Di Bawah Ancaman Intoleransi

Penulis

Selasa, 16 Oktober 2018 07:30 WIB

Sejumlah nelayan Desa Tawang, Kendal, Jawa Tengah melarung replika kapal sebagai bagian ritual sedekah laut, (7/5). Ritual tersebut merupakan ungkapan syukur para nelayan dan pengharapan agar hasil tangkapan meningkat. TEMPO/Budi Purwanto

Penyerangan terhadap tradisi sedekah laut di Pantai Baru, Srandakan, Bantul, Yogyakarta, kian menegaskan bahwa intoleransi dalam bentuk kekerasan semakin mewujud di negeri ini. Bila terus-menerus dibiarkan, bukan tidak mungkin kekerasan serupa, dengan mengatasnamakan agama, akan menimpa tradisi yang telah berlangsung turun-temurun.

Tradisi sedekah laut merupakan ungkapan syukur nelayan yang digelar setiap awal panen ikan atau musim keempat dalam hitungan kalender Jawa. Mereka menggelar serangkaian kegiatan, di antaranya mengarak ikan bakar yang dihias dalam bentuk gunungan serta mementaskan kesenian reog dan tari gambyong. Sayangnya, acara yang berlangsung setiap tahun itu urung dilaksanakan setelah sekelompok orang merusak perlengkapan mereka pada Jumat malam lalu.

Para pelaku bercadar memasang spanduk. Isinya menolak kesyirikan berbalut budaya. Tak cuma melarang, mereka menebar ancaman. Perusakan sejumlah properti sedekah laut dan teror terhadap penduduk Pantai Baru, dengan dalih apa pun, jelas tidak dapat dibenarkan.

Sudah seharusnya kita melestarikan tradisi yang telah berlangsung puluhan tahun. Tradisi turun-temurun itu memperkuat keberagaman kebudayaan di negeri ini. Nilai-nilai, norma, pengetahuan, adat istiadat, dan tradisi yang mengakar di dalam masyarakat Yogyakarta juga menjadi salah satu alasan pemerintah menyematkan status istimewa kepada provinsi tersebut. Itu sebabnya pemerintah harus melindungi pelaksanaan tradisi serupa.

Keberagaman budaya dan tradisi yang selalu dijaga menjadi daya tarik wisatawan. Tradisi Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta, misalnya, menjadi agenda tahunan yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Begitu pula dengan tradisi Grebek yang sampai sekarang digelar. Adapun warga Desa Dlingo, Bantul, menggelar tradisi Rojokoyo sebagai sarana wujud syukur atas melimpahnya hasil pertanian dan peternakan. Tradisi seperti itu semestinya bisa jalan beriringan dengan agama tanpa perlu ada gesekan.

Advertising
Advertising

Agar kejadian serupa tidak terulang, polisi harus bertindak tegas dan tanpa kompromi menindak para pelaku yang melarang tradisi sedekah laut. Inilah saatnya aparat kepolisian menunjukkan kewibawaannya. Selama ini sejumlah kegiatan yang berkeyakinan lain dibubarkan dengan kekerasan. Ironisnya, hal itu sering terjadi di bawah hidung penegak hukum. Hal ini yang menyuburkan kelompok intoleran tumbuh di mana-mana.

Bukan sekali ini saja kekerasan terjadi di Yogyakarta. Seorang pria menyerang jemaat Gereja Santa Lidwina di Dusun Bedog, Sleman, pada Februari 2018. Sebelum menyerang gereja, kelompok intoleran berulang kali menyerang mereka yang berbeda keyakinan, menghentikan pemutaran film, melarang diskusi, hingga merusak kuburan.

Sekarang, mereka menyerang tradisi dan kegiatan kebudayaan. Toleransi kian tertekan di bawah jurang. Padahal, penghargaan atas perbedaan itulah yang membuat Indonesia bisa bertahan.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

29 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

40 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

56 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

57 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya