjalan juga bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa transportasi.

Pemerintah sempat mengumumkan kenaikan harga Premium beberapa waktu lalu, tapi kembali dianulir oleh Presiden Joko Widodo. Kenaikan harga Premium sebetulnya amat rasional demi mengurangi beban migas. Kini, pemerintah harus mengurangi beban impor migas dengan cara lain. Misalnya melancarkan kebijakan B-20 atau penggunaan biofuel sebesar 20 persen. Pemerintah harus sungguh-sungguh menerapkan kebijakan ini agar lebih efektif.

Langkah lain yang cukup penting tentu saja adalah meningkatkan kinerja ekspor, kendati hal ini tidak bisa dilakukan secara cepat. Indonesia harus segera mengembangkan industri manufaktur, setidaknya untuk mengisi kebutuhan berbagai produk yang selama ini diimpor. Pemerintah juga bisa memperluas produk ekspor selain komoditas. Iklim berinvestasi pun harus diperbaiki karena tahun ini peringkat kemudahan berinvestasi di Indonesia justru turun satu level ke posisi 73 dari 190 negara.

Advertising
Advertising

Kita tak perlu malu mencontoh keberhasilan Thailand mengembangkan perekonomian berbasis industri dan pariwisata. Kontribusi industri Thailand terhadap pembentukan PDB mencapai 35,03 persen. Bandingkan dengan industri di Indonesia yang hanya menyumbang 20,16 persen.

Selain industri, Thailand sangat serius mengembangkan pariwisata melalui promosi yang serius. Pada 2017 jumlah pelancong yang datang ke negara itu sebanyak 35 juta orang. Angka ini separuh dari jumlah penduduk Thailand yang 70 juta jiwa. Adapun Indonesia hanya didatangi 14 juta wisatawan asing pada tahun lalu. Jangan heran bila Thailand mengalami surplus transaksi berjalan seperti halnya Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

Defisit transaksi berjalan yang semakin lebar hanya bisa diatasi dengan kebijakan yang konsisten. Pemerintah juga perlu segera meningkatkan kinerja perekonomian agar tidak semakin tertinggal oleh negara-negara tetangga.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya