Mimpi Punya Mobil Nasional

Penulis

Senin, 29 Oktober 2018 07:30 WIB

Mobil pikap terparkir di halaman pabrik mobil Esemka di Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Senin, 22 Oktober 2018. Mobil Esemka digadang-gadang sebagai calon mobil nasional. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

Tak bosan rupanya mengaduk-aduk kembali mimpi punya mobil nasional. Setelah pernah gagal total dengan proyek mobnas pada 1996, kini keinginan yang sama dicuatkan. Lima tahun lalu, calon presiden Prabowo Subianto ingin menghidupkan kembali mobil nasional yang didesain Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi: Maleo. Sekarang giliran calon wakil presiden Ma’ruf Amin meniupkan kabar serupa. Semuanya menjelang pemilu presiden.

Ma’ruf mengumumkan bahwa mobil nasional bernama Esemka, yang dulu pernah dirintis oleh Jokowi, akan diproduksi besar-besaran pada akhir Oktober ini. Esemka pertama kali dikembangkan satu dekade lalu oleh para siswa sekolah menengah kejuruan di Kabupaten Klaten dan Kota Surakarta, Jawa Tengah. Produksi awal mobil ini sempat digunakan Jokowi sebagai kendaraan dinas saat masih menjabat Wali Kota Solo.

Tak ada yang salah dengan gagasan memiliki mobil nasional. Sejumlah negara punya mobnas. Tetangga dekat kita, Malaysia, sudah meluncurkan Proton. Negara-negara itu merumuskan lebih dulu kebijakan industri otomotif mereka dalam jangka panjang, membuat peta jalan menuju ke sana, mengembangkan industri komponen-termasuk pabrik baja-secara sistematis, memberi insentif pajak yang menarik, hingga menyiapkan infrastruktur penunjang.

Di sini, kebijakan mobnas terkesan merupakan aksi potong kompas. Proyek mobil Timor, yang digadang-gadang sebagai mobnas oleh pemerintah Orde Baru, tak lebih dari "nasionalisme merek". Caranya, mengimpor 100 persen mobil produksi KIA, lalu mengganti mereknya dengan merek nasional.

Kebijakan ini berbeda dengan program mobnas Korea Selatan pada 1974, yang mencanangkan kewajiban kandungan lokal mencapai 60 persen sejak awal. Juga berbeda dengan strategi India dan Malaysia yang bermitra dengan perusahaan asing. Maruti Udyog dari India berpartner dengan Suzuki, sedangkan Proton dari Malaysia mengimpor blok mesin dari Mitsubishi.

Advertising
Advertising

Kedua negara itu menetapkan skema bertahap yang mengurangi "pengaruh" pabrikan asing secara progresif dan menggantinya dengan hampir 100 persen komponen lokal dalam waktu yang ditetapkan. Kita tak tahu bagaimana skema peningkatan kandungan komponen lokal Esemka yang diproduksi di Boyolali, Jawa Tengah. Yang jelas, Esemka bakal menggunakan komponen yang didatangkan dari Cina secara terurai atau completely knocked-down (CKD). Pabrik Esemka tak lebih hanya menjadi tempat perakitan mobil.

Tanpa harus gembar-gembor sebagai proyek mobnas, sebenarnya PT Astra International Tbk sudah meningkatkan kandungan lokal produk mobil mereka hampir 90 persen. Mobil Grand Max, yang sudah menembus pasar Jepang, misalnya, memiliki kandungan lokal 87 persen. Rancang bangun hingga produk akhir mobil ini dibuat sendiri oleh putra Indonesia. Tanpa harus menyebut diri mobnas, mereka sudah membuktikan diri laku di pasar.

Pasarlah yang pada akhirnya akan menguji kualitas produk sebuah mobil. Maruti dan Proton sudah mengalaminya-sekalipun bangga punya mobil nasional, produk itu tak cukup laku di pasar internasional.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

8 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

30 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

57 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

58 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya