Kawal Pengelolaan Blok Rokan

Penulis

Senin, 6 Agustus 2018 07:00 WIB

Pengeboran minyak lepas pantai milik Pertamina, 1974.

Pemerintah mesti mengawal keputusan penyerahan Blok Rokan kepada PT Pertamina (Persero) mulai 2021. Keputusan itu berisiko tinggi. Alih-alih memberikan keuntungan, lapangan minyak di Riau itu bisa membebani Pertamina yang saat ini tengah dililit masalah keuangan.

Blok Rokan sejatinya adalah ladang minyak dan gas yang cukup tua. Pertama kali dikelola pada 1924 oleh Caltex, blok ini baru bisa berproduksi pada 1952 dengan hasil 15 ribu barel per hari (bph). Caltex, yang kemudian bersalin rupa menjadi Chevron, secara bertahap meningkatkan produksi minyak di dua lapangan utama Rokan, yakni Minas dan Duri, hingga lebih dari 100 ribu bph. Data terakhir, pada semester pertama lalu, produksi Chevron mencapai 207 ribu bph.

Tantangan utama Pertamina untuk mempertahankan, dan kalau mungkin meningkatkan, produksi minyak di salah satu ladang terbesar di Indonesia tersebut adalah teknologi dan biaya. Dengan rentang usia operasi yang cukup lama, diperkirakan investasi teknologi di Blok Rokan akan cukup mahal.

Saat mengajukan perpanjangan operasi setelah 2021, Chevron menyatakan akan menerapkan teknologi injeksi surfaktan untuk menguras minyak (enhanced oil recovery/EOR) dengan modal US$ 222 juta atau sekitar Rp 3,21 triliun. Itu pun tingkat pengembalian minyaknya hanya 17-22 persen. Untuk produksi 1,2 miliar barel selama 20 tahun, Chevron menganggarkan investasi US$ 88 miliar atau kurang-lebih Rp 1.275,5 triliun.

Pertamina memperkirakan ongkos investasi untuk mempertahankan produksi Blok Rokan mencapai sekitar Rp 1.015 triliun. Jumlah itu termasuk rencana mengebor 7.000 titik baru. Perrtamina berjanji akan menghasilkan pendapatan US$ 57 miliar atau sekitar Rp 827 triliun untuk negara dalam 20 tahun.

Advertising
Advertising

Tentu tidak mudah menanggung beban investasi yang sangat besar itu, di saat Pertamina juga terbebani penugasan di sektor hilir minyak dan gas.

Pemerintah mesti memastikan kesanggupan Pertamina mengelola Blok Rokan. Jangan sampai keputusan menyerahkan ladang minyak dan gas itu kepada Pertamina hanya didasari pertimbangan politik atau alasan naif, seperti mengembalikan kedaulatan negara di sektor energi. Jika hal itu dipaksakan, Pertamina dapat terperosok ke dalam jerat utang yang ujung-ujungnya bakal memberatkan keuangan negara. Sedangkan produksi minyak di Blok Rokan tak tercapai sesuai dengan target.

Jika ada indikasi Pertamina mengalami kelebihan beban dan gangguan pada kinerja keuangannya, jangan menutup opsi untuk bekerja sama dengan pihak lain. Tak perlu jaga gengsi kalau harus kembali menggandeng Chevron. Sebab, selaku operator lama, boleh jadi perusahaan itu punya resep rahasia untuk mengelola Blok Rokan secara efisien.

Hal terpenting dalam pengelolaan sumber daya alam adalah masyarakat dan negara menerima manfaat yang maksimal serta ada kendali atas kualitas lingkungan. Selama pemerintah menerapkan kontrol yang ketat dan mendapatkan bagi hasil yang maksimal, kedaulatan negara di sektor energi pasti terjaga.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya