Memerangi Pungli di Kepolisian

Penulis

Jumat, 24 Agustus 2018 07:00 WIB

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memimpin upacara kenaikan pangkat Pati Polri di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 18 Mei 2018. Sebanyak 12 anggota perwira tinggi polri dilantik pada acara Korps Raport Kenaikan pangkat Pati Polri. Tempo/Fakhri Hermansyah

Penangkapan terhadap Kepala Kepolisian Resor Kediri Ajun Komisaris Besar Erick Hermawan yang melakukan pungutan liar patut kita apresiasi. Ia bersama lima anak buahnya dibekuk oleh Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) bentukan Markas Besar Kepolisian RI.

Erick dan anak buahnya menarik pungutan liar dalam pembuatan surat izin mengemudi. Satgas Saber Pungli mengungkap, Kepala Polres menerima setoran Rp 40-50 juta setiap minggu dari pungutan liar pembuatan SIM itu. Satuan tugas tersebut juga membeberkan bahwa pejabat polisi lalu lintas Polres Kediri menerima jatah 10-15 juta per minggu dari pungutan liar ini. Adapun pegawai rendahan kebagian setoran Rp 2-3 juta per pekan.

Setoran itu dikumpulkan dari pemohon SIM lewat jalur cepat. Mereka dikenai ongkos tambahan di luar biaya resmi yang masuk ke penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Besaran kutipan bervariasi, dari Rp 500 ribu hingga Rp 650 ribu per orang, tergantung jenis SIM-nya. Polisi berkongsi dengan para calo yang berkeliaran di Polres Kediri dan menyetor hasil pungli tiap hari.

Mabes Polri harus bertindak tegas terhadap Erick dan anak buahnya. Tak cukup hanya dianggap melanggar kode etik profesi, mereka juga harus diproses secara hukum. Perbuatan mereka jelas merupakan korupsi. Gebrakan Satgas Mabes Polri itu diharapkan pula tidak berhenti di Kediri. Permainan kotor ala Erick dan kawan-kawan dilakukan di banyak kepolisian. Hampir di setiap polres selalu ada pembuatan SIM lewat jalur cepat atau pembuatan SIM dengan cara "nembak".

Gebrakan itu bisa dimanfaatkan untuk memulihkan citra kepolisian yang buruk di mata publik. Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dikeluarkan pekan lalu menunjukkan kinerja polisi termasuk paling buruk dibanding 12 lembaga negara lain. Kinerja polisi kalah jauh dibandingkan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, yang menempati posisi paling atas berkinerja baik. Sedangkan kinerja Tentara Nasional Indonesia persis di bawah KPK.

Advertising
Advertising

Kinerja polisi dinilai buruk antara lain karena banyak menyalahgunakan wewenang. Keterlibatan petinggi polisi dalam sejumlah kasus korupsi juga memperburuk citra lembaga penegak hukum ini. Skandal yang menonjol antara lain kasus rekening gendut dan korupsi proyek pengadaan simulator surat izin mengemudi.

Untuk membenahi kepolisian, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian bisa memulainya dari gebrakan memerangi pungli. Makin berani Polri menindak aparatnya yang nakal, makin kredibel lembaga ini di mata masyarakat. Penangkapan Kepala Polres Kediri bisa dijadikan titik awal dan diikuti dengan langkah pembersihan di semua polres di seluruh Indonesia. Tanpa gebrakan sistematis, praktik pungli dalam pembuatan SIM akan tetap menjamur.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

29 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

41 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

56 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

57 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya