IMF

Penulis

Putu Setia

Sabtu, 13 Oktober 2018 07:00 WIB

Presiden World Bank Group Jim Yong Kim (tengah) menyampaikan paparan saat rapat pleno Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat, 12 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Puspa Perwitasari

Pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dengan Bank Dunia masih berlangsung di Nusa Dua, Bali. Hajatan ini lancar saja karena persiapannya yang sangat matang. Namun ada suara tak sedap dari beberapa “tokoh oposisi” yang menyebutkan pertemuan ini sama sekali tidak peka terhadap situasi Tanah Air yang penuh dengan bencana. Gempa di Lombok belum tuntas ditangani, disusul gempa disertai tsunami di Palu yang lebih dahsyat. Mereka bahkan meminta hajatan itu dibatalkan.

Kenyataannya, pertemuan IMF jalan terus. Dari 189 negara anggota IMF, sudah ada 15 ribu peserta yang datang, bahkan ada yang menyebutkan jumlah itu bertambah menjadi 25 ribu karena anggota delegasi resmi mengajak keluarga dan kerabatnya. Tak semua mengikuti sidang IMF. Obyek wisata pun sudah kebanjiran tamu kelas kakap.

Biaya besar itu yang jadi persoalan. Kalau ditotal, uang yang keluar mencapai Rp 5,75 triliun. Kenapa besar sekali? Karena Rp 4,8 triliun digunakan untuk infrastruktur di Bali. Hajatan itu sendiri hanya dianggarkan sekitar Rp 800 miliar, dan itu pun bisa dihemat.

Pesta para menteri keuangan sejagat ini sebenarnya “suatu keajaiban” bagi Bali. Gara-gara ada IMF, pembangunan infrastruktur di Bali selatan kembali dilakukan, padahal sudah ada moratorium untuk membangun sarana pariwisata di kawasan itu.

Orang tahu, bagaimana gigihnya masyarakat Bali menolak reklamasi di pantai Bali selatan, khususnya Teluk Benoa. Pantai harus dijaga kelestariannya agar ritual keagamaan berlangsung dengan mulus. Gara-gara IMF, sebagian Teluk Benoa direklamasi untuk memperluas pelabuhan agar kapal pesiar semakin banyak yang bersandar. Pantai Tuban juga direklamasi untuk memperluas parkir pesawat terbang yang singgah di Bandara Ngurah Rai. Padahal sudah ada “kesepakatan” Bandara Ngurah Rai tak bisa diperluas karena menabrak berbagai tempat suci. Untuk itu dirancang bandara baru di Bali utara yang kajiannya sudah selesai tiga tahun lalu dan hanya menunggu izin lokasi.

Advertising
Advertising

Pertemuan IMF ini juga disebut “membawa untung” dan bukan menghamburkan uang. Selain investasi yang masuk lumayan besar, ada bantuan untuk korban gempa Lombok dan Palu-perputaran uang di Bali bertambah sampai Rp 5,7 triliun selama hajatan akbar ini. Dari mana datangnya uang itu? Ya, dari ribuan peserta yang berada di Bali paling sedikit lima hari. Mereka bayar hotel, bayar makanan, sewa kendaraan, dan seterusnya.

Siapa yang mendapatkan uang itu? Tentu pelaku pariwisata di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya, bukan masyarakat Bali utara yang sama sekali tak berurusan dengan IMF. Pemerintah Kabupaten Badung di mana Nusa Dua berada semakin kaya karena pajak hotel dan restoran mereka raup semuanya. Kabupaten lain boleh iri karena mereka hanya punya obyek wisata, tidak punya hotel besar dan restoran. Pajak hotel dan restoran sudah lama jadi bahan pergunjingan di Bali, kenapa tidak dipungut oleh provinsi dan hasilnya dibagikan merata sehingga semua rakyat Bali menikmati kue pariwisata. Tapi hal itu tak bisa dilakukan atas nama otonomi berada di kabupaten.

Inilah sisi lain dari pertemuan IMF bahwa sesungguhnya hajatan itu hampir tak punya dampak apa-apa untuk masyarakat Bali yang lebih besar. Orang miskin di Bali utara dan timur tetap saja menghiasi media massa, bersanding dengan orang kaya menghamburkan duit di Nusa Dua. Jadi, kalau disebut hajatan IMF tak peka dengan penderitaan rakyat Lombok dan Palu, seharusnya ditambah dengan tidak peka terhadap rakyat Bali yang jauh dari Nusa Dua. PUTU SETIA

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

3 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

32 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

51 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya