Pembunuhan Keji Khashoggi

Penulis

Kamis, 25 Oktober 2018 07:00 WIB

Tubaigy adalah seorang profesor di departemen bukti kriminal di Naif Arab University for Security Sciences di Riyadh. ISTIMEWA

PEMBUNUHAN wartawan senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi, merupakan kejahatan keji dan terencana yang harus diusut tuntas hingga ke dalang utamanya. Pengusutannya tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada otoritas Saudi karena kasus tersebut menyeret nama Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Saudi selayaknya menggandeng pemerintah Turki karena peristiwa pembunuhan terjadi di konsulat negara itu di Istanbul.

Komunitas internasional harus memastikan pengusutan kasus ini berjalan transparan. Sejak awal, Saudi terkesan menutupi peristiwa tersebut. Belakangan, menurut sejumlah media pendukung pemerintah Turki, Pangeran Salman diduga mengetahui operasi pembunuhan kolumnis The Washington Post ini.

Indikasinya, antara lain, tujuh di antara 15 eksekutor pembunuhan adalah pengawal pribadi Pangeran Salman. Pada hari pembunuhan, 2 Oktober, pejabat keamanan pemerintah Turki membocorkan ke media lokal tentang adanya panggilan telepon dari Konsulat Saudi di Turki sebanyak tujuh kali ke kantor Pangeran Salman. Wakil Kepala Badan Intelijen Saudi Ahmed al-Assiri, yang disebut merekrut 15 eksekutor pembunuhan Khashoggi, juga dikenal sebagai orang dekat sang pangeran.

Pembunuhan ini diduga berkaitan dengan sikap kritis Khashoggi terhadap kerajaan, khususnya Pangeran Salman, yang sehari-hari menyelenggarakan pemerintahan. Khashoggi memang bersikap kritis terhadap kerajaan. Ia juga vokal mendukung demokrasi di negara petrodolar tersebut. Bekas editor harian reformis Saudi, Al-Watan, ini beberapa kali mengkritik tindakan Pangeran Salman yang getol menangkapi siapa saja yang tak sepaham dengan kebijakannya.

Insiden ini menambah panjang daftar kekerasan terhadap jurnalis di Saudi sejak Salman menjadi putra mahkota pada 2017. Data terbaru dari Reporter tanpa Batas (RSF) menunjukkan, pada 2018, ada 25-30 jurnalis profesional dan nonprofesional yang kini berada di tahanan. Tindakan pemerintah Saudi ini jelas menginjak-injak kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, hak dasar yang diakui secara universal.

Advertising
Advertising

Pengusutan kasus Khashoggi menjadi pertaruhan citra Saudi di mata internasional. Opsi pembentukan komite independen dan menggandeng Turki adalah pilihan terbaik bagi Saudi agar pengusutan kasus transparan dan obyektif. Tak sedikit pengusutan kasus pembunuhan jurnalis dan aktivis di negara lain yang diduga melibatkan penguasa dan orang-orang dekatnya tak tuntas ketika hanya ditangani otoritas setempat.

Presiden Joko Widodo ikut memberi pernyataan yang meminta supaya kasus Khashoggi diusut tuntas. Padahal, di Indonesia, ada kasus aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib, yang belum tuntas menyeret dalangnya. Seharusnya pernyataan Presiden juga dialamatkan kepada pengusutan kasus Munir. Sudah empat tahun berkuasa, Jokowi tak kunjung menunaikan janjinya menuntaskan kasus Munir. Bahkan pemerintah terkesan enggan mengabulkan tuntutan publik agar mengumumkan temuan Tim Pencari Fakta perkara pembunuhan Munir.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

5 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

14 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

35 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

43 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

47 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya