Tawuran Brutal Geng Sekolah

Penulis

Kamis, 6 September 2018 07:00 WIB

Ilustrasi tawuran. Dok. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

Tawuran antar-anak sekolah yang terjadi di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu dinihari pekan lalu bukan lagi kenakalan remaja biasa. Seorang pelajar tewas dalam kejadian itu. Tawuran tersebut dipicu saling ejek di media sosial. Kedua kelompok akhirnya saling tantang, lalu menentukan waktu dan tempat bertarung. Senjata tajam pun mereka siapkan, termasuk air keras yang digunakan untuk menyiram korban.

Kejadian di Kebayoran Lama itu melibatkan geng Gusdon atau Gusuran Donat, yang anggotanya terdiri atas sejumlah siswa dari Sekolah Menengah Atas Negeri 32 Jakarta Selatan, Madrasah Annajah, dan SMA Moh. Husni Thamrin Tangerang Selatan. Lawan mereka adalah murid SMA Muhammadiyah 15 Jakarta Selatan. Waktu tawuran juga mereka tentukan, yakni malam atau dinihari untuk menghindari polisi.

Kita, dalam hal ini pihak sekolah, orang tua, dan polisi, telah kecolongan. Tawuran selama ini dianggap sebagai kenakalan remaja biasa. Geng yang tumbuh di sekolah-sekolah hanya dipandang sebagai alat untuk mencari jati diri. Kenyataannya, yang mereka lakukan sudah melewati batas.

Sebenarnya, kejahatan remaja seperti yang melibatkan anak sekolah ini bukan hal baru. Di berbagai daerah, perilaku menyimpang ini muncul dengan nama lokal. Di Yogyakarta, misalnya, dikenal dengan sebutan klithih dan di Jawa Barat dengan nama wara-wiri. Bahkan pelaku klithih membuat perencanaan matang, dari membagi tugas, survei lokasi, sampai menyiapkan senjata, sebelum menyerang lawan.

Sayangnya, akar permasalahan ini tidak pernah dicari untuk diselesaikan. Dinas Pendidikan dan polisi baru sibuk ketika ada kejadian yang memakan korban jiwa, tapi tidak pernah ada upaya menuntaskan kasusnya. Sekolah berupaya cuci tangan dan orang tua berusaha menyelamatkan anaknya dari jerat hukum.

Advertising
Advertising

Dalam kejadian di Jakarta Selatan itu, polisi semestinya tidak hanya berfokus pada pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal. Polisi harus mengusut pemicu dari kedua kelompok pelaku tawuran sekaligus menyelesaikannya secara hukum. Pelaku, yang kebanyakan di bawah umur, tetap harus diproses secara hukum meski tidak perlu dijebloskan ke penjara. Mereka harus dibina dengan melibatkan dinas pendidikan, sekolah, dan orang tua.

Polisi, guru, dan orang tua juga perlu lebih aktif melakukan patroli dunia maya. Geng-geng ini biasanya menantang lawan dengan mengunggah tayangan aksi mereka berkeliling kota dengan sepeda motor atau truk seolah-olah memasuki wilayah musuh. Unggahan semacam ini jamak kita jumpai di YouTube.

Pemerintah daerah juga tidak perlu memberlakukan jam malam untuk para pelajar meskipun kebrutalan remaja sudah pada titik rawan. Yang lebih penting sebenarnya adalah kepedulian orang tua terhadap keberadaan anaknya seusai jam sekolah. Kerja sama sekolah dan orang tua menegakkan disiplin dan pengawasan bisa mencegah tawuran antarpelajar. Kerja sama inilah yang harus terus ditingkatkan.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

3 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

13 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

33 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

41 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

45 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya