Menerjemahkan Indonesia

Penulis

Anton Kurnia

Kamis, 4 Oktober 2018 07:30 WIB

Prasasti pencanganan Gerakan "Indonesia Speaks English" oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan di Desa Bahasa Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 1 Desember 2017. Hani Sutrisno mendirikan Desa Bahasa ini diperuntukkan bagi masyarakat sekitar, karena makin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung di kawasan Borobudur. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Anton Kurnia
Anggota Komite Buku Nasional

Tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Penerjemahan Internasional. Tanggal ini diambil berdasarkan tanggal wafatnya Santo Jerome alias Eusebius Hieronymus (347-420), penerjemah Injil ke bahasa Latin yang hidup 16 abad silam dan dianggap sebagai "pelindung" para penerjemah. Peringatan Hari Penerjemahan Internasional ini mulai dilakukan sejak 1991, yang dipelopori oleh Federasi Penerjemah Internasional (FIT).

Penerjemahan sesungguhnya tak sekadar alih bahasa suatu teks, tapi juga pengalihmaknaan wacana dari satu sistem budaya ke sistem budaya lain. Maka, kerja penerjemahan pada hakikatnya adalah satu bentuk diplomasi budaya sekaligus upaya membangun jembatan antarbudaya. Dengan demikian, kerja penerjemahan tak hanya penting dan perlu, tapi juga amat strategis.

Sosiolog terkemuka Cina, Fei Xiaotong (1910-2005), pernah menulis, "Ketika setiap orang menghargai keindahannya sendiri seraya menghargai keindahan orang lain, harmoni akan dapat dicapai di kolong langit." Untuk menghargai keindahan orang lain itu, kita butuh kesediaan mengenali budaya mereka, menghormati perbedaan, serta memaknai persamaan. Salah satunya bisa dilakukan melalui penerjemahan buku dari satu bahasa ke bahasa lain.

Dalam Indonesia International Book Fair di Balai Sidang Jakarta, September lalu, digelar acara bincang santai "Mendobrak Sekat Bahasa, Menembus Pentas Dunia" di stan Komite Buku Nasional. Acara ini menghadirkan beberapa pembicara, antara lain John H. McGlynn, Eka Kurniawan, dan Kartini Nurdin.

Advertising
Advertising

Dalam diskusi itu, mengemuka pentingnya penerjemahan buku-buku karya pengarang Indonesia ke dalam bahasa asing. Sebagai penulis yang karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa, Eka, yang baru saja diumumkan meraih Prince Claus Award dari Kerajaan Belanda, mengatakan penerjemahan karya ke bahasa asing amat diperlukan agar karya seorang penulis bisa dibaca lebih luas. Selain itu, diperlukan lembaga yang menyokong dana penerjemahan, seperti yang dilakukan oleh Komite Buku Nasional melalui program LitRI yang telah berjalan selama tiga tahun dan berhasil mendanai penerjemahan lebih dari 100 buku karya penulis Indonesia ke berbagai bahasa asing.

Saat ini, upaya penerjemahan buku-buku Indonesia di pentas dunia menemukan momen yang tepat dengan penunjukan Indonesia sebagai Negara Fokus Pasar di London Book Fair pada Maret 2019. London Book Fair adalah pekan buku antarbangsa terbesar di dunia setelah Frankfurt Book Fair, tempat Indonesia menjadi Tamu Kehormatan pada 2015.

Seperti dinyatakan John H. McGlynn, penerjemah senior sastra Indonesia ke bahasa Inggris, setelah tampil sebagai Tamu Kehormatan di Frankfurt, mata dunia terbuka terhadap buku-buku karya para penulis Indonesia, termasuk karya sastra. Dalam pameran buku tertua dan terbesar di dunia itu, Indonesia unjuk gigi memperkenalkan kekayaan intelektual dan merebut perhatian internasional. Kita membuka mata dunia bahwa Indonesia juga memiliki buku-buku yang bermutu dan layak disejajarkan dengan karya terbaik lainnya dari berbagai belahan dunia.

Bahkan, menurut data mutakhir Komite Buku Nasional, selama lima tahun terakhir, kita telah berhasil menjual setidaknya 1.100 hak terjemahan buku karya penulis Indonesia dari berbagai genre (fiksi, nonfiksi, buku anak, dan komik) ke berbagai negara dan diterjemahkan ke beragam bahasa. Yang lebih menggembirakan, grafiknya makin meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara itu, jika dihitung dengan buku-buku yang diminati dan sedang dipertimbangkan pembelian hak terjemahannya oleh berbagai penerbit asing, dicapai angka 3.200 judul. Itu jelas satu kemajuan yang luar biasa. Apalagi jika diingat bahwa tujuh tahun silam, misalnya, kita bisa dibilang hanya menjadi konsumen di dunia perbukuan antarbangsa.

Dengan prestasi demikian, amat wajar jika Indonesia menarik perhatian dunia. Kehadiran Indonesia sebagai Fokus Pasar di London Book Fair tahun depan tentu akan menjadi angin segar bagi dunia perbukuan dan literasi kita. Diharapkan akan lebih banyak lagi buku karya penulis Indonesia yang dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, diterbitkan oleh penerbit di seantero dunia, serta dibaca dan dimaknai oleh lebih banyak orang.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

4 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

24 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

33 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

36 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

52 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

53 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya