#KamiBersamaNovel

Jumat, 27 Juli 2018 17:45 WIB

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan melambaikan tangan saat menghadiri acara penyambutan dirinya kembali aktif bekerja di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat 27 Juli 2018. Kegiatan itu sekaligus diselenggarakan untuk memperingati 16 bulan kasus penyerangan Novel Baswedan yang belum menunjukkan titik terang. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kejahatan yang dilakukan oleh pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sama sekali tidak boleh dibiarkan, apalagi dilupakan. Novel merupakan salah satu penyidik pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pegawai yang bertugas dan bekerja untuk memperjuangkan hapusnya korupsi di negeri ini.

Malang tak bisa dihindari, pagi usai menunaikan sholat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya dua orang pengendara bermotor secara tiba-tiba menyiram Novel dengan air keras. Aksi keji dan biadab ini, kemudian membuat Novel harus cuti cukup lama dari tempatnya mengabdi di KPK. Kedua belah matanya mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan mata kirinya harus menjalani operasi berkali-kali.

Enam belas bulan sudah berlalu. Dalam masa pengobatan dan pemulihannya yang makan waktu cukup lama, banyak pekerjaan rumah menanti. Akhirnya, sebuah kabar gembira datang dari Novel. Jumat, 27 Juli 2018 ini, Novel akan kembali bekerja. Tentu bukan bekerja sekedar bekerja, tapi kembali berjuang memberantas korupsi bersama rekan-rekannya. Bukan hanya tim satu satgasnya yang merindukan Novel kembali, kami semua pegawai KPK menantikan kiprahnya.

Novel sebagaimana pegawai lainnya adalah manusia biasa. Yang tidak biasa dan luar biasa adalah kegigihan dan kesungguhannya dalam berjuang. Enam belas bulan kami kehilangan sosok yang murah senyum itu. Kehadiran Novel bagi kami tentu menjadi spirit dan sebaliknya memberi sinyal kepada para koruptor bahwa, kami tidak mudah menyerah. Kami tidak sedang menokohkan seorang Novel. Biarlah masyarakat menilainya. Bagi kami kembalinya Novel merupakan wujud keyakinan bahwa kebenaran tidak bisa dikalahkan.

Peristiwa 11 April 2017 pagi itu, sudah dimaafkan oleh Novel. Tapi sebagai penegak hukum kami paham betul, setiap kejahatan harus diusut tuntas. Apalagi peristiwa tersebut terjadi kepada penegak hukum. Negara tidak boleh abai dan lalai mengusutnya.

Sudah enam belas bulan sejak kejadian itu, kita belum mendengar lagi perkembangan pengusutan kasus tersebut. Bahkan, Presiden pun sudah memerintahkan pihak kepolisian untuk mengusutnya sampai tuntas.

Advertising
Advertising

Wajar kiranya kami sebagai pegawai KPK kemudian merasa perlu bertanya, sampai kapan kasus ini akan dibiarkan? Enam belas bulan kasus penyerangan Novel ini terkatung-katung tanpa kejelasan. Persis sama seperti kasus penyerangan terhadap aktifis anti korupsi dari ICW Tama S Langkun, sampai hari ini kita tidak mendengar lagi kabarnya. Bagi kami ini bukan soal Novel saja, ini adalah persoalan serius bangsa.

Novel adalah korban yang diabaikan. Negara tidak boleh kalah oleh para penjahat yang bebas berkeliaran menebar ancaman. Kisah Novel adalah kisah pilu penegakan hukum. Enam belas bulan sudah terlalu lama.

Langkah konkrit polisi mengusut kasus ini selalu kami tunggu, karena itu memang tugasnya. Kami tidak ingin kejadian serupa terus berulang tanpa ada kejelasan. Bahkan, dalam beberapa kesempatan Novel menceritakan teror terhadap dirinya dan keluarga masih terus terjadi. Jika kejahatan keji ini terus dibiarkan dan tidak pernah sampai ke jalur hukum maka, sangat sulit bagi kita semua berharap ada efek jera bagi pelakunya. Polisi harus berani mengungkap pelakunya, tidak hanya operator lapangan tapi juga otak pelakunya.

Negara, sekali lagi tidak boleh abai dan membiarkan teror ini terus berlanjut. Kami merasakan betul bagaimana rasanya bekerja dalam suasana seperti itu. Walau berulang kali pula kami menyatakan kami tidak takut, supaya gerakan pemberantasan korupsi tidak kalah oleh mereka yang tidak menginginkan negeri ini bersih dari korupsi.

Sudah saatnya Presiden memerintahkan aparaturnya untuk mengambil langkah tegas dan serius menyelesaikan kasus Novel ini. Bukan kami saja selaku pegawai KPK akan mendukung tindakan Presiden dan kepolisian, bahkan masyarakat luas akan memberikan apresiasi terhadap langkah nyata yang diambil, yakni pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta.

Langkah ini bukanlah hal baru dalam penegakan hukum negeri ini. Penegakan hukum itu butuh kepastian dan kejelasan. Supaya jalan pemberantasan korupsi yang kami lalui, sejalan dengan niat kita menegakkan hukum dan keadilan di negeri ini.

Dalam soal fasilitas keamanan dan pengamanan bekerja banyak yang harus dibenahi. Pimpinan KPK perlu terus menjalin komunikasi dan sinergi dengan penegak hukum khususnya kepolisian untuk memastikan peristiwa terhadap Novel tidak terulang. Selama ini, bantuan keamanan dan pengamanan dari Polri masih bersifat kasus per kasus. Perlu dipikirkan secara serius, penegak hukum tidak boleh bekerja dalam ancaman.

Bagaimana pun juga, KPK merupakan institusi penegak hukum yang harus dijaga marwahnya. Ini bukan soal Novel, ini adalah soal bagaimana negara melindungi warganya dari kejahatan dan bagaimana Negara menegakkan hukum dan keadilan.

Jokowi dalam waktu setahun ke depan akan sibuk dengan pencapresannya. Kita semua berharap dan tentunya Jokowi selaku Presiden juga tidak mau sejarah mencatat dalam masa kepemimpinannya kasus-kasus kekerasan terhadap warga negara termasuk penyerangan terhadap penegak hukum tidak mampu dituntaskannya.

*Nanang Farid Syam adalah Penasehat Wadah Pegawai KPK

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya