Tragedi Pesawat Lion Air

Penulis

Rabu, 31 Oktober 2018 07:00 WIB

Pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 penerbangan Lion Air JT-610 rute Jakarta - Pangkal Pinang dengan jadwal keberangkatan Senin, 29 Oktober 2018 pukul 6.10 WIB dari Bandara Soekarno Hatta menuju Depati Amir.

Jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin lalu, merupakan tragedi penerbangan kita. Petaka pesawat Boeing 737 Max 8 yang mengangkut 189 orang ini juga sebagai peringatan keras bagi Kementerian Perhubungan dan operator penerbangan untuk segera memperketat lagi sistem keselamatan penerbangan.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyatakan musibah pesawat Lion Air itu merupakan kecelakaan terparah kedua sejak Airbus A300 milik Garuda Indonesia yang jatuh di Medan pada 1997 yang menewaskan 234 penumpang dan awak. Tragedi Lion Air ini juga merupakan kemunduran di tengah perbaikan regulasi dan manajemen penerbangan kita. Bahkan, sejak tahun ini, semua maskapai penerbangan Indonesia diperbolehkan terbang ke Eropa.

Federasi Penerbangan Amerika Serikat pun telah menaikkan peringkat keselamatan penerbangan Indonesia, dari kategori 2 menjadi kategori 1, pada 2016. Dengan peringkat baru ini, operator penerbangan kita dapat melayani penerbangan ke Amerika Serikat. .

Itu sebabnya, rencana Kementerian Perhubungan untuk menginspeksi semua pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang kini digunakan Lion Air dan Garuda Indonesia perlu didukung. Langkah antisipatif amat penting dilakukan karena ada indikasi awal jenis pesawat yang jatuh di Karawang itu mengalami kerusakan sistem kendali penerbangan. Bahkan kerusakan itu diduga sudah terjadi dalam penerbangan dari Bali menuju Jakarta sehari sebelumnya.

Sikap berhati-hati perlu dilakukan karena Boeing 737 Max merupakan varian baru yang mulai mengangkasa tahun lalu. Kelemahan pesawat anyar terkadang baru muncul setelah jam terbang mencapai ribuan. Operator juga perlu memperketat pengecekan pesawat sebelum lepas landas untuk memastikan seluruh sistem navigasi dan mesin pesawat tidak bermasalah.

Advertising
Advertising

Sambil menanti hasil penyelidikan KNKT mengenai penyebab jatuhnya Lion Air JT 610, pengetatan sistem keselamatan perlu dilakukan. Kementerian Perhubungan harus menutup semua celah yang memungkinkan diabaikannya aspek keselamatan penerbangan. Jangan sampai maskapai penerbangan kurang maksimal mengecek sebelum lepas landas karena jadwal penerbangan yang padat.

Peningkatan aspek keselamatan penerbangan harus dilakukan karena angka kecelakaan pesawat di negara kita pun masih cukup tinggi. Menurut data Aviation Safety Network, empat kecelakaan pesawat terjadi setiap tahun di negeri ini dalam dekade terakhir. Kecelakaan maskapai kita yang cukup menonjol antara lain musibah pesawat Lion Air Boeing 737-800 yang tercemplung ke laut karena gagal mendarat di runway Bandara Ngurah Rai, Bali pada 2013.

Hanya dengan pengawasan lebih ketat terhadap pengoperasian penerbangan sehari-hari, risiko kecelakaan penerbangan bisa ditekan seminimal mungkin.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

5 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

26 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

34 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

37 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

53 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

54 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya