Kali Item

Penulis

Toriq Hadad

Sabtu, 28 Juli 2018 04:17 WIB

Foto aerial Wisma Atlet Kemayoran di dekat Kali Item di Kemayoran, Jakarta, Jumat, 20 Juli 2018. Menjelang pelaksanaan Asian Games 2018, sebagai salah satu tempat penyelenggaraannya, Kota Jakarta terus berbenah dan mempercantik diri. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Toriq Hadad

Jangan coba cari Kali Item di peta Jakarta. Tidak akan ketemu. Jangan juga bertanya kepada Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno. Dia pasti menolak menjawab. Sandiaga akan bilang begini, "Jangan lagi panggil Kali Item, panggil Kali Sentiong."

Bagi Sandiaga, penyebutan nama kali atau nama orang sama saja, itu seperti doa. "Kalau terus disebut Kali Item, ya dia akan item terus." Coba mulai sekarang dipanggil Kali Bersih, siapa tahu menjelang Asian Games "resep" Sandiaga terbukti benar.

Kali Item, eh, Kali Sentiong ini letaknya di dekat Wisma Atlet Asian Games 2018 di Kemayoran. Lantaran airnya hitam, juga alirannya tersendat, kali kecil itu mengeluarkan bau busuk menusuk. Tidak terbayangkan seandainya para atlet top Asia itu harus hidup dengan bau busuk begitu selama dua minggu. Kalau sampai terjadi, itu jelas kampanye buruk untuk Jakarta yang sudah bersolek dengan anggaran lebih Rp 6,5 triliun itu.

Ternyata sulit sekali mencari solusi yang jernih, untuk kali yang lebih tepat disebut peceren besar berukuran 20 x 685 meter itu. Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan kali itu item sejak bertahun-tahun lalu karena pengelola Jakarta yang dulu tidak memperhatikannya, itu warisan masa lalu. Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi kontan membalas dengan mengatakan gubernur lama sudah maksimal membersihkan kali itu. Tentu saja Edi Marsudi, politikus PDI Perjuangan itu, perlu membela Ahok, gubernur lama yang diusung partainya.

Advertising
Advertising

Harap maklum, buntut pertarungan pilkada Jakarta tahun lalu rupanya masih terbawa-bawa sampai ke Kali Item. Semua urusan masih disangkutpautkan dengan pertarungan Anies Baswedan versus Ahok. Apa pun yang dilakukan atas kali itu akhirnya disoroti dengan angle persaingan politik kubu pengusung Anies dan pembela Ahok.

Pemasangan waring atau jaring hitam, misalnya. Anies yakin jaring itu bisa mengurangi bau. Tapi kubu yang "anti" menyebut "kerudung hitam" itu sia-sia. Kalau kacamata politik ditinggalkan sebentar, dan pendapat ahli didengar, mungkin solusi yang datang akan lebih jernih. Beberapa ahli yakin bahwa solusi untuk Kali Item adalah membuat airnya mengalir. Air yang mengalir membuat oksigen lebih banyak terlarut dalam air. Oksigen menumbuhkan makhluk mikro yang menguraikan zat pencemar. Proses oksidasi terjadi, zat organik di sungai diuraikan menjadi air dan karbon dioksida. Singkatnya, jika air kali mengalir, baunya akan hilang.

Upaya "normal" itu barangkali makan waktu. Sedangkan pembukaan Asian Games tinggal 20 hari lagi. Maka jalan pintas perlu dicari, apalagi pemasangan waring kabarnya kurang efektif. Kementerian Pekerjaan Umum sedang mencoba mendorong aliran Kali Item ke Kali Sunter dengan pompa. Teknik flushing alias penggelontoran ini diharapkan bisa mengusir bau. Paling tidak untuk sementara waktu.

Jalan pintas lain juga dicoba untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara Jakarta: menutup sebagian pintu tol. Sandiaga Uno yakin usaha ini akan membuat atlet lari maraton yang menempuh jalur Sudirman-Thamrin-Harmoni lebih nyaman bertanding. Satu usaha yang memang perlu.

Para atlet Asian Games barangkali akan selamat dari bau busuk Kali Item atau polusi udara Jakarta. Tapi semestinya upaya baik ini juga dipikirkan untuk warga Jakarta, "tuan rumah" Ibu Kota, setelah pesta olahraga mahal itu selesai.

Dari keruhnya Kali Item kita mesti belajar:

betapa sulitnya mencari solusi yang jernih, terutama kalau semua urusan diseret-seret ke kanal politik.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

29 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

41 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

56 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

57 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya