Inkonsistensi Keputusan Pemerintah

Penulis

Senin, 15 Oktober 2018 07:00 WIB

Petugas mengisi Premium ke tangki sepeda motor di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018. Hukum ekonomi mengatur bahwa BBM, yang bahan baku utamanya minyak mentah, memang harus naik harganya jika harga minyak mentah dunia naik. Harga minyak mentah dunia sudah naik lebih dari dua kali lipat atau 200 persen sejak 2016 berkisar US$ 32 per barel, dan saat ini melambung di kisaran US$ 80 per barel. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Pemerintah lebih mengutamakan pertimbangan elektoral ketika membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak jenis Premium yang baru saja diumumkan, pekan lalu. Keputusan maju-mundur itu bisa berdampak buruk bagi perekonomian.

Keputusan pemerintah menaikkan harga Premium disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan pada 10 Oktober lalu. Berbeda dengan harga bahan bakar jenis Pertamax, yang merupakan kewenangan manajemen Pertamina, keputusan menaikkan harga Premium diambil oleh pemerintah. Hanya dalam satu jam setelah diumumkan, kenaikan itu dibatalkan kembali.

Keputusan plinplan seperti ini bisa menggerus kepercayaan dunia usaha kepada pemerintah. Sikap inkonsisten seperti ini mengirim pesan bahwa pemerintah tidak memiliki kepastian. Peristiwa ini terjadi di hadapan petinggi ekonomi dunia, yang sedang mengikuti pertemuan Dana Moneter InternasionalBank Dunia di Bali.

Sikap majumundur seperti ini bukan yang pertama bagi pemerintah Joko Widodo. Pembatalan serupa pernah terjadi pada 2015, yakni untuk kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) jalan tol dan soal pelarangan angkutan sepeda motor untuk ojek berbasis aplikasi online.

Bolakbalik sikap dan keputusan pemerintah seperti ini mengindikasikan adanya problem koordinasi antarinstansi dalam pemerintah Jokowi. Jika prosedur pengambilan kebijakan telah didahului dengan pengkajian komprehensif atas dampaknya, pemerintahan semestinya lebih siap melaksanakannya.

Advertising
Advertising

Pembatalan kenaikan harga Premium itu juga memberi implikasi serius. Menaikkan harga Premium merupakan langkah pahit yang perlu ditempuh untuk meringankan tekanan terhadap ekonomi nasional. Bank Indonesia menyebutkan, defisit transaksi berjalan pada kuartal II mencapai 3 persen dari produk domestik bruto. Sedangkan data Badan Pusat Statistik menunjukkan neraca eksporimpor Indonesia pada JanuariAgustus 2018 mengalami defisit US$ 4,09 miliar, dengan defisit dari sektor migas sebesar US$ 8,35 miliar.

Dalam kondisi seperti ini, kenaikan harga BBM sebenarnya bisa menjadi salah satu obat untuk membantu meringankan beban anggaran. Namun pemerintah Jokowi tampak serba ragu, bahkan plinplan, untuk melaksanakannya. Tak salah jika kemudian muncul penilaian bahwa sikap majumundur ini berkaitan dengan kepentingan jangka pendek inkumben: mengamankan dukungan demi pemilihan presiden 2019.

Dugaan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, keputusan menaikkan dan membatalkan kenaikan harga Premium itu ditengarai atas perintah Presiden Jokowi sendiri. Jika informasi ini benar, problemnya bukan lagi pada koordinasi antarbagian dalam pemerintah, melainkan justru pada pucuk tertingginya. Jokowi semestinya segera memperbaiki masalah ini.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

23 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya