Cukai Rokok Harus Naik

Penulis

Jumat, 9 November 2018 07:17 WIB

Bea Cukai Malang lakukan penindakan terhadap rokok ilegal.

Keputusan pemerintah membatalkan kenaikan cukai rokok sungguh keliru. Pembatalan itu memberi kesan pemerintah lebih mendengarkan aspirasi kalangan industri rokok ketimbang melindungi kesehatan masyarakat.

Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa kenaikan cukai rokok menjelang pemilihan umum bisa mengguncang stabilitas terkesan mengada-ada. Rokok bukanlah kebutuhan primer. Masyarakat kebanyakan tak terlalu sensitif terhadap kenaikan harga rokok.

Yang jelas, keputusan pemerintah ini menguntungkan kalangan industri rokok. Batalnya rencana kenaikan cukai membuat harga rokok tak perlu naik. Sesuai dengan hukum pasar, kenaikan harga pasti bakal mengurangi penjualan dan menipiskan margin keuntungan industri rokok. Dengan pembatalan ini, para juragan pabrik rokok bisa bernapas lega.

Sedangkan nasib petani dan buruh pabrik rokok tak bakal berubah banyak dengan adanya keputusan pemerintah ini. Tak benar jika disebutkan pembatalan kenaikan cukai menyelamatkan mereka. Naik-tidaknya cukai rokok tak berpengaruh signifikan terhadap taraf hidup petani tembakau. Kesejahteraan mereka bergantung pada kebijakan pabrik rokok yang secara sepihak menentukan harga dan kualitas daun tembakau.

Pemerintah sebenarnya punya alasan kuat untuk menaikkan cukai rokok. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Cukai memperbolehkan cukai rokok naik sampai 57 persen. Apalagi Indonesia saat ini termasuk negara dengan cukai rokok terendah di dunia. Dengan menaikkan cukai rokok sekitar 10 persen saja, pemerintah bisa meraup dana segar Rp 15 triliun. Dana itu bisa dipakai menangani pelbagai masalah kesehatan akibat konsumsi rokok.

Advertising
Advertising

Penting disadari bahwa cukai rokok pada dasarnya merupakan "pajak penebus dosa" alias sin tax. Penetapan cukai berangkat dari pemahaman bahwa rokok, seperti halnya minuman keras, merupakan barang konsumsi yang mendatangkan banyak mudarat. Karena itu, cukai sengaja ditetapkan untuk membatasi konsumsinya. Pertimbangan itulah yang seharusnya diutamakan pemerintah.

Pembatalan kenaikan cukai rokok membuat harga rokok tetap terjangkau oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah. Bahkan anak-anak dan pelajar dengan uang saku pas-pasan pun masih bisa merogoh kocek untuk membeli rokok. Dampak semacam ini tampaknya luput dari kalkulasi pemerintah.

Dampak negatif rokok bagi kesehatan masyarakat tak terbantahkan. Riset Kesehatan Dasar mutakhir dari Kementerian Kesehatan menunjukkan kenaikan prevalensi pelbagai penyakit mematikan, seperti kanker, stroke, darah tinggi, dan jantung koroner. Ini semua penyakit yang terkait dengan perilaku merokok.

Karena itu, wajar jika pendapatan tambahan negara dari kenaikan cukai dialokasikan untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Toh, selama ini, dana mereka tersedot untuk membiayai pengobatan pelbagai penyakit tersebut. Jika ingin berpihak kepada rakyat, pemerintah belum terlambat untuk merevisi kebijakannya dan segera menetapkan kenaikan cukai rokok.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

7 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

30 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

57 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

58 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya