Kecolongan Bencana Banjir

Penulis

Senin, 12 November 2018 07:00 WIB

Foto udara Jembatan Pasanggrahan atau jembatan Pansel Jabar yang ambruk diterjang arus sungai akibat banjir bandang di Desa Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis 8 November 2018. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Banjir dan tanah longsor kembali melanda sebagian wilayah di Tanah Air. Korban jiwa serta harta benda telah jatuh dengan jumlah tak sedikit. Itu menunjukkan pemerintah belum sepenuhnya siap mengantisipasi bencana tahunan tersebut. Kinerja ini mesti diperbaiki karena musim hujan masih akan berlangsung lama. Puncaknya diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2019.

Banjir dan tanah longsor, antara lain, telah melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, dan semua bagian Pulau Jawa. Korban jiwa mencapai puluhan orang, paling banyak di Sumatera Utara dan Barat, yakni 22 orang. Terakhir, banjir dan tanah longsor melanda tiga kecamatan di Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa pekan lalu, yang menelan lima korban jiwa.

Jumlah korban semestinya bisa ditekan. Pasalnya, lokasi bencana kali ini tak banyak berbeda dengan pada tahun-tahun sebelumnya. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan banjir di Padang dan Tasikmalaya merupakan ulangan bencana tahun lalu. Jika sejak jauh hari sudah ada langkah antisipasi matang, jumlah korban mungkin tak sebanyak itu.

Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengumpulkan peta area rawan banjir dan tanah longsor semua daerah. Informasi tersebut menjadi dasar pemantauan dan kesiapsiagaan pusat pengendali operasi di BNPB dan BPBD. Ini tentu hal yang positif, dengan catatan tak hanya berhenti sebatas kumpulan data, tapi ada langkah nyata dan koordinasi yang solid antar-instansi dalam menyusun antisipasi.

Peta rawan bencana itu bisa menjadi titik tolak untuk menyiapkan alat-alat evakuasi, sarana kesehatan, dan bantuan lain jauh-jauh hari di lokasi merah. Para kepala daerah juga selayaknya bersiaga karena kehadirannya selalu dibutuhkan dalam situasi darurat. Perjalanan dinas bisa ditunda dulu.

Advertising
Advertising

Koordinasi antar-instansi mesti diperbaiki karena soal ini hampir selalu menjadi masalah. Sudah diketahui bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki banyak data tentang banjir. Lalu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki peta wilayah rawan longsor. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun telah melakukan studi kerawanan longsor. Semua itu seharusnya bisa menjadi modal untuk menyusun langkah antisipasi terbaik.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sejak dua tahun lalu telah mengembangkan model prediksi hujan yang cukup baik lewat modifikasi cuaca. Dengan modal data lembaga-lembaga di atas, prediksi hujan hingga lokasi terancam bencana 24 jam ke depan sudah bisa dilakukan. Dengan aplikasi tertentu, sinyal bahaya segera terkirim ke daerah. Sayang kalau sistem ini tak dimanfaatkan seoptimal mungkin hanya karena miskin koordinasi.

Untuk antisipasi jangka panjang agar bencana tak terjadi lagi, perlu terus didorong langkah-langkah meningkatkan mutu lingkungan. Naturalisasi sungai hingga penanaman pohon baru di daerah hulu tak boleh berhenti meskipun faedah kegiatan ini baru terasa beberapa tahun yang akan datang. Sudah saatnya kita terlepas dari bencana rutin, juga kesalahan-kesalahan rutin dalam menghadapinya.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

5 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

30 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

57 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

58 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya