Manfaat Pertemuan IMF-Bank Dunia

Penulis

Senin, 8 Oktober 2018 07:20 WIB

Gaya Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mencoba podium kepala negara ketika inspeksi kesiapan pertemuan IMF - World Bank di Nusa Dua, Bali, Ahad, 7 Oktober 2018. Pertemuan tahunan IMF - World Bank merupakan pertemuan terbesar yang akan diikuti 189 negara dan dihadiri sejumlah kepala negara. ANTARA.

Pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dengan Bank Dunia di Bali harus memberi manfaat untuk Indonesia. Banyaknya kunjungan wisata dan devisa yang akan masuk bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan penyelenggaraan rapat yang dimulai pada hari ini hingga Ahad mendatang itu.

Indonesia mesti mampu mendapatkan keuntungan lebih dari pertemuan yang dihadiri sekitar 32 ribu orang tersebut. Apalagi, total anggaran negara yang keluar untuk perhelatan ini cukup besar, mencapai Rp 5,75 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 4,9 triliun digunakan untuk penyediaan infrastruktur penunjang pertemuan di Bali dan Rp 855 miliar untuk biaya operasional rapat.

Kehadiran 22 kepala negara, 189 menteri keuangan, 189 gubernur bank sentral, dan petinggi lembaga internasional bisa dimanfaatkan untuk menarik investasi. Selama ini, angka investasi asing di Indonesia kurang menggembirakan. Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, pada semester pertama tahun ini, realisasi investasi asing mencapai Rp 204,6 triliun, atau baru 42,9 persen dari target pada 2018.

Demikian pula forum investor yang digelar dalam pertemuan IMF di Bali, semestinya membuka peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan terobosan dalam pembiayaan proyek infrastruktur. Selama ini, proyek infrastruktur andalan pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla kerap terhambat cekaknya dana.

Selain untuk proyek-proyek unggulan, pemerintah membutuhkan dana guna membenahi infrastruktur di berbagai daerah yang rusak akibat bencana. Di antaranya infrastruktur di Palu, Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah, yang hancur akibat gempa dan tsunami beberapa waktu lalu. Sebelumnya, gempa meluluhlantakkan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pembahasan mengenai pembiayaan alternatif infrastruktur membuka peluang sumber pendanaan baru di tengah krisis keuangan global.

Advertising
Advertising

Pembicaraan tentang teknologi di bidang ekonomi dan pembangunan dalam forum IMF di Bali juga penting buat Indonesia yang sedang menggarap pengintegrasian ekonomi digital. Keinginan Indonesia untuk memajukan e-commerce, sistem pembayaran jarak jauh, uang virtual, dan big data semestinya melaju lebih kencang setelah pertemuan Bali.

Agenda penting lain yang perlu ditanggapi serius oleh pemerintah adalah masalah peningkatan sumber daya manusia. Bank Dunia akan merilis indeks sumber daya manusia (human capital index) dalam pertemuan itu. Tujuannya untuk mendorong para pemimpin negara agar menaruh perhatian lebih pada sumber daya manusia dalam rencana pembangunannya.

Untuk Indonesia, hal ini penting. Badan Pusat Statistik meramalkan pada 2025-2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Artinya akan ada surplus sumber daya manusia usia produktif. Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali semestinya menjadi titik tolak bagi pemerintah untuk sungguh-sungguh memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan demikian kita dapat memanfaatkan surplus tenaga kerja produktif untuk mencapai target pembangunan yang lebih tinggi.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

6 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

27 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

35 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

39 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

54 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

55 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya